Apa Perbedaan Filsafat Ketuhanan dan Teologi ?
Apa Perbedaan filsafat ketuhanan dan Teologi ?
Meskipun keduanya membahas hal yang sama yaitu membahas Tuhan tetapi sebenarnya keduanya tidak sama. Mari kita uraikan lebih jauh lagi tentang perbedaan filsafat ketuhanan dan teologi.
Filsafat ketuhanan yang didasari oleh filsafat maka jikalau dilihat memiliki dasar yaitu berfikir, berfikir secara radix atau radikal (mendasar) dengan begitu setiap keyakinan, pernyataan, gagasan atau apapun yang bermunculan akan selalu di pertanyakan oleh akal sampai menemukan dasar yang kuat sebaliknya jika sesuatu hal masih bisa untuk di pertanyakan, itu artinya bagi filsafat sebuah pemikiran sebuah statement apapun itu belum memiliki landasan yang kokoh.
Misalnya filsafat membicarakan terkait Tuhan. Apa yang dimaksudkan dengan Tuhan? Maka filsafat akan menbedah itu semua secara rasional dengan metode kritis apapun dalil yang dipakai untuk menunjukkan atau membangun kesadaran tentang keberadaan Tuhan, sekali lagi akan di bantah oleh filsafat dari segi manapun.
Dari segi biologi, kosmologi ataupun teologis apapun itu semuanya akan di kritik sebab filsafat di ibaratkan seperti wilayah yang tidak bertuhan tidak ada tembok yang menghalangi untuk mempertanyakan segala sesuatu sampai tembus ke akar-akarnya.
Sedangkan dari pandangan teologi yang merupakan platform keyakinan bukan ranah berfikir seperti filsafat. Menjelaskan dirinya dengan jelas bahwa Teologi merupakan ilmu tentang ketuhanan yang artinya bukan sebuah pencarian dengan pemikiran, sejak awal telah di tetapkan bahwa Tuhan itu ada eksis atau memiliki eksistensi.
Sungguh tidaklah elok berkata ini penjelasan yang paling terbaik dan paling benar. Sebab pencinta kebijaksanaan dicap berdusta jika mengatakan ia telah mencapai kesempurnaan. Demikian semoga bermanfaat.
Sedangkan dari pandangan teologi yang merupakan platform keyakinan bukan ranah berfikir seperti filsafat. Menjelaskan dirinya dengan jelas bahwa Teologi merupakan ilmu tentang ketuhanan yang artinya bukan sebuah pencarian dengan pemikiran, sejak awal telah di tetapkan bahwa Tuhan itu ada eksis atau memiliki eksistensi.
Maka dalam teologi yang menjadi pembahasan bukan lagi proses pencarian tetapi yang dibahas ialah "bagaimana manusia memahami Tuhan" itu secara implisit menjelaskan bahwa Tuhan pasti ada. Dan yang harus kita lakukan adalah mencoba memahaminya agar lebih dalam mengenali Tuhan. Demikian teologi menjelaskan dirinya bahwa sebenarnya yang menjadi pilar dasar dari teologi yaitu (keyakinan).
Kita hanya akan mendapati pertanyaan seperti ini dalam teologi misalnya. Bagaimana cara meyakini keberadaan Tuhan? atau Bagaimana hubungan tuhan dengan kehidupan ? Bagaimana relasi dengan alam, manusia, hewan dan tumbuhan? Bagaimana langkah mendekatkan diri dengan Tuhan?.
Secara sadar kita tidak akan menemukan pula pertanyaan demikian ini dalam teologi misalnya. Apakah Tuhan itu ada atau tidak ? Pertanyaan demikian hanya ada dalam filsafat karena dalam teologi merasionalkan tuhan dengan begitu orang-orang yang meyakini keberadaan Tuhan dengan mudah merasakan sensasi berdekatan dengan Tuhan.
Jikalau dapat kita tarik kesimpulan dalam penguraian pembahasan maka yang dapat kita asumsikan bahwa titik perbedaannya berada pada metodologi. Filsafat ketuhanan yang identik dengan sandaran akal Budi atau apa yang disebut sandaran filosofis dan bagi kaum agamawan akan menambahkan sandaran wahyu dalam usaha memikirkan Tuhan secara absolute.
Kita hanya akan mendapati pertanyaan seperti ini dalam teologi misalnya. Bagaimana cara meyakini keberadaan Tuhan? atau Bagaimana hubungan tuhan dengan kehidupan ? Bagaimana relasi dengan alam, manusia, hewan dan tumbuhan? Bagaimana langkah mendekatkan diri dengan Tuhan?.
Secara sadar kita tidak akan menemukan pula pertanyaan demikian ini dalam teologi misalnya. Apakah Tuhan itu ada atau tidak ? Pertanyaan demikian hanya ada dalam filsafat karena dalam teologi merasionalkan tuhan dengan begitu orang-orang yang meyakini keberadaan Tuhan dengan mudah merasakan sensasi berdekatan dengan Tuhan.
Jikalau dapat kita tarik kesimpulan dalam penguraian pembahasan maka yang dapat kita asumsikan bahwa titik perbedaannya berada pada metodologi. Filsafat ketuhanan yang identik dengan sandaran akal Budi atau apa yang disebut sandaran filosofis dan bagi kaum agamawan akan menambahkan sandaran wahyu dalam usaha memikirkan Tuhan secara absolute.
Baca juga :
Tulisan ini adalah kisi kisi akhir dari materi yang di presentasikan dalam kajian di persimpangan meja paling kanan oleh saya. Dalam kajian kala itu diupayakan penjelasannya ringkas dan sehingga di pahami dengan mudah mengenai perbedaan dalam filsafat ketuhanan dan teologi itu sendiri.
Sungguh tidaklah elok berkata ini penjelasan yang paling terbaik dan paling benar. Sebab pencinta kebijaksanaan dicap berdusta jika mengatakan ia telah mencapai kesempurnaan. Demikian semoga bermanfaat.
Awin Buton