Pengertian Kaum Intelektual Menurut Antonio Gramsci

Kata intelektual memiliki makna yang selalu tertuju pada seorang yang dianggap memiliki kualifikasi dalam bidang ilmu tertentu, misalnya seorang filosof, ilmuwan dan lainnya. Dan jika ketika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata intelektual di artikan sebagai "Cerdas, berakal dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan".

Dalam pemahaman ini, Antonio Gramsci menolak pandangan tradisional diatas, yang mengatakan bahwa intelektual hanya terdiri dari ahli fisika, ahli sastra, ilmuwan, seniman atau bahkan filosof. Karena bagi Gramsci semua manusia merupakan intelektual dan memiliki kemampuan rasionalitas dan intelektualnya tergambarkan dalam aktifitas berpikir yang dimiliki semua orang. Dimana faktor yang membedakan disini hanyalah fungsinya.

Gramsci membagikan peran intelektual dalam masyarakat sipil menjadi dua konsep penting yang dibahas secara luas yaitu.

Pertama, konsep penghapusan perbedaan antara kerja intelektual dan kerja manual yang telah menjadi pemahaman lama, dibawah konsep kapitalisme. Baik dari dalam masyarakat politik maupun dalam masyarakat sipil hingga dalam proses produksi.

Kedua, penghapusan perbedaan antara kekuasaan dan pengetahuan, atau juga tentang kekuasaan yang hadir dari monopoli pengetahuan oleh kelas berkuasa, ditambah dengan perubahan mendasar dari hubungan antar manusia dan pengetahuan itu sendiri.

Dengan dasar peran diataslah, gramsci memandang semua orang adalah intelektual, namun yang menjadi perbedaannya adalah sebagian orang tidak mempunyai fungsi dibalik intelektualnya. Dan untuk mencapai penghapusan perbedaan dari kedua konsep diatas. Kaum intelektual dalam pemikiran gramsci, lebih menitik beratkan pada orang yang memiliki fungsi sebagai organisator dalam semua lapisan masyarakat, misalnya dalam dalam wilayah politik. Kebudayaan dan produksi.

Gramsci juga menekankan bahwa kaum intelektual bukan hanya penulis, seniman dan pemikir, lebihnya kaum intelektual juga bisa pada pegawai negeri, pemimpin politik dan manager, ahli mesin dan teknisi yang berguna sebagai organisator dalam masyarakat sipil dan sistem produksi. 


Gramsci kemudian membagi dua bentuk intelektual yang dikenal dengan sebutan, Intelektual Tradisional dan Intelektual Organik.

Pertama, Intelektual Tradisional ialah kelompok orang pekerja yang secara tidak langsung menjadi intelektual organik dalam metode produksi feodal yang sedang menuju proses digantikan metode produksinya atau mereka yang menjadi intelektual organik dalam model produksi feodal yang telah digantikan. 

Dengan begitu, jikalau dilihat dari kacamata kelas pekerja, semua intelektual organik dari kelas kapitalis adalah Intelektual Tradisional.

Secara sederhana, intelektual tradisional merupakan intelektual yang masih bersifat sempit dan cenderung dikendalikan dari proses produksi dan juga cenderung menjadi legitimasi dan justifikasi untuk pihak yang berkuasa dengan membayar mereka untuk bekerja. 

Misalnya Intelektual di bidang pengacara, yang bekerja membenarkan dan memenangkan kliennya karena dibayar. Maka dapat dikatakan intelektual tradisional notabenenya masih berada dalam lingkaran ekonomi kapital dan penguasa. Karena keberadaannya masih hanya dijadikan sebagai alat pembenaran bagi pihak penguasa.

Kedua, intelektual Organik ialah Intelektual sekaligus organisator politik, diamana intelektual organik mengetahui identitas dari yang mewakili dan diwakili. Dengan kata lain intelektual organik adalah Intelektual yang mampu menghubungkan teori dengan realitas yang ada dan memiliki daya mengorganisir politik dan membangun kekuatan kontra-hegemoni. Dari gagasan inilah yang membuat intelektual organik juga disebut sebagai Agen of change.

Pengertian Kaum Intelektual Menurut Antonio Gramsci

Jika ditinjau dari aspek kontribusi dalam sosial politik dan pembagian intelektual dari seorang gramsci. Selalu menjadi poin menarik ialah pandangan gramsci dalam menempatkan posisi intelektual berdasarkan fungsinya pada masyarakat luas, misalnya, intelektual organik yang mengandung keberpihakan kepada penyatuan dua sisi kelas penguasa dan kelas bawah, dengan bekal intelektual teoritis yang diaplikasikan secara praktis. Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel