Konsep Negara Integral Antonio Gramsci
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa gramsci ketika memasuki pembicaraan terkait sosial politik terlebih sosial kapitalistik yang eksploitatif selalu memimpikan sosial tanpa kelas yang dimana kaum pekerja tidak lagi di eksploitasi lagi oleh kaum Borjuis. Atas dasar itulah yang kemudian mempengaruhi kelahiran teori hegemoni dari gramsci.
Teori hegemoni yang ditawarkan oleh seorang gramsci bukanlah hubungan dominasi berdasarkan kekuasaan, tetapi melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis.
Pengertian Kaum Intelektual Menurut Antonio Gramsci
Teori hegemoni yang ditawarkan oleh seorang gramsci bukanlah hubungan dominasi berdasarkan kekuasaan, tetapi melainkan hubungan persetujuan dengan menggunakan kepemimpinan politik dan ideologis.
Dengan begitu hegemoni menurut gramsci, berbeda dengan pengertian hegemoni dari bahasa Yunani yang dimaknai sebagai "Penguasaan satu bangsa atas bangsa lain". Sebab pengertian hegemoni secara eksplisit menurut gramsci ialah "Sebuah organisasi konsensus, dimana ketertundukan didapatkan dari Penguasaan ideologi kelas yang menghegemoni"
Terkait konsensus menurut Gramsci, dasar dari terbentuknya sebuah konsensus disebabkan adanya dasar persetujuan dari kelas pekerja. menurutnya sebuah konsensus yang selama ini diterima oleh kelas pekerja pada dasarnya bersifat pasif dan konsensus yang disajikan oleh kelas penguasa saat itu bukanlah sebuah yang dibenarkan dan diinginkan oleh kelas pekerja secara pemahaman struktur sosial yang ada. Namun lebih pada terpaksa karena mereka kekurangan basis konseptual yang membuat mereka gagal menguji konsensus itu sehingga mencegah mereka untuk memahami realitas secara efektif.
Terkait konsensus menurut Gramsci, dasar dari terbentuknya sebuah konsensus disebabkan adanya dasar persetujuan dari kelas pekerja. menurutnya sebuah konsensus yang selama ini diterima oleh kelas pekerja pada dasarnya bersifat pasif dan konsensus yang disajikan oleh kelas penguasa saat itu bukanlah sebuah yang dibenarkan dan diinginkan oleh kelas pekerja secara pemahaman struktur sosial yang ada. Namun lebih pada terpaksa karena mereka kekurangan basis konseptual yang membuat mereka gagal menguji konsensus itu sehingga mencegah mereka untuk memahami realitas secara efektif.
Lihat juga :
Tingkat Hegemoni Menurut Antonio Gramsci
Kekurangan konsep dari kelas pekerja diatas menurut gramsci didasari atas dua hal yaitu, pendidikan dan mekanisme kelembagaan. Bagi Gramsci, pendidikan yang ada tidak mengakomodir kelas pekerja untuk berfikir kritis dan sistematis dan sisi lain mekanisme kelembagaan seperti Sekolah, Partai politik, Media Massa dan Gereja dan sebagainya, malah menjadi kaki tangan kelas penguasa dengan tujuan membentukan ideologi yang bertujuan sekedar mendominasi.
Gramsci kemudian membagi tiga batasan konseptualisasi dalam membicarakan hegemoni menurutnya :
Demikianlah penjelasan tentang pemikiran dan konseptualisasi seorang Antonio Gramsci, yang dimana secara langsung memperbarui pemahaman Marxisme klasik dan Leninisme terkait melihat dominasi kaum Borjuis dalam suatu negara. Terimakasih semoga bermanfaat buat kita sekalian.
Kekurangan konsep dari kelas pekerja diatas menurut gramsci didasari atas dua hal yaitu, pendidikan dan mekanisme kelembagaan. Bagi Gramsci, pendidikan yang ada tidak mengakomodir kelas pekerja untuk berfikir kritis dan sistematis dan sisi lain mekanisme kelembagaan seperti Sekolah, Partai politik, Media Massa dan Gereja dan sebagainya, malah menjadi kaki tangan kelas penguasa dengan tujuan membentukan ideologi yang bertujuan sekedar mendominasi.
Gramsci kemudian membagi tiga batasan konseptualisasi dalam membicarakan hegemoni menurutnya :
Pertama konsep ekonomi, maksudnya adalah batasan yang diartikan sebagai bentuk produksi atau corak produksi.
Kedua adalah Masyarakat Politik (Political Society) yang merupakan wilayah berlangsungnya birokrasi dan memungkinkan munculnya pelayanan sipil, kesejahteraan dan perkembangan institusi pendidikan.
Ketiga adalah masyarakat sipil (civil society). Dimana sisi ini menunjukkan organisasi lain diluar Negera, ekonomi serta sistem produksinya. Dengan kata lain semua bentuk ini dilaksanakan oleh kelompok diluar komponen negara dan sistem produksi.
Konsepsi ini dilakukan dengan tidak harus memisahkan keduanya secara tegas karena pada dasarnya kedua komponen masyarakat sipil dan masyarakat politik terbentuk dengan sendirinya, sebab selalu adanya hubungan sosial yang terbangun secara langsung.
Dan untuk mengaplikasikan konsepsi ini gramsci memunculkan konsep baru mengenai Negara yang dikenal dengan konsep Negara Integral atau negara yang diperluas. Ide dasar dari konsep negara integral adalah merupakan hasil penggabungan hubungan atas dasar persetujuan dari masyarakat politik yang menjadi sumber paksaan (koersi) dalam masyarakat dan masyarakat sipil, dimana itu merupakan wilayah kepemimpinan hegemoni menurut gramsci terbangun.
Berbeda dengan konsep Negara totaliter yang condong pada paksaan tanpa persetujuan, konsep Negara Integral lebih mengedepankan adanya peluang untuk menghasilkan persetujuan sukarela tanpa paksaan. Terlebih konsep Negara Integral memperlihatkan bahwa kekuasaan tidak hanya berpusat pada Negara atau kekuasaan, dikarenakan konsep ini dipahami sebagai suatu hubungan. Sehingga hubungan sosial dari masyarakat sipilpun merupakan hubungan kekuasaan.
Secara langsung dapat dilihat perbedaan antara konsep Negara Integral gramsci dengan konsep negara dari Marxisme klasik dan Leninisme yang menempatkan Kekuasaan berpusat pada Negara dan berada dibawah kontrol partai atau kelas penguasa.
Konsepsi ini dilakukan dengan tidak harus memisahkan keduanya secara tegas karena pada dasarnya kedua komponen masyarakat sipil dan masyarakat politik terbentuk dengan sendirinya, sebab selalu adanya hubungan sosial yang terbangun secara langsung.
Dan untuk mengaplikasikan konsepsi ini gramsci memunculkan konsep baru mengenai Negara yang dikenal dengan konsep Negara Integral atau negara yang diperluas. Ide dasar dari konsep negara integral adalah merupakan hasil penggabungan hubungan atas dasar persetujuan dari masyarakat politik yang menjadi sumber paksaan (koersi) dalam masyarakat dan masyarakat sipil, dimana itu merupakan wilayah kepemimpinan hegemoni menurut gramsci terbangun.
Berbeda dengan konsep Negara totaliter yang condong pada paksaan tanpa persetujuan, konsep Negara Integral lebih mengedepankan adanya peluang untuk menghasilkan persetujuan sukarela tanpa paksaan. Terlebih konsep Negara Integral memperlihatkan bahwa kekuasaan tidak hanya berpusat pada Negara atau kekuasaan, dikarenakan konsep ini dipahami sebagai suatu hubungan. Sehingga hubungan sosial dari masyarakat sipilpun merupakan hubungan kekuasaan.
Secara langsung dapat dilihat perbedaan antara konsep Negara Integral gramsci dengan konsep negara dari Marxisme klasik dan Leninisme yang menempatkan Kekuasaan berpusat pada Negara dan berada dibawah kontrol partai atau kelas penguasa.
Demikianlah penjelasan tentang pemikiran dan konseptualisasi seorang Antonio Gramsci, yang dimana secara langsung memperbarui pemahaman Marxisme klasik dan Leninisme terkait melihat dominasi kaum Borjuis dalam suatu negara. Terimakasih semoga bermanfaat buat kita sekalian.