Kisah Cinta dan Perkara-perkara Islam

Bayangkan bila pacar atau tunanganmu adalah seorang nonmuslim dari latar belakang keluarga agama Kristen dan kamu adalah seorang muslim atau muslimah. Dimana pasanganmu itu memiliki ketertarikan pada agamamu (Islam) dan mulai bertanya padamu tentang berbagai hal tentang ajaran Islam.

Tentu itu menjadi sebuah berita bahagia, akan tetapi akan pula menjadi tantangan baru buat dirimu. Pertanyaannya, apa yang akan kamu jelaskan ketika pertanyaan-pertanyaan itu telah di lontarkan? Mungkin sebagian bisa terjawab dengan hal-hal umum seperti memperkenalkan Allah SWT dan menjelaskan Kitab Al'Qur'an serta Para Nabi beserta mukjizat yang berpegang erat dengan keilmiahan itu.

Kemudian atas dasar keingintahuannya tinggi dan berlandaskan penjelasan yang datang dari padamu kini membuat dirinya yang dulu mempercayai dan meyakini Jesus (Isa Almasih) sebagai Tuhan, menjadi Jesus seorang Nabi utusan Allah SWT dan Baginda Muhammad SAW adalah Nabi terakhir di muka bumi. Bukankah ini kabar baik ?

Tapi, dari semua kabar baik itu pasanganmu belum bisa benar-benar percaya bahwa kita "manusia" akan dibangkitkan, dikumpulkan dan diadili kemudian diputuskan masuk kedalam surga atau neraka, setelah alam semesta mengalami keguncangan dahsyat yang disebut dalam agama Islam sebagai Kiamat, karena secara ilmiah itu belum terbukti.

Kebanyakan dari kita tentu akan bimbang, karena mengutip ayat dan sirah nabi saja tidaklah cukup menjadikan ini sebagai fakta bagi orang yang sepenuhnya belum menjadi muslim. Menurut saya, pada tahapan pembahasan serta pembuktiaan terhada surga dan neraka membutuhkan tingkat keimanan yang berbedah, dan itu lebih mengedepankan hati, perasaan dan rasa cinta akan Tuhan. Sebab akal yang mencari kelogisan tidak akan dapat menjangkau hal tersebut karena dibatasi oleh akal itu sendiri.

Selanjutnya, terkait perihal penjelasan yang logis tentang kiamat, surga dan neraka, kita mestilah kembali melihat Al-Qur'an. Kenapa? Karean Al-Qur'an yang selama ini telah membuktikan kebenarannya dengan tidak bertentangan dengan Sains modern membuat sebagian besar orang non-muslim menganggap bahwa apa yang diwartakan Al-Qur'an harus selalu dibuktikan berdasarakan sains, dan itu normal sebagai manusia yang selalu ingin membutuhkan bukti valid.

Padahal jika di analisis lebih jauh maka kita akan paham bahwa Al-Qur'an bukanlah kitab sains melainkan kitab yang berisikan tanda-tanda, yang dimana dari sebagian tanda-tanda itu telah terbukti kebenarannya lewat sains. maka dapat diasumsikan bahwa ketika perkara pembangkitan, neraka dan surga belum terbukti secara fakta ilmiah itu artinya perkara tersebut masih menjadi tanda-tanda yang hanya bisa dibuktikan setelah waktunya tiba. Dan itu bukan berarti apa yang ada diwartakan didalam Al-Qur'an tidak ilmiah, sebab perkara-perkara yang belum bisa dibuktikan oleh sains masih bersifat ambigu, bisa benar atau bisa juga salah.

Hal ini juga diibaratkan seperti hipotesa yang dikemukakan oleh Al-Qur'an dan hanya akan terbukti jika setelah waktunya tiba, atau akan terbukti kebenarannya ketika akal dan pikiran manusia (ilmuwan) telah bisa mencapai pembahasan tersebut.


Selebihnya menurut pandangan kami sebagai muslim yang tunduk dan meyakini Allah SWT dan Rasul-nya maka tidak ada keraguan di hati kami tentang perkara-perkara itu. Terima kasih.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel