Biologi Manusia Menjawab dan Agama Menyetujui

"Manusia itu asalnya dari tanah, makan hasil tanah, berdiri diatas tanah dan akan kembali ke tanah. Lalu kenapa masih bersifat melangit ? Buya Hamka

Jikalau anda bertanya cara berpikir secara filsafat atau dasar dari orang berfilsafat jawabannya ialah bertanyalah atau mempertanyakan sesuatu yang ada atau yang tidak ada. Dari sini saya mencoba menerapkan metode ini dengan mempraktekkan dengan cara berdiskusi dengan seorang kenalan calon dokter saya tentang konsep kehidupan manusia.

Apakah pertanyaan mengenai kapan manusia mulai hidup adalah pertanyaan biologis dan bukanlah masalah filosofis, agama, hukum dan sebagainya?

Memang benar jawaban mengenai kapan manusia mulai hidup mempunyai dampak yang begitu luas mencakup berbagai bidang seperti filosofis, agama, hukum dan lainnya. Akan tetapi, hanya biologi yang bisa menjawab mengenai awal hidup manusia pertama adalah fakta biologis, kita akan melihat bahwasannya hidup manusia itu dimulai dengan fertilisasi.

Fertilisasi (pembuahan) merupakan proses yang sangat menentukan dan sangat penting sekali, sebab pada waktu itulah terjadi beberapa kejadian yang menghasilkan antar lain:

Genom embrio itu mulai terjadi persatuan antara gen pria dan wanita hingga bentuk genom yang baru. Genom yang baru akan menjadi identitas biologis yang dibawakan sepanjang hidupnya dan tidak akan berubah. Genom yang lengkap biasanya terjadi dan terbagi dari 50 % ibu dan 50% dari ayah. Fertilisasi ini juga membuat dan melengkapi jumlah kromosom yang lengkap sebagai syarat menjadi manusia.

Demikian juga dengan jenis kelamin anak di tentukan saat pembuahan. Ovum yang hanya memiliki kromosom X saja sedangkan dalam Sperma terdapat kromosom X dan ada juga yang berkromosom Y. Dari kebanyakan kasus seandainya sperma yang berkromosom X yang membuahi akan menjadi anak perempuan dan jikalau yang membuahi merupakan sperma kromosom Y maka yang terjadi ialah anak berjenis kelamin laki-laki. Dengan kata lain yang menentukan jenis kelamin anak adalah dari pihak lelaki atau ayahnya.

Setelah fertilisasi ini berlangsung perkembangan selanjutnya terjadi mengikuti proses yang sistematis dan berurutan. Zygote atau sel telur tersebut yang berkembang berkesinambungan tanpa adanya keterputusan proses ( diskontinuitas ) sampai mencapai tujuan akhir menjadi manusia.

Penjelasan dalam diskusi ini bersesuaian dengan pendapat agama Islam dalam proses penciptaan manusia sebagaimana berikut:

QS. Al Insan ayat 2.

" sungguh kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang kami hendak menguji (dengan perintah dan larangan) karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat" .

Adapun ayat yang lebih secara detail menjelaskan bahwa penciptaan yang terjadi melalui proses dan tahapan yang telah di tetapkan oleh Allah SWT sebagai berikut :

Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (Rahim) kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia mahluk yang (berbentuk) lain. Maka maha suci Allah pencipta yang paling baik. QS. Al-Mu'minun 12-14

Dari hasil diskusi diatas saya mencoba mengambil dan melihat pandangan lain dari sisi teologi dan menemukan bahwa pendapat proses awal kehidupan dalam pandangan ilmu pengetahuan (biologi) memiliki kesesuaian dengan pandangan agama Islam.

Saya sadar dan menyadari bahwa keterangan hasil diskusi diatas ini belumlah cukup menjelaskan perkara kehidupan namun yang menjadi poin yang perlu digarisbawahi ialah kita semestinya berupaya mengetahui sesuatu dan mencoba mengkomparasikan sesuatu dengan harapan menemui pengetahuan yang lebih universal. 

Biologi Manusia Menjawab dan Agama Menyetujui

Selebihnya jangan malu bertanya karena ada pepatah dari saya yang berbunyi.

"Malu bertanya sesat di jalan (selalu) ". Dan bonus quote dari pelopor teori relativitas

"Ilmu Tanpa Agama Buta, Agama Tanpa Ilmu Lumpuh" Albert Einstein.

Awin Buton

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel