Aliran Filsafat yang Memiliki Pengaruh Penting di Dunia (Bagian III)
Secara praktek, semua orang yang berfilsafat selalu mengedepankan tujuan untuk memperoleh kebenaran, mempertahankan kebenaran dan menjalankan kebenaran itu. Berfilsafat tidak bertujuan untuk mencari ketenaran, pujian dan kekayaan atau lainnya. Inilah yang menjadi tradisi berfikir manusia yang ingin berfilsafat untuk memperoleh kebenaran pertama. dengan begitu kekayaan dan pujian yang diperoleh adalah kebenaran dari pengetahuan itu sendiri.
Lihat dulu :
Aliran Filsafat yang Memiliki Pengaruh Penting di Dunia (Bagian II)
Atas dasar itulah para filosof memberikan pandangan kebenarannya melalui berbagai aliran filsafat yang digunakan. Dibawah ini adalah beberapa aliran filsafat yang dianggap berpengaruh terhadap kehidupan alam dan manusia hingga dewasa kini.
9. Fenomenalisme
Fenomenalisme adalah aliran filsafat yang dibangun oleh Immanuel Kant seorang filsuf asal Jerman ini. Aliran ini hadir untuk berusaha mendamaikan pertantangan antara aliran Rasionalisme dan Empirisme, yang dimana menurut aliran fenomenaisme dalam hal memperoleh ilmu pengetahuan unsur rasio dan indra sama-sama berperan dan tidak mungkin yang satu bekerja tanpa unsur yang lain. Sebagai contoh, ketika seseorang membaca majalah atau menonton sesuatu di televisi, maka kerjasama antara mata dan akal mulai bersenergi secara langsung.
Dengan kata lain. Fenomenalisme merupakan teori yang menyatakan bahwa semua pengetahuan adalah fenomena dan semua yang ada adalah fenomena. Sehingga pengetahuan manusia hanya terbatas pada gejala-gejala yang tampak, karena dapat diamati dengan indera dan ditambahkan oleh sebuah kesadaran rasio.
Biasanya aliran fenomenalisme lebih bergerak pada ilmu pasti, atas dasar itu, kaum fenomenalisme biasanya memakai metode penelitian yang disebut, 'A Way of Looking at Things' atau 'Cara memandang sesuatu'. Dengan begitu fenomenalisme dianggap berbeda dengan penelitian Ilmu Positif yang menggunakan metode pengumpulan data, kemudian mencari korelasi dan fungsi, hingga menentukan hukum dan teori-teori.
10. Sekularisme
Pada mulanya sekularisme hanyalah gerakan protes terhadap kehidupan sosial dan politik yang berkembang dengan berafiliasi aturan-aturan keilahian. Namun sepanjang waktu berjalan, sekularisme kemudian dipahami sebagai aliran filsafat yang membebaskan manusia dari hal-hal yang bersifat supranaturalisme atau keagamaan. Sebab sejauh yang dibangun, sekularisme hanya menyepakati hal yang berbau keduniawian, dimana sekularisme mengarahkan manusia untuk tidak percaya kepada hal akhirat dan kitab suci "Tuhan".
Dengan kata lain, sekularisme adalah aliran yang berpaham terkait ideologi atau kepercayaan yang mana senantiasa berpendirian, bahwa paham agama tidak boleh dimasukkan kedalam urusan politik, negara atau institusi publik lainnya.
Terlebih sekularisme juga merujuk kepada anggapan bahwa aktivitas dan pola pikir manusia, terutama terkait persoalan politik, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, bukan berdasarkan pengaruh keagamaan. Sebab sekularisme membangun akar pengetahuannya dari pemikiran filsuf Yunani dan Romawi yang melihat gereja "agama" sebagai alat untuk membelenggu kebebasan berpikir.
11. Analitik
Aliran filsafat analitik adalah aliran dari kelompok filsuf yang menyebutkan dirinya sebagai 'Lingkaran Wina'. Dimana aliran filsafat analitik yang dibangun oleh lingkaran Wina ini berkembang di Jerman hingga keluar ke negara lain yaitu Polandia dan Inggris.
Pandangan utama dari aliran ini adalah, Penolakannya terhadap Metafisika, karena bagi mereka, Metafisika tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pola yang dibangun ini membuat aliran filsafat analitik sama persis dengan Filsafat Sains.
Jika dilihat dari latar belakangnya, aliran filsafat analitik mendapatkan pengaruh besar dari Rasionalisme Prancis, Empirisme yang datang dari Inggris dan Kritisisme seorang Immanuel Kant, yang memperkaya kajian-kajian dari aliran filsafat analitik ini.
9. Fenomenalisme
Fenomenalisme adalah aliran filsafat yang dibangun oleh Immanuel Kant seorang filsuf asal Jerman ini. Aliran ini hadir untuk berusaha mendamaikan pertantangan antara aliran Rasionalisme dan Empirisme, yang dimana menurut aliran fenomenaisme dalam hal memperoleh ilmu pengetahuan unsur rasio dan indra sama-sama berperan dan tidak mungkin yang satu bekerja tanpa unsur yang lain. Sebagai contoh, ketika seseorang membaca majalah atau menonton sesuatu di televisi, maka kerjasama antara mata dan akal mulai bersenergi secara langsung.
Dengan kata lain. Fenomenalisme merupakan teori yang menyatakan bahwa semua pengetahuan adalah fenomena dan semua yang ada adalah fenomena. Sehingga pengetahuan manusia hanya terbatas pada gejala-gejala yang tampak, karena dapat diamati dengan indera dan ditambahkan oleh sebuah kesadaran rasio.
Biasanya aliran fenomenalisme lebih bergerak pada ilmu pasti, atas dasar itu, kaum fenomenalisme biasanya memakai metode penelitian yang disebut, 'A Way of Looking at Things' atau 'Cara memandang sesuatu'. Dengan begitu fenomenalisme dianggap berbeda dengan penelitian Ilmu Positif yang menggunakan metode pengumpulan data, kemudian mencari korelasi dan fungsi, hingga menentukan hukum dan teori-teori.
10. Sekularisme
Pada mulanya sekularisme hanyalah gerakan protes terhadap kehidupan sosial dan politik yang berkembang dengan berafiliasi aturan-aturan keilahian. Namun sepanjang waktu berjalan, sekularisme kemudian dipahami sebagai aliran filsafat yang membebaskan manusia dari hal-hal yang bersifat supranaturalisme atau keagamaan. Sebab sejauh yang dibangun, sekularisme hanya menyepakati hal yang berbau keduniawian, dimana sekularisme mengarahkan manusia untuk tidak percaya kepada hal akhirat dan kitab suci "Tuhan".
Dengan kata lain, sekularisme adalah aliran yang berpaham terkait ideologi atau kepercayaan yang mana senantiasa berpendirian, bahwa paham agama tidak boleh dimasukkan kedalam urusan politik, negara atau institusi publik lainnya.
Terlebih sekularisme juga merujuk kepada anggapan bahwa aktivitas dan pola pikir manusia, terutama terkait persoalan politik, harus didasarkan pada apa yang dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, bukan berdasarkan pengaruh keagamaan. Sebab sekularisme membangun akar pengetahuannya dari pemikiran filsuf Yunani dan Romawi yang melihat gereja "agama" sebagai alat untuk membelenggu kebebasan berpikir.
11. Analitik
Aliran filsafat analitik adalah aliran dari kelompok filsuf yang menyebutkan dirinya sebagai 'Lingkaran Wina'. Dimana aliran filsafat analitik yang dibangun oleh lingkaran Wina ini berkembang di Jerman hingga keluar ke negara lain yaitu Polandia dan Inggris.
Pandangan utama dari aliran ini adalah, Penolakannya terhadap Metafisika, karena bagi mereka, Metafisika tidak dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pola yang dibangun ini membuat aliran filsafat analitik sama persis dengan Filsafat Sains.
Jika dilihat dari latar belakangnya, aliran filsafat analitik mendapatkan pengaruh besar dari Rasionalisme Prancis, Empirisme yang datang dari Inggris dan Kritisisme seorang Immanuel Kant, yang memperkaya kajian-kajian dari aliran filsafat analitik ini.