3 Tokoh Pemikir Filsafat Pragmatisme yang Populer
Istilah Pragmatisme Pertama kali muncul pada tahun 1878 dalam artikel yang ditulis oleh Charles Peirce dengan judul How to Make Our Ideas Clear. Jika dilihat secara etimologi, kata Pragmatisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu Pragmatikos yang berarti lihai dan berpengalaman dalam persoalan hukum dan persoalan negara.
Seiring perkembangan Pragmatisme dipahami juga sebagai Aliran Filsafat yang mengajarkan kebenaran adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasil yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian aliran filsafat Pragmatisme mengatakan bahwa bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan terhadap individu-individu.
Fungsi dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, sebab apapun yang ditampilkan pada manusia dalam realita merupakan fakta-fakta individual yang kongkret serta terpisah satu dengan lainnya. Dan aliran pragmatisme mengatakan sebuah ide akan menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan.
Seiring perkembangan Pragmatisme dipahami juga sebagai Aliran Filsafat yang mengajarkan kebenaran adalah segala sesuatu yang membuktikan dirinya benar dengan melihat kepada akibat-akibat atau hasil yang bermanfaat secara praktis. Dengan demikian aliran filsafat Pragmatisme mengatakan bahwa bukan kebenaran objektif dari pengetahuan yang penting melainkan bagaimana kegunaan praktis dari pengetahuan terhadap individu-individu.
Fungsi dasar dari pragmatisme adalah logika pengamatan, sebab apapun yang ditampilkan pada manusia dalam realita merupakan fakta-fakta individual yang kongkret serta terpisah satu dengan lainnya. Dan aliran pragmatisme mengatakan sebuah ide akan menjadi benar ketika memiliki fungsi pelayanan dan kegunaan.
Lihat juga :
Apa Perbedaan Filsafat Ketuhanan dan Teologi ?
Adapun tokoh-tokoh pemikir yang mempengaruhi serta mempopulerkan aliran Filsafat Pragmatisme sebagaimana berikut :
1. Charles Sanders Peirce
Charles Sanders Peirce merupakan seorang filsuf, ahli logika, semiotika dan matematika. Lahir di Cambridge pada 10 November 1839 dan meninggal pada 19 April 1914.
Dengan penemuan filsafat pragmatisme dan juga menjadi salah satu pioner dalam logika matematika di abad ke-19, sehingga dirinya begitu dihormati sampai kini. Salah satu bentuk kalimat penghormatan yang jatuh untuknya, datang dari filsuf Paul Weis yang mengatakan bahwa Peirce "merupakan Filsuf Amerika paling orisinal dan berwarna dan logikawan terbesar di Amerika" (1934).
Pemikirannya tentang filsafat pragmatisme atau filsafat bertindak dapat dilihat dari pemikirannya yang mengatakan bahwa, "suatu hipotesa dianggap benar apabila mendatangkan manfaat".
2. William James
William James adalah seorang filsuf dan psikolog yang terkenal sebagai seorang yang mempopulerkan Mazhab Pragmatisme. William James, lahir di New York city, Amerika Serikat pada 11 Januari 1842 dan meninggal pada 26 Agustus 1910.
Pemikiran terkait pragmatisme terlihat dalam bukunya yang berjudul Pragmatism (1907) yang didalamnya terdapat gambaran secara sistematis tentang cara melihat sebuah, kebenaran, filsafat, pengetahuan, realitas dan fenomena agama yang sebagian besar memberi warna tulisannya dari tahun 1890.
Salah satu pendapat dalam bukunya ini yaitu kebenaran. Menurut William James "Tidak ada kebenaran mutlak yang berlaku umum dan bersifat tetap serta berdiri sendiri, karena kebenaran selalu dapat diubah dan direvisi oleh pengalaman murni".
3. John Dewey
John Dewey yang lahir di Burlington pada tahun 1859 dan meninggal tahun 1952 ini. Merupakan seorang Filsuf asal Amerika Serikat yang juga bermazhab Pragmatisme. Setelah menyelesaikan studi di Baltimore, John Dewey bekerja sebagai guru, dosen dalam bidang filsafat dan bidang pendidikan dibeberapa universitas.
Pemikiran pragmatis dan praktis dari John Dewey di fungsikan pada wilayah pendidikan dengan menganjurkan teori dan metode yang dikenal dengan learning by doing (belajar sambil melakukan). Dari pemikirannya ini John Dewey mengatakan, "Untuk mempelajari sesuatu, orang tidak perlu terlalu belajar untuk sesuatu itu, cukup dengan langsung melakukan apa yang hendak dipelajari, maka dengan sendirinya seseorang akan menguasai gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat".
John Dewey memberikan contoh konkretnya dengan mengatakan, seseorang tidak perlu diajari macam-macam teori, tetapi cukup dengan disuruh masuk langsung kedalam kolam renang dan mulai berenang, dengan begitu seseorang akan menguasai kemampuan berenang dengan cepat.
Demikianlah filsafat pragmatisme tidak ingin masuk kedalam ruang percakapan dan pertanyaan seputar kebenaran, terlebih berfokus pada kebenaran-kebenaran metafisik yang selalu menjadi objek utama pembahasan dalam filsafat barat.
Tokoh Pemikir Filsafat Pragmatisme
Adapun tokoh-tokoh pemikir yang mempengaruhi serta mempopulerkan aliran Filsafat Pragmatisme sebagaimana berikut :
1. Charles Sanders Peirce
Charles Sanders Peirce merupakan seorang filsuf, ahli logika, semiotika dan matematika. Lahir di Cambridge pada 10 November 1839 dan meninggal pada 19 April 1914.
Dengan penemuan filsafat pragmatisme dan juga menjadi salah satu pioner dalam logika matematika di abad ke-19, sehingga dirinya begitu dihormati sampai kini. Salah satu bentuk kalimat penghormatan yang jatuh untuknya, datang dari filsuf Paul Weis yang mengatakan bahwa Peirce "merupakan Filsuf Amerika paling orisinal dan berwarna dan logikawan terbesar di Amerika" (1934).
Pemikirannya tentang filsafat pragmatisme atau filsafat bertindak dapat dilihat dari pemikirannya yang mengatakan bahwa, "suatu hipotesa dianggap benar apabila mendatangkan manfaat".
2. William James
William James adalah seorang filsuf dan psikolog yang terkenal sebagai seorang yang mempopulerkan Mazhab Pragmatisme. William James, lahir di New York city, Amerika Serikat pada 11 Januari 1842 dan meninggal pada 26 Agustus 1910.
Pemikiran terkait pragmatisme terlihat dalam bukunya yang berjudul Pragmatism (1907) yang didalamnya terdapat gambaran secara sistematis tentang cara melihat sebuah, kebenaran, filsafat, pengetahuan, realitas dan fenomena agama yang sebagian besar memberi warna tulisannya dari tahun 1890.
Salah satu pendapat dalam bukunya ini yaitu kebenaran. Menurut William James "Tidak ada kebenaran mutlak yang berlaku umum dan bersifat tetap serta berdiri sendiri, karena kebenaran selalu dapat diubah dan direvisi oleh pengalaman murni".
3. John Dewey
John Dewey yang lahir di Burlington pada tahun 1859 dan meninggal tahun 1952 ini. Merupakan seorang Filsuf asal Amerika Serikat yang juga bermazhab Pragmatisme. Setelah menyelesaikan studi di Baltimore, John Dewey bekerja sebagai guru, dosen dalam bidang filsafat dan bidang pendidikan dibeberapa universitas.
Pemikiran pragmatis dan praktis dari John Dewey di fungsikan pada wilayah pendidikan dengan menganjurkan teori dan metode yang dikenal dengan learning by doing (belajar sambil melakukan). Dari pemikirannya ini John Dewey mengatakan, "Untuk mempelajari sesuatu, orang tidak perlu terlalu belajar untuk sesuatu itu, cukup dengan langsung melakukan apa yang hendak dipelajari, maka dengan sendirinya seseorang akan menguasai gerakan atau perbuatan-perbuatan yang tepat".
John Dewey memberikan contoh konkretnya dengan mengatakan, seseorang tidak perlu diajari macam-macam teori, tetapi cukup dengan disuruh masuk langsung kedalam kolam renang dan mulai berenang, dengan begitu seseorang akan menguasai kemampuan berenang dengan cepat.