Inspirasi Ibu Penjual Ikan Fufu dan Kasuami Keliling di Jalan
Inspirasi Ibu Penjual Ikan Keliling di Jalan - Setelah berada lama diperantauan, saya saat ini sedang pulang ke rumah kampung halaman. Sekitar 10 tahun berada di negeri orang, membuat saya merasakan cukup banyak perubahan di kampung. Mulai dari pembangunan infrastruktur dan rumah-rumah yang semakin banyak. Desa saya dulunya banyak terdapat tanaman sagu tapi sekarang tanaman-tanaman sagu dekat rumah sudah habis ditebang dan dibangun rumah-rumah warga. Ya, saya berasal dari Indonesia Timur jika anda mendengar nama sagu, tepat di Kepulauan Sula, Maluku Utara.
Selain perubahan di bidang infrastruktur dan pertambahan pemukiman, perubahan sosial juga sangat terasa. Namun, perubahan sosial masih dalam konteks yang wajar sebab perkembangan zaman dan teknologi dengan sendirinya mempengaruhi perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan yang berlangsung.
Ada hal menarik yang akan saya ceritakan pada tulisan ini, yaitu kisah seorang ibu yang setiap hari berjualan ikan fufu (ikan yang diasapi sampai matang) dan kasuami (makan khas Buton) yang setiap hari selalu saya lihat dan dengar suaranya selama dua bulan berada di rumah.
Lokasi rumah saya berada di lorong dengan jalan setapak dan berjarak sekitar 50 meter dari jalan raya. Setiap hari, pagi atau sore sang ibu selalu berjalan memasuki lorong sambil berteriak jualannya. Kebetulan saya berada di kamar paling depan jadi lebih jelas mendengar ketika sang ibu penjual lewat.
Awalnya saya tidak terlalu menghiraukan si ibu penjual itu sebab bagi saya merupakan aktivitas penjual keliling yang biasa dilakukan. Namun, setiap hari selama 2 bulan berada di rumah, ibu itu selalu masuk ke lorong dan berjualan. Pernah sekali saya membeli kasuami manis (ada campuran gula) pada si ibu dan ternyata enak tapi bukan tentang rasa makanannya yang menarik tapi semangat sang ibu yang sangat menginspirasi bagi orang-orang yang memahami kehidupan.
Tanpa sadar saya mulai mengamati aktivitas ibu berjualan di lorong kompleks tempat tinggal saya dan tanpa sadar si ibu memberikan inspirasi untuk benar-benar menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
Pelajaran pertama yang saya ambil dari seorang ibu penjual keliling tadi adalah sikap konsisten dalam berusaha untuk menghasilkan sesuatu. Apa pun pekerjaan atau usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu baik uang atau barang maka harus konsisten sebab dengan sikap pendirian maka pasti akan menghasilkan sesuatu yang kita inginkan.
Sang ibu konsisten masuk ke lorong untuk berjualan setiap hari, mungkin pada awalnya orang belum membeli jualannya tapi dengan kehadirannya setiap hari akan mampu membuat orang membeli jualannya itu dan ketika sudah banyak pelanggan di kompleks rumah saya ini, maka jualan ibu tersebut sudah pasti laris setiap masuk ke sini dan orang-orang di kompleks tidak perlu lagi pergi ke pasar jika mau membeli ikan fufu dan kasuami.
Sikap konsisten harus ditanamkan dalam diri sebagai prinsip hidup, apa lagi dalam dunia bisnis. Saya pernah bertemu dan berbincang dengan seorang pengusaha yang telah sukses, beliau juga mengatakan hal yang sama yaitu konsisten. Baca : 5 Tips Membangun Usaha dari Orang Sukses yang Berpengalaman
Semangat ibu yang sangat luar biasa, jualan sambil berjalan dengan menaruh barang jualannya di loyang dan diletakkan di atas kepala. Si ibu tidak pernah menyerah dengan keadaan, selalu berusaha setiap hari untuk berjualan demi mendapatkan penghasilan untuk keluarganya, mungkin juga biaya sekolah anak-anaknya.
Bukan tentang banyak atau sedikit penghasilan yang kita dapatkan, pertanyaannya yang paling penting yaitu halal atau tidak halal.
Secara tidak langsung sang ibu mengajarkan bahwa berapa pun penghasilan yang kita dapat dari kerja keras kita harus halal. Menikmati hasil yang halal lebih nikmat dan bahagia dari pada sesuatu yang tidak halal.
Secara tidak sadar ibu penjual ikan fufu dan kasuami keliling ini telah memberikan inspirasi menjalani kehidupan yang lebih baik kepada pribadi saya. Pengalaman adalah guru yang paling berharga bagi orang-orang yang mencermati peradaban manusia. Mari jadilah manusia yang beradab dalam menikmati peradaban. Jadilah manusia yang mampu memberikan inspirasi untuk orang lain, manusia yang bermanfaat buat yang lain dan manusia yang mampu memanusiakan manusia.
Selain perubahan di bidang infrastruktur dan pertambahan pemukiman, perubahan sosial juga sangat terasa. Namun, perubahan sosial masih dalam konteks yang wajar sebab perkembangan zaman dan teknologi dengan sendirinya mempengaruhi perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan yang berlangsung.
Ada hal menarik yang akan saya ceritakan pada tulisan ini, yaitu kisah seorang ibu yang setiap hari berjualan ikan fufu (ikan yang diasapi sampai matang) dan kasuami (makan khas Buton) yang setiap hari selalu saya lihat dan dengar suaranya selama dua bulan berada di rumah.
Lokasi rumah saya berada di lorong dengan jalan setapak dan berjarak sekitar 50 meter dari jalan raya. Setiap hari, pagi atau sore sang ibu selalu berjalan memasuki lorong sambil berteriak jualannya. Kebetulan saya berada di kamar paling depan jadi lebih jelas mendengar ketika sang ibu penjual lewat.
Awalnya saya tidak terlalu menghiraukan si ibu penjual itu sebab bagi saya merupakan aktivitas penjual keliling yang biasa dilakukan. Namun, setiap hari selama 2 bulan berada di rumah, ibu itu selalu masuk ke lorong dan berjualan. Pernah sekali saya membeli kasuami manis (ada campuran gula) pada si ibu dan ternyata enak tapi bukan tentang rasa makanannya yang menarik tapi semangat sang ibu yang sangat menginspirasi bagi orang-orang yang memahami kehidupan.
Terinspirasi dari ibu penjual keliling
Tanpa sadar saya mulai mengamati aktivitas ibu berjualan di lorong kompleks tempat tinggal saya dan tanpa sadar si ibu memberikan inspirasi untuk benar-benar menjalani hidup dengan sebaik-baiknya.
1. Konsisten untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan
Pelajaran pertama yang saya ambil dari seorang ibu penjual keliling tadi adalah sikap konsisten dalam berusaha untuk menghasilkan sesuatu. Apa pun pekerjaan atau usaha yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu baik uang atau barang maka harus konsisten sebab dengan sikap pendirian maka pasti akan menghasilkan sesuatu yang kita inginkan.
Sang ibu konsisten masuk ke lorong untuk berjualan setiap hari, mungkin pada awalnya orang belum membeli jualannya tapi dengan kehadirannya setiap hari akan mampu membuat orang membeli jualannya itu dan ketika sudah banyak pelanggan di kompleks rumah saya ini, maka jualan ibu tersebut sudah pasti laris setiap masuk ke sini dan orang-orang di kompleks tidak perlu lagi pergi ke pasar jika mau membeli ikan fufu dan kasuami.
Sikap konsisten harus ditanamkan dalam diri sebagai prinsip hidup, apa lagi dalam dunia bisnis. Saya pernah bertemu dan berbincang dengan seorang pengusaha yang telah sukses, beliau juga mengatakan hal yang sama yaitu konsisten. Baca : 5 Tips Membangun Usaha dari Orang Sukses yang Berpengalaman
2. Kerja keras dan pantang menyerah
Semangat ibu yang sangat luar biasa, jualan sambil berjalan dengan menaruh barang jualannya di loyang dan diletakkan di atas kepala. Si ibu tidak pernah menyerah dengan keadaan, selalu berusaha setiap hari untuk berjualan demi mendapatkan penghasilan untuk keluarganya, mungkin juga biaya sekolah anak-anaknya.
3. Mendapatkan uang banyak atau sedikit yang halal
Bukan tentang banyak atau sedikit penghasilan yang kita dapatkan, pertanyaannya yang paling penting yaitu halal atau tidak halal.
Secara tidak langsung sang ibu mengajarkan bahwa berapa pun penghasilan yang kita dapat dari kerja keras kita harus halal. Menikmati hasil yang halal lebih nikmat dan bahagia dari pada sesuatu yang tidak halal.
Secara tidak sadar ibu penjual ikan fufu dan kasuami keliling ini telah memberikan inspirasi menjalani kehidupan yang lebih baik kepada pribadi saya. Pengalaman adalah guru yang paling berharga bagi orang-orang yang mencermati peradaban manusia. Mari jadilah manusia yang beradab dalam menikmati peradaban. Jadilah manusia yang mampu memberikan inspirasi untuk orang lain, manusia yang bermanfaat buat yang lain dan manusia yang mampu memanusiakan manusia.