Konsep Etika Plato dan Negara Ideal

Plato, filsuf yang dikenal dengan gagasan Ideanya itu mengatakan bahwa terkait metode memperoleh sebongkah pengetahuan dengan dasar pengertian yang kuat, maka jiwa seseorang bergerak secara langkah demi langkah ke atas kepada dunia Idea, dunia asalnya. Dimana kerinduan jiwa untuk pergi naik ke atas itu merupakan sebuah gerak filosofis, gerak cinta, gerak eros, kemudian dengan gerak cinta menghadirkan cinta kepada pengetahuan, filosophia yang menimbulkan tujuan untuk mengetahui.

Idea yang merupakan suatu gerak kesatuan yang di dalamnya terdapat peringkat derajat, dan menurut Plato, titik tertinggi Idea adalah kebaikan, kemudian di bawahnya Idea keindahan. Dimana semua itu haruslah didasarkan dengan etika.

Pemikiran etika Plato dapat dikatakan sama dengan gurunya Socrates yang berbasis, bersifat intelektual dan rasional dengan subtansi ajarannya adalah mencapai sufi baik. Budi menurut Plato adalah tahu, atas dasar itu, seseorang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Oleh karena itu, sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.

Jelas Plato berpendapat bahwa hidup adalah untuk mencapai, memperoleh kesenangan, akan tetapi kesenangan hidup yang dimaksudnya bukanlah memuaskan hawa nafsu. Sebab kesenangan hidup harus diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai-nila dibalik sesuatu yang dituju. Selain itu, menurut Plato Manusia yang disinari oleh idea kebaikan, mau dan tidak mau akan mencintai kebaikan dan keinginan utamanya tidak lain kecuali naik ke atas ke dunia idea yang lebih tinggi.

Adapun syarat untuk mencapai itu bagi Plato adalah dengan mengasah 'budi, seperti yang dikatakan Plato di atas bahwa budi adalah tahu dan siapa yang yang tahu akan yang baik, tidak akan dapat menyimpang dari itu. Sebab siapa yang cinta akan Idea pasti menuju kepada yang baik dan siapa yang hidup dalam dunia idea tidak akan dapat berbuat jahat. Maka atas dasar itu, seseorang yang ingin mencapai budi baik terlebih dahulu menanamkan keinsyafan, perenungan tinggi kemudian memiliki idea dengan pikiran.

Selanjutnya, menurut Plato di bawah cahaya Idea kebaikan dan keindahan seseorang harus mencapai terlaksananya keadilan dalam pergaulan hidup. yakni antara kepentingan orang-orang dan kepentingan masyarakat tidak boleh bertentangan satu sama lain. Maka untuk mencapai itu, Plato mengemukakan bahwa haruslah terdapat negara ideal.

Tujuan pemerintahan negara ideal adalah mendidik warga negara untuk mempunyai budi dan agar mempunyai budi yang benar hanya dari pengetahuan. Oleh sebab itu ilmu harus berkuasa di dalam negara ideal itu. Di negara ideal juga, Pemerintahan mestilah dipimpin oleh orang yang mencapai idea kebaikan sebagai idea yang tertinggi. Sebab bagi Plato, kesengsaraan dunia tidak akan berakhir, sebelum filosof menjadi raja atau raja-raja yang filosof.

Terkait peraturan yang menjadi dasar mengurus kepentingan masyarakat di negara ideal tidak boleh ditentukan kemauan atau pendapat orang seseorang atau masyarakat seluruhnya. Melainkan diputuskan suatu ajaran yang berlandaskan pengetahuan dengan pengertian untuk mencapai keadilan. Keadilan sendiri adalah hubungan antara orang-orang yang menaruh harapan pada suatu organisasi sosial. Oleh karena itu, masalah keadilan dapat dipelajari dari struktur masyarakat karena struktur masyarakat bergantung kepada kelakuan manusia, maka dengan kelakuan manusia itulah yang mestilah dibentuk dan dibangun melalui pendidikan

Terlebih di dalam negara ideal, pembagian pekerjaan merupakan dasar penting untuk mencapai perbaikan hidup masyarakat dan sekaligus jalan bagi tercapainnya keadilan. Plato kemudian membagi warga menjadi 3 golongan.

Pertama, golongan jelata yang didalamnya meliputi petani, nelayan, tukang, pekerja dan saudagar. Mereka inilah yang merupakan dasar ekonomi bagi masyarakat serta memiliki hak milik dan berumah tangga.

Kedua, golongan penjaga, atau pembantu dalam urusan negara. Golongan ini bertugas untuk menjamin peraturan dapat berlaku dalam kehidupan masyarakat dan mempertahankan negara dari serangan musuh. Golongan ini tidak boleh memiliki harta perorangan dan keluarga karena mereka tinggal di asrama dalam sistem seperti sistem komunisme (milik bersama, baik anak-anak maupun perempuan), namun tidak berarti mereka dapat memuaskan hawa nafsunya semena-mena, maka dari itu hubungan mereka dengan perempuan diatur oleh negara.

Ketiga, golongan filosof atau pemerintah. Golongan ini terpilih dari yang paling terbaik dari kelas penjaga setelah menempuh pendidikan, latihan spesial untuk tugas tertentu dan mereka harus menyempurnakan budi yang tinggi sesuai dengan tugasnya yakni budi kebijaksanaan. Tugas golongan ini adalah membuat undang-unfang dan mengawasi pelaksanaannya.

Konsep Etika Plato

Terakhir, dari ketiga golongan kelas diatas bekerja sebagai alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya, sebab kesejahteraan keseluruhan itu yang menjadi tujuan sebenarnya berdiri negara ideal. Terima kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel