Bapak Bangsa Indonesia yang Berhaluan Pemikiran Kiri "Revolusioner" ( Bagian II)

Pada tulisan sebelumnya saya telah membahas bagian pertama dari Bapak Bangsa Indonesia yang Berhaluan Pemikiran Kiri "Revolusioner" (Bagian I) jadi sebelumnya membaca bagian kedua, diwajibkan untuk membaca tulisan sebelumnya lebih dulu. Baca : Bapak Bangsa Indonesia yang Berhaluan Pemikiran Kiri "Revolusioner" ( Bagian I)

Di zaman modern sekarang, tak jarang ada orang yang masih alergi terkait pemikiran kiri, karena masih ada anggapan bahwa pemikiran kiri yang berasal dari sosialis marxisme merupakan sesuatu yang berbahaya dan menyesatkan. Bahkan yang tak kalah anehnya, semua yang berbau pemikiran kiri dianggap bertentangan dengan cita-cita bangsa. Padahal jika dipelajari lebih jauh tentang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dahulu, maka akan ditemukan para founding father semuanya hampir mengawali perlawanan terhadap penjajah dengan dasar pemikiran kiri.

Seperti ungkapan di tulisan bagian pertama bahwa, Pada dasarnya istilah kiri selalu identik dengan kaum revolusioner yang selalu bertentangan dengan penguasa.

Pada tulisan bagian sebelumnya kita telah selesai membahas pemikiran kiri dari ketiga bapak bangsa. yaitu, H. O. S. Cokroaminoto, Tan Malaka dan Ir. Soekarno. Berikut nama-nama bapak bangsa Indonesia yang berhaluan kiri:

4. Amir Syarifuddin

Amir Syarifuddin Harahap atau lebih dikenal Amir Syarifuddin merupakan seorang Politikus, Sosialis dan juga seorang pemimpin terawal Republik Indonesia, yang lahir pada tanggal 27 April 1907 di Medan dan menghembuskan nafas terakhir di tanggal 19 Desember 1948 di Surakarta.

Amir Syarifuddin pernah menjabat sebagai Perdana Menteri saat revolusi Indonesia tengah berlangsung dan juga pernah menjadi pemimpin sayap kiri terkemuka pada masa revolusi, dengan terlibat dalam pergerakan bawah tanah "underground" untuk memperjuangkan kemerdekaan.

Disela-sela kesibukannya sebagai seorang penulis dan redaktur majalah koran, tepatnya pada tahun 1931 Amir Syarifuddin menjadi salah satu tokoh yang terlibat dalam berdirinya Partai Indonesia atau Partindo dan selain itu, Amir Syarifuddin juga mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia atau Gerindo.

Meskipun dikenal sebagai salah satu pilar pendiri bangsa bersama dengan Soekarno, Hatta dan Syahrir namun nama Amir Syarifuddin seolah diabaikan dan dilupakan dalam buku-buku sejarah Indonesia.

5. Sutan Syahrir (1909-1966 M)

Sutan Syahrir merupakan seorang intelektual, perintis Kemerdekaan dan revolusioner kemerdekaan Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Maret 1909 di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat dan meninggal pada tanggal 9 April 1966 di Zurich Swiss.

Syahrir pernah berstudi sebagai mahasiswa fakultas hukum University of Amsterdam. Dimasa menimbah ilmu di Gemeentelijke University of Amsterdam. Dikampus inilah Syahrir semakin jauh mendalami mengenai teori-teori sosialisme secara keseluruhan dan juga mulai menjalani hubungan baik dengan pimpinan Klub Mahasiswa Sosial Demokrat, yaitu Salomon Tas.

Disisi lain Syahrir juga aktif dalam Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Belanda yang dipimpin oleh Muhammad Hatta kala itu. Setelah kembali ke tanah air, Syahrir bersama Hatta mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI baru). Sebagai organisasi pencetak kader-kader pergerakan Indonesia dan pada tahun 1948.

Tulisan-tulisan Syahrir yang dikatakan sebagai karya besarnya terdapat dalam bukunya yang berjudul Perjuangan Kita 1945. Sebuah kumpulan pamflet yang memuat risalah dan peta persoalan dalam revolusi Indonesia. Sekaligus juga memiliki analisis ekonomi-politik dunia setelah selesai perang dunia II.

Syahrir kemudian mendirikan Partai Sosialis Indonesia, sebagai partai alternatif selain partai lain yang tumbuh dari komunis. Meskipun Partai Sosialisme Indonesia berhaluan kiri, akan tetapi Syahrir menolak sistem kenegaraan seperti Uni Soviet. Baginya, 'Sosialisme ialah menjunjung tinggi derajat kemanusiaan dengan mengakui dan menghargai persamaan derajat manusia'

Demikianlah penjelasan singkat tentang kedua bapak bangsa Indonesia yang berhaluan kiri. Tokoh pemahaman kiri dizaman sekarang masih ada, namun yang membedakan sekarang dengan jaman dulu yaitu zaman dulu penguasanya adalah para kolonial "penjajah" yang menjadi lawan tokoh pemikir kiri. dan di zaman sekarang yang dilawan adalah penguasa (orang Indonesia) yang tidak pro pada kepentingan masyarakat. 


Dan jangan salah, di zaman kita sekarang. Terdapat tokoh-tokoh publik berhaluan kiri, yang masih konsisten memberikan kritik konstruktif dan Solutif kepada penguasa saat ini. Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel