5 Tokoh Pemikir Aliran Filsafat Strukturalisme

Filsafat Strukturalisme merupakan metodologi unsur budaya manusia yang harus dipahami dalam hal hubungan manusia dengan hal yang lebih besar. Dengan kata lain sistemnya secara universal atau umum yang disebut dengan sistem Struktural. Strukturalisme bekerja untuk mengungkap struktur yang mendasari segala hal yang manusia lakukan, pikiran dan yang di rasakan.

Ungkapan ini diperkuat dengan pendapat dari filsuf yang bernama Simon Blackburn yakni. "Strukturalisme adalah keyakinan bahwa fenomena kehidupan manusia yang tidak dimengerti kecuali melalui ketertarikan mereka. Hubungan ini merupakan struktur dan variasi lokal dalam fenomena yang muncul dipermukaan dan ada hukum konstan dari budaya abstrak". 

Strukturalisme sendiri berkembang di Eropa pada awal tahun 1900-an dalam bidang linguistik struktural dan kemudian mengalami peningkatan dari model struktutalis penalaran yang telah ada dalam berbagai bidang termasuk antropologi, sosiologi, psikologi, kritik sastra, ekonomi dan arsitektur. Sebagai gerakan intelektual, Strukturalisme memiliki tujuan adalah mencari struktur terdalam dari realitas yang tampak kacau dan beragam di permukaan secara ilmiah. 

Lihat juga : 


Aliran Filsafat Strukturalisme dalam Ilmu Psikologi

Berikut adalah beberapa Tokoh-tokoh penting yang memiliki kontribusi dalam perkembangan Strukturalisme. Mari kita bahas satu persatu.

1. Ferdinand de Saussure

Ferdinand de Saussure merupakan salah seorang linguis dari Swiss yang dipandang sebagai salah satu bapak Linguistik dan simiotika modern. Beliau lahir di Jenewa 26 November 1857 dan meninggal pada 22 Februari 1913 di Vufflens-le- Chateau, Swiss. 


Ferdinand de Saussure juga dikenal sebagai penemu struktur bahasa (linguistik). Ferdinand de Saussure berargumen untuk mengalahkan para sejarawan yang memakai pendekatan Filologi, maka Ferdinand de Saussure menganjurkan pendekatan Ilmiah dengan melalui sistem yang terdiri dari elemen dan peraturannya dalam pembuatan yang bertujuan menolong komunikasi dalam masyarakat. Sebab Ferdinand de Saussure memandang komunikasi sebagai lumbung dari tanda-tanda wacana yang diberikan oleh sebuah komunitas.

Selebihnya bahasa buat Ferdinand de Saussure merupakan interpretasi utama dunia dan menuntut suatu ilmu yang disebut, Semiologi atau ilmu ketandaan ( Studi Semiotik), dimana ilmu ini adalah studi tentang makna keputusan, yang termasuk studi tentang tanda-tanda dan proses tanda seperti, indikasi, penunjukan, kemiripan, analogi, metafora, simbolisme, makna dan komunikasi.

2. Claude Levi-Strauss

Claude Levi-Strauss merupakan bapak Antropologi Modern, yang lahir pada 28 November 1908 di Prancis dan meninggal pada tanggal 30 Oktober 2009, di usianya yang memasuki 100 tahun.

Claude Levi-Strauss berpendapat bahwa pemikiran primitif memiliki struktur yang sama dengan pemikiran yang beradab dan bahwa ciri-ciri manusia sama dimana saja.

Pengamatannya ini terdapat dalam bukunya yang berjudul Tristes Tropiques, dan memiliki metode yang serempak yaitu Antropologi dan Linguistik, unsur-unsur yang di fokuskan adalah mengenai mitos, adat istiadat dan masyarakat itu sendiri. 


Dalam proses analisisnya, manusia dipandang sebagai suatu porsi dari struktur yang tidak dikonstitusikan oleh analisis itu, melainkan di larutkan dengan analisis tersebut. Sebab perubahan penekanan dari manusia ke Struktur merupakan ciri umum pemikiran struktutalis.

3. Jacques Lacan

Jasques Marie-Emile Lacan adalah psikoanalis terkenal yang lahir di Prancis pada 13 Apri 1901 dan meninggal dunia pada 9 September 1981 di usianya yang ke 80 tahun .

Dalam psikologinya, Lacan mengembangkan psikoanalis Sigmund Freud berbasis Semiologi dengan bantuan model Linguistik dari Ferdinand de Saussure dan Levi de Strauss untuk pendapat dengan bahasa dan argumen sebagai sebuah tatanan kode, bahasa dalam percakapan yang dapat mengungkapkan ketidaksadaran antar psikolog dan orang atau pasien, karena bahasa selalu bergerak dan dinamis, termasuk metafora, metonomi, kondensasi serta pergeseranya. 


Maka percakapan menurutnya merupakan seuntai rantai yang mengungkapkan penanda-penanda seperti, mimpi, gejala neurosis, salah tindakan dan lainnya.

4. Paul Michel Foucault

Foucault merupakan filsuf yang lahir di Prancis tepatnya di Poitiers 15 Oktober 1926 dan menghembuskan nafas terakhirnya di Paris, 25 Juni 1984 pada usia 57 tahun. Selebihnya Michel Foucault, merupakan filsuf yang disebut sebagai pemikir Post-Strukturalisme dan Postmodernisme, walaupun Foucault selalu menolak lebelitas itu dan lebih memilih sebagai sejarah kritis modernitas. 


Pemikiran Strukturalisme Foucault lebih mengarah pada filsafat, dengan mengatakan bahwa Strukturalisme modern atau Post-Strukturalisme dalam bidang filsafat adalah dengan mendekati subjektivitas dari generasi dalam wacana epestemik dari tiruan maupun pengungkapannya.

5. Roland Gerard Barthes

Roland Gerard Barthes merupakan seorang sastra teori, filsuf, Kritikus dan semiotika, yang lahir di Prancis pada tanggal 12 November 1915 dan meninggal dunia pada 26 Maret 1980. Pandangannya dalam Strukturalisme dikenal dengan fokusnya mengembangkan dan memperluaskan bidang semiotika melalui analisis berbagai sistem tanda, terutama yang berasal dari budaya populer barat. Dan dari pengembangan studi tentang tanda-tanda ini berguna dalam introgasi untuk menunjukkan penipuan dari suatu hal. 


Seperti dalam bukunya yang berjudul The Fashion System, Barthes menunjukkan bagaimana pemalsuan tanda dapat dengan mudah diterjemahkan ke dalam kata-kata dan dalam karyanya ini, Barthes juga menjelaskan bagaimana dalam dunia mode kata apapun bisa sarat dengan penekanan borjuis yang idealis.

Roland Barthes juga menerapkan analisis Strukturalis pada kritik sastra dengan menganggap berbagai macam ekspresi atau analisis bahasa sebagai bahasa yang berbeda-beda. Dan tugas kritik sastra adalah terjemahan, yaitu mengekspresikan sistem formal yang telah dibentangkan penulisnya dengan suatu bahasa. Meskipun hal ini terikat dengan kondisi zamannya.

Demikianlah penjelasan singkat tentang tokoh-tokoh Strukturalisme yang secara langsung memiliki pemikiran dan berkontribusi terhadap perkembangan dari filsafat Strukturalisme itu sendiri. Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel