Apa yang dimaksud Filsafat Dialektika Hegel ?
Saya secara pribadi mengenal Hegel lewat buku yang diberikan oleh seorang senior, ketika awal berkecimpung dalam salah satu organisasi mahasiswa eksternal kampus, dengan status mahasiswa baru sudah barang tentu saya mulai bertanya-tanya seberapa pentingkah sosok ini sehingga saya diminta untuk membaca tentangnya. Sebulan penuh saya habiskan duduk dengan buku tersebut, dan perlahan mulai mengenal seorang Hegel serta memahami sedikit demi sedikit metode Dialektika dan pemikiran lain yang di bangun olehnya.
Sekarang saya dapat berasumsi bahwa didalam dunia organisasi mahasiswa eksternal, sebagian besar tentunya mengenal sosok Hegel, seorang Filsuf yang mempopulerkan kembali kata Dialektika yang dipakai oleh Filsuf Plato pada zamannya. Metode Dialektika dikemukakan oleh Hegel, dengan memaknai Dialektika ke dalam trilogi yaitu Tesis, Anti-tesis dan Sintesis. Menurutnya tidak ada satupun kebenaran yang absolut karena berlaku hukum Dialektika yang di gagasnya, maka daripada itu yang absolut hanyalah semangat revolusioner atau yang dimaksud perubahan atau pertentangan atas tesis oleh anti tesis menjadi sintesis.
Istilah Dialektika berasal dari kata Dialog yang memiliki makna komunikasi dua arah. Istilah ini diperkirakan telah ada sejak zaman Yunani kuno dengan maksud bahwa segala sesuatu berubah. Wikipedia.
Hegel sendiri adalah seorang filsuf idealis, Jerman terkenal yang memiliki nama lengkap George Wilhelm Friedrich Hegel, yang lahir pada 17 Agustus 1977 di Stuttgart dan meninggal pada 14 November 1831. Semasa hidupnya Hegel berprofesi sebagai Guru Besar di Universitas Heidelberg dan Universitas Berlin Jerman. Pemikiran filsafat yang dibangun oleh Hegel termurah aliran idealisme yang menekankan pada subyektifitas. Subyektifitas yang dibangun meliputi seluruh kenyataan yang cukup untuk diri sendiri. Ungkapannya yang menggambarkan maksudnya ini adalah " Yang nyata adalah sama dengan yang dipikirkan, jadi pikiran adalah kenyataan".
Baginya kenyataan tidak lain merupakan penampakan diri dari akal yang tidak memiliki batas, akal juga adalah pemikiran yang memikirkan dirinya sendiri dan mengaktualisasikannya dalam proses sejarah. maka dari keseluruhan serta kesatuan proses itu pada akhirnya semua pertentangan bisa di sesuaikan.
Sekarang saya dapat berasumsi bahwa didalam dunia organisasi mahasiswa eksternal, sebagian besar tentunya mengenal sosok Hegel, seorang Filsuf yang mempopulerkan kembali kata Dialektika yang dipakai oleh Filsuf Plato pada zamannya. Metode Dialektika dikemukakan oleh Hegel, dengan memaknai Dialektika ke dalam trilogi yaitu Tesis, Anti-tesis dan Sintesis. Menurutnya tidak ada satupun kebenaran yang absolut karena berlaku hukum Dialektika yang di gagasnya, maka daripada itu yang absolut hanyalah semangat revolusioner atau yang dimaksud perubahan atau pertentangan atas tesis oleh anti tesis menjadi sintesis.
Istilah Dialektika berasal dari kata Dialog yang memiliki makna komunikasi dua arah. Istilah ini diperkirakan telah ada sejak zaman Yunani kuno dengan maksud bahwa segala sesuatu berubah. Wikipedia.
Hegel sendiri adalah seorang filsuf idealis, Jerman terkenal yang memiliki nama lengkap George Wilhelm Friedrich Hegel, yang lahir pada 17 Agustus 1977 di Stuttgart dan meninggal pada 14 November 1831. Semasa hidupnya Hegel berprofesi sebagai Guru Besar di Universitas Heidelberg dan Universitas Berlin Jerman. Pemikiran filsafat yang dibangun oleh Hegel termurah aliran idealisme yang menekankan pada subyektifitas. Subyektifitas yang dibangun meliputi seluruh kenyataan yang cukup untuk diri sendiri. Ungkapannya yang menggambarkan maksudnya ini adalah " Yang nyata adalah sama dengan yang dipikirkan, jadi pikiran adalah kenyataan".
Baginya kenyataan tidak lain merupakan penampakan diri dari akal yang tidak memiliki batas, akal juga adalah pemikiran yang memikirkan dirinya sendiri dan mengaktualisasikannya dalam proses sejarah. maka dari keseluruhan serta kesatuan proses itu pada akhirnya semua pertentangan bisa di sesuaikan.
Dalam filsafat Hegel ketika pikiran, kenyataan mencapai puncak itu berarti tidak ada pikiran yang baru, begitu juga fakta yang baru itu tidak ada. Atas dasar itu jalan yang ditempuh untuk memahami kenyataan ialah mengikuti gerakan pikiran atau konsep, dengan begitu perkembangan sejarah akan mudah dipahami. Baginya struktur pikiran sama dengan proses genetis dalam kenyataan, dari itu metode dan teori atau sistem tidak dapat dipisahkan dan saling menentukan.
Dengan konsep mengikuti dinamika dan kenyataan diatas, maka metode yang dibangun oleh Hegel disebut dialektis, Dialektika Hegel dikemukakan dengan tiga langkah, langkah pertama mengajukan pengertian, langkah kedua ialah mengemukakan lawannya dan langkah ketiga mendamaikan keduanya. Metode ini belakangan yang disebut Tesis, Anti-tesis dan Sintesis diatas.
Dengan konsep mengikuti dinamika dan kenyataan diatas, maka metode yang dibangun oleh Hegel disebut dialektis, Dialektika Hegel dikemukakan dengan tiga langkah, langkah pertama mengajukan pengertian, langkah kedua ialah mengemukakan lawannya dan langkah ketiga mendamaikan keduanya. Metode ini belakangan yang disebut Tesis, Anti-tesis dan Sintesis diatas.
Lihat juga : Penjelasan Kritik Marxian Terhadap Gagasan Hegel
Secara garis besar langkah pertama adalah seorang untuk mengemukakan konsep atau pengertian yang dapat diterima secara lazim sehari-hari secara spontan, langkah kedua adalah pengingkaran terhadap pengertian pertama,. Sebab dalam Dialektika, pemikiran tidak perlu darimana munculnya, akan selalu memunculkan lawannya. Maka langkah ketiga hadir sebagai penyelesaian yang mengingkari pengingkaran itu, atau sebaliknya mengiyakan pengingkaran itu, dengan cara-cara dianalisis bersama. dengan begitu kedua kontradiksi tersebut saling memperkaya, memperluas sehingga keduanya menjadi lebih kongkrit.
Walaupun hasil analisis yang muncul dari kontradiksi diatas salah, yang kemudian dianggap kebanyakan orang sebagai penyakit pemahaman, namun bagi Hegel, hasil kontradiksi itu dirombak menjadi motor Dialektika yang berjalan sebagai tahapan yang mutlak harus dilalui untuk mencapai kebenaran.
Sebelum mengakhiri dengan kata penutup, saya ingin mengatakan bahwa kekayaan pemikiran Hegel begitu luas, apa yang saya kemukakan di atas adalah berdasarkan apa yang masih saya ingat ketika membaca buku tentang Hegel.
Walaupun hasil analisis yang muncul dari kontradiksi diatas salah, yang kemudian dianggap kebanyakan orang sebagai penyakit pemahaman, namun bagi Hegel, hasil kontradiksi itu dirombak menjadi motor Dialektika yang berjalan sebagai tahapan yang mutlak harus dilalui untuk mencapai kebenaran.
Sebelum mengakhiri dengan kata penutup, saya ingin mengatakan bahwa kekayaan pemikiran Hegel begitu luas, apa yang saya kemukakan di atas adalah berdasarkan apa yang masih saya ingat ketika membaca buku tentang Hegel.
Maka tentu begitu terbatasnya apa yang uraikan, diibaratkan seperti satu kerikil dari beribu-ribu kerikil di pesisir pantai, itulah gambaran tulisan diatas. Demikianlah uraian singkat tentang Metode Dialektika yang dikemukakan oleh seorang Frederick Hegel. Terimakasih