Peran Penting Filsuf Muslim Dalam Peradaban

Gustaf Le Bon bahwa "Seandainya bangsa Arab (Islam) tidak tampil dalam panggung sejarah, maka tentu kebangkitan yang dicapai oleh Eropa dewasa ini akan tertunda beberapa abad lamanya".

Ya, mungkin ini adalah ungkapan terindah yang pernah dituliskan oleh orang eropa atas kegemilangan Islam di masa kejayaannya. Di dalam sejarah peradaban manusia di dunia, terdapat juga sejarah Islam yang terbentang hampir menembus Eropa secara keseluruhan kala itu. Dan itu merupakan sebuah kebanggan tersendiri bagi kaum muslim di muka bumi ini. Berikut kebanggaan yang bisa dikemukakan:

1. Adanya kontribusi Filsuf dan Ilmuwan Muslim dalam Perkembangan Dunia

Menurut Harun Nasution, terkait "perkembangan filsafat Islam terbagi menjadi tiga periode. yakni Periode Klasik, dimana periode ini diperkirakan dari sejak wafatnya Nabi Muhammad Saw hingga pertengahan abad ke 13, atau antara 650-1250 M. Selanjutnya, Periode Pertengahan, periode ini diketahui antara kurun waktu 1250-1800 M. Terakhir, Periode Modern diyakini berkembang dari tahun 1800 hingga saat sekarang".

Filsuf muslim pada mulanya dalam sejarah berupaya mendamaikan antara Filsafat dan Agama atau Akal dan Wahyu sebagai landasan epistemologi yang kemudian menjadi corak perkembangan filsafat Islam. Konsep ini kemudian melahirkan berbagai cabang-cabang keilmuan dan pembahasan dalam dunia Islam. Dimana yang bersifat Teosentris dan Antroposentris dikaji dengan merujuk Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Saw serta rasio beserta pengalaman empiris yang menjadi landasan tanpa menegasikan dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Saw sebagai sumber kebenaran utama oleh Ahli Kalam (Mutakalim).

Periodesasi ini menghasilkan beberapa orang filsuf, Ilmuwan dan teolog Islam yaitu ar-Razi seorang Saintis, Matematikawan dan kesusastraan serta kedokteran asal Persia. At-tabari seorang Psikolog dan Dokter. Al-biruni seorang fisikawan, matematikawan, Astronom, Ahli Geografi dan ahli Farmasi. Ibnu Thufail pakar hukum dan dokter, dan Ibnu Arabi seorang Sufi kenamaan dan masih banyak lagi.

Dan di periode ini adapun yang mengkaji lebih lanjut pandangan perguruan filsafat peripatetik milik Aristoteles yang kemudian disisi mereka disebut Islamic/Arabic Peripatetik School di dunia Eropa kala itu seperti Logika, Etika, Metafisika dan Filsafat Alam. Dan filsuf didalamnya yakni, Al-Kindi, Al-Farabi, IBN Rusyd, Ibnu Sina, Al-Ghazali dan Ibnu Miskawayih. Setelah kematian Ibn Rusyd sebagai penerus terakhir di abad ke 12 SM, kajian-kajian peripatetik pun ikut terhenti.

Redupnya filsafat Islam ini kemudian diteruskan oleh Ibnu Haitham

Ibnu Haitham adalah ilmuwan muslim yang dikenal yang memiliki kontribusi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti, Penemu kamera, Mikroskop dan Teleskop, Optik, Astronomi, Farmakologi, Falak, Geometri, Filsafat, Kedokteran dan Matematika. Dan seorang Mulla Shadra yang mengembangkan pikiran Hikmah Muta'aliyah atau Teosofi Transendental. Serta Suhrawardi, seorang Filsuf yang dikenal sebagai pendiri sekolah Illuminationism, sekolah yang penting dalam perkembangan filsafat Islam. dimana Filsafat iluminati berpandangan bahwa "cahaya adalah sumber pengetahuan ilahi dan metafisik".

Dan kemudian berlanjut di timur tengah yang dikenal dengan Al-Nahda pada akhir abad ke-19, beberapa tokoh berpengaruh di era kontemporer yang berada di dalamnya yakni, Muhammad Iqbal, Fazlur Rahman, Syed Muhammad naquib al-Attas, Ali Sariati, Muhammad Husain Thabathaba'i, Seyyed Hossein Nasr, Muhammad Arkoun, Buya Hamka dan M. Amin Abdullah, Abdur Rahman Badawi, Muhammad Abduh dan Hasan Hanafi seorang yang mengemukakan pikiran yang disebut (Analisa realitas sejarah) analisis ini diperlukan sebagai analisis untuk mengetahui latar belakang historis-sosiologis munculnya teologi masa lalu dan bagaimana pengaruhnya pada masyarakat atau penganutnya selanjutnya analisis ini dapat dipakai untuk dapat menentukan arah dan orientasi teologi kontemporer

2. Pembuktian kebenaran Al-Quran dan Al-Hadist


Dengan berlandaskan Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Saw yang dikombinasikan dengan akal maupun pengalaman empiris manusia ataupun sebaliknya oleh filsuf maupun Ilmuwan muslim di atas. Maka sekaligus membuktikan keselarasan antara apa yang dikatakan dalam Al-Qur'an, Hadits dan apa yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Sekarang, dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan berlandaskan teknologi informasi dan peningkatan peralatan penelitian yang maju namun belum dapat menemukan kontradiksi yang ada didalam Al-Qur'an dan Hadits, malahan sebaliknya teknologi lah yang membuktikan bahwa Al-Qur'an dan Hadits Rasulullah Saw adalah satu-satunya pedoman, kitab suci yang masih bertahan dengan keasliannya dan satu-satunya kitab yang hidup melintasi zaman dari 1400 tahun lalu hingga sekarang.

Filsuf Islam

Demikianlah kebanggaan-kebangaan yang bisa dirasakan oleh umat Islam sekarang. Terima kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel