Bapak Bangsa Indonesia yang Berhaluan Pemikiran Kiri "Revolusioner" ( Bagian I)

Bapak Bangsa Indonesia yang Berhaluan Pemikiran Kiri "Revolusioner" - Istilah kiri muncul dilatarbelakangi oleh revolusi Prancis yang dimana pada saat itu muncul selogan atau semboyan seperti, kebebasan, kesamaan dan persaudaraan begitu populer dan menjadi daya tarik untuk massa revolusioner. Dari para kaum revolusioner inilah yang bersatu dan membuat persatuan pergerakan hingga meruntuhkan kaum feodal pada waktu itu.

Pada dasarnya istilah kiri selalu identik dengan kaum revolusioner yang selalu bertentangan dengan penguasa. Berikut adalah bapak bangsa Indonesia yang berhaluan kiri :

1. H. O. S Cokroaminoto

Raden Haji Oemar Said Cokroaminoto atau lebih dikenal dengan nama Cokroaminoto, lahir di Ponorogo, Jawa Timur pada tanggal 16 Agustus 1882 dan meninggal pada tanggal 17 Desember 1934 di Jogjakarta.

Cokroaminoto dikenal sebagai salah satu tokoh yang mempelopori pergerakan dan juga sebagai salah satu guru para pemimpin dan pemikir besar bangsa di Indonesia. Seperti, Samaun, Musso, Alimin, Kartosoewirjo, Tan Malaka dan Soekarno serta lainnya.

Selebihnya dari pemikirannya, diketahui beliau juga memperkenalkan beberapa ideologi kepada masyarakat Indonesia pada masa perjuangan kemerdekaan. Salah satu ideologi yang sarat dengan sosok Cokroaminoto yaitu Sosialisme.

Dalam bukunya yang berjudul 'Islam dan Socialisme, terbit tahun 1924', seorang Cokroaminoto pernah berkata bahwa, "Umat Islam beruntung dan wajib berterima kasih kepada Marx dan Engels, karena telah menambah jelasnya kesatuan sosialisme yang dibawah oleh nabi Muhammad.

Pembuktian bahwa Cokroaminoto adalah tokoh Indonesia berpaham kiri, di lihat pula dalam ungkapan Buya Hamka ketika mengikuti selesai mengikuti kursus dari Cokroaminoto ditahun 1920. Yaitu sebagai berikut: "Cokroaminoto tidak pernah mencelah pemikiran Karl Marx dan Friedrich Engels".

2. Tan Malaka (1897-1949 M)

Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka atau lebih dikenal dengan sebutan Tan Malaka, lahir di Nagari Pandam Gadang, Gunung Omeh, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, pada tanggal 2 Juni 1897 dan meninggal di desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur 21 Februari 1949.

Tan Malaka adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan Pahlawan Nasional Indonesia, yang pada masa mudanya pergi meninggalkan kampung halaman untuk menimba ilmu ke negeri Belanda. Selama kuliah di Belanda, pengetahuannya tentang revolusi mulai muncul dan meningkat setelah membaca buku the Franch Revolution atau Revolusi Prancis karangan Ian Davidson .

Setelah revolusi Rusia pada tahun 1917, Tan Malaka mulai lebih menunjukkan ketertarikannya dalam mempelajari paham Sosialisme dan paham Komunisme. Ditambah pertemuannya dengan Henk Sneevliet, pendiri ISDV ( Perhimpunan Demokratis Sosial Hindia pada tahun 1914. Dimana dari organisasi inilah yang menjadi embrio dari berdirinya Partai Komunis Indonesia.

Selanjutnya perjuangan kemerdekaan Indonesia Tan Malaka tertuang secara pemikiran yang matang dalam bukunya yang berjudul Materialisme Dialektika Logika (Madilog), terbit pada tahun 1943, buku Gerilya Politik ekonomi (Gerpolek), terbit pada tahun 1948 dan Naar de Republiek Indonesia 1925.

3. Ir. Soekarno

Soekarno adalah Presiden pertama Republik Indonesia dan juga sebagai pelaku penting dalam perjalanan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Peneleh, Surabaya, Jawa Timur dan meninggal pada 12 Juni 1970 di Jakarta.

Pemahaman sosialisme yang dimiliki sejak masih menjadi anak kosan dan sekaligus menjadi murid di rumah Cokroaminoto pada kala mudanya, menjadi percikan api yang kian makin membara hingga ia dewasa, semua itu ditandai dengan terjunnya seorang Soekarno kedalam dunia pergerakan dan politik.

Ketertarikan Soekarno muda tentang pergerakan kiri pernah diutarakan dalam buku autobiografinya berjudul : Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat (1966), sebagai berikut " pada waktu muda-mudi yang lain menemukan kekasihnya satu sama lain, aku mendekam dengan Das Kapital ".

Dari semangat revolusionernya itu, Soekarno kemudian bergabung kedalam kelompok studi yang menerbitkan majalah Indonesia Muda. Dimana, Soekarno juga ikut menulis gagasannya dengan karangan yang berjudul, Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme di tahun 1926. yang nantinya menjadi cikal bakal munculnya Nasakom pada awal tahun 1960-an. 

Ungkapan terkenal Soekarno yang membuktikan bahwa ia merupakan seorang tokoh kiri ialah sebagai berikut 'Pendek kata, kalau saudara mengaku atau menamakaan dirimu anak bung Karno, saya tidak mau punya anak yang tidak kiri. Ya, saya tidak mau punya anak yang tidak kiri'. 

Bapak Bangsa Indonesia yang Berhaluan Pemikiran Kiri "Revolusioner"

Demikianlah penjelasan singkat tentang Bapak Bangsa Indonesia yang Berhaluan Pemikiran Kiri "Revolusioner" dari tiga tokoh bangsa Indonesia yang berhaluan kiri. Sampai berjumpa di pembahasan bagian kedua.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel