Pengertian Ideologi Politik Konservatisme, Sosialisme dan Liberalisme
1. Konservatisme
Kata Konservatisme berasal dari bahasa latin yaitu Conservare, artinya Melestarikan. Secara umum konservatisme merupakan sebuah paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setapak demi setapak, serta menentang perubahan yang radikal. Maka dalam ilmu politik konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung dan mempertahankan nilai-nilai tradisional.
Meskipun konservatisme adalah suatu pemikiran politik, namun sejak awal konservatif mengandung banyak alur pola, kemudian baru dimasa pasca revolusi Prancis yang akhirnya memunculkan sikap atau pemikiran yang khas mengusulkan serta membangun kecenderungan mengembalikan dengan tujuan menciptakan keseimbangan kepentingan-kepentingan menuju keharmonisan sosial dan kegunaan bersama.
Nah, pemahaman konservatif di era modern dan kontemporer saat ini biasanya diasosiasikan pada wilayah keagamaan. Dimana agama yang paling disorot saat ini ialah agama Islam. Banyak penelitian yang dilakukan dengan sumber dari referensi Islam, karena salah satu ajaran Islam yang melihat kemegahan kepemimpinan Rasulullah Saw dan konsep kekhalifahan Islam yang berjaya di masanya kala itu.
2. Sosialisme
Sosialisme pada dasarnya dipahami sebagai serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang merubah kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja serta teori-teori dan gerakan politik yang berkaitan dengannya. Kepemilikan disini dapat dikatakan seperti, kepemilikan negara, kolektif, koperasi dan kepemilikan sosial. (Wikipedia)
Secara khusus, paham ini ditandai oleh komitmen untuk menciptakan masyarakat yang Egalitarian (sama), dan membentuk seperangkat kepercayaan bahwa orang bisa membangun sistem Egalitarian alternatif yang didasarkan pada nilai-nilai solidaritas dan kerja sama. Terlebihnya menghasilkan pandangan yang optimistik dengan memandang manusia dan kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan lainnya, dan membangun keyakinan bahwa adanya kemungkinan untuk membuat perubahan secara nyata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang sadar..
3. Liberalisme
Dalam paham politik liberalisme, tidak semata-mata didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat, agama dan kemanusiaan. Secara garis besar liberalisme adalah keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diinginkan. Maka dengan itu, Liberalisme menggunakan pandangan bahwa semua manusia memiliki hak-hak yang sama didepan hukum. Dengan kata lain memiliki kemerdekaan sipil.
Maka dengan itu dapat dilihat bahwa tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan berpikir dan berekspresi, persamaan dimata hukum, sosial ekonomi maupun politik, dan keamanan dari semua warga negara yang menganut ideologi politik liberalisme. Liberalisme juga meyakini akan adanya kebenaran yang obyektif yang bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir, metode riset, eksperimen dan verifikasi.
Selebihnya, liberalisme mengatakan bahwa agama merupakan hal yang harus ditoleransikan, dan menekankan pandangan dinamis mengenai dunia. Dengan itu semua maka memperlihatkan bahwa kaum liberal adalah mereka yang idealis "ingin mencapai tujuan" melalui praktek-praktek yang dipertimbangkan dengan matang.
Kata Konservatisme berasal dari bahasa latin yaitu Conservare, artinya Melestarikan. Secara umum konservatisme merupakan sebuah paham politik yang ingin mempertahankan tradisi dan stabilitas sosial, melestarikan pranata yang sudah ada, menghendaki perkembangan setapak demi setapak, serta menentang perubahan yang radikal. Maka dalam ilmu politik konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung dan mempertahankan nilai-nilai tradisional.
Meskipun konservatisme adalah suatu pemikiran politik, namun sejak awal konservatif mengandung banyak alur pola, kemudian baru dimasa pasca revolusi Prancis yang akhirnya memunculkan sikap atau pemikiran yang khas mengusulkan serta membangun kecenderungan mengembalikan dengan tujuan menciptakan keseimbangan kepentingan-kepentingan menuju keharmonisan sosial dan kegunaan bersama.
Nah, pemahaman konservatif di era modern dan kontemporer saat ini biasanya diasosiasikan pada wilayah keagamaan. Dimana agama yang paling disorot saat ini ialah agama Islam. Banyak penelitian yang dilakukan dengan sumber dari referensi Islam, karena salah satu ajaran Islam yang melihat kemegahan kepemimpinan Rasulullah Saw dan konsep kekhalifahan Islam yang berjaya di masanya kala itu.
2. Sosialisme
Sosialisme pada dasarnya dipahami sebagai serangkaian sistem ekonomi dan sosial yang merubah kepemilikan pribadi menjadi kepemilikan sosial atas alat-alat produksi dan manajemen mandiri pekerja serta teori-teori dan gerakan politik yang berkaitan dengannya. Kepemilikan disini dapat dikatakan seperti, kepemilikan negara, kolektif, koperasi dan kepemilikan sosial. (Wikipedia)
Secara khusus, paham ini ditandai oleh komitmen untuk menciptakan masyarakat yang Egalitarian (sama), dan membentuk seperangkat kepercayaan bahwa orang bisa membangun sistem Egalitarian alternatif yang didasarkan pada nilai-nilai solidaritas dan kerja sama. Terlebihnya menghasilkan pandangan yang optimistik dengan memandang manusia dan kemampuannya dapat bekerja sama antara satu dengan lainnya, dan membangun keyakinan bahwa adanya kemungkinan untuk membuat perubahan secara nyata di dunia ini melalui agen-agen yang terdiri atas mereka-mereka yang sadar..
3. Liberalisme
Dalam paham politik liberalisme, tidak semata-mata didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat, agama dan kemanusiaan. Secara garis besar liberalisme adalah keyakinan mengenai pentingnya kemerdekaan untuk mencapai setiap tujuan yang diinginkan. Maka dengan itu, Liberalisme menggunakan pandangan bahwa semua manusia memiliki hak-hak yang sama didepan hukum. Dengan kata lain memiliki kemerdekaan sipil.
Maka dengan itu dapat dilihat bahwa tujuan utama dari setiap pemerintahan adalah mempertahankan kebebasan berpikir dan berekspresi, persamaan dimata hukum, sosial ekonomi maupun politik, dan keamanan dari semua warga negara yang menganut ideologi politik liberalisme. Liberalisme juga meyakini akan adanya kebenaran yang obyektif yang bisa ditemukan melalui kegiatan berpikir, metode riset, eksperimen dan verifikasi.
Selebihnya, liberalisme mengatakan bahwa agama merupakan hal yang harus ditoleransikan, dan menekankan pandangan dinamis mengenai dunia. Dengan itu semua maka memperlihatkan bahwa kaum liberal adalah mereka yang idealis "ingin mencapai tujuan" melalui praktek-praktek yang dipertimbangkan dengan matang.