Pemerintahan Rezim Jokowi dalam Kacamata Anak Timur
Di media-media nasional, sebagian besar pengamat politik maupun politisi oposisi ketika mengungkapkan kritiknya dan analisisnya terkait kondisi negara Indonesia, pada akhirnya selalu melahirkan hipotesis dan mungkin bisa dikatakan fakta bahwa Indonesia sekarang memiliki bentuk pemerintahan yang kekuasaan politiknya cenderung lebih dikuasai oleh minoritas atau kelompok kecil yang diistilahkan sebagai Oligarki.
Oligarki sendiri adalah sebuah strIniuktur pemerintahan yang dimana kekuasaan berpusat hanya pada sekelompok orang, dan seringkali para petinggi kelompok ini mentransformasikan kekuasaan atas dasar kepentingannya sendiri. Sebagaimana dalam pandangan Aristoteles, oligarki memiliki makna literal yang bilamana diterjemahkan menjadi kekuasaan oleh segelintir orang. Dan itu merupakan manifestasi pemerintahan yang buruk menurut Aristoteles. pendapat Aristoteles ini disebabkan oleh karena sifat kelompok tersebut yang elitis dan eksklusif karena pada dasarnya kelompok oligarki ini beranggotakan orang-orang kaya, para korporat, pejabat dan politisi itu sendiri.
Namun sebagai anak timur Indonesia nun jauh, saya berpendapat bahwa gambaran Indonesia sekarang ini bukanlah hanya bercorak oligarki, akan tetapi telah pada posisi kekuasaan politik berbentuk Autokrasi.
Oligarki sendiri adalah sebuah strIniuktur pemerintahan yang dimana kekuasaan berpusat hanya pada sekelompok orang, dan seringkali para petinggi kelompok ini mentransformasikan kekuasaan atas dasar kepentingannya sendiri. Sebagaimana dalam pandangan Aristoteles, oligarki memiliki makna literal yang bilamana diterjemahkan menjadi kekuasaan oleh segelintir orang. Dan itu merupakan manifestasi pemerintahan yang buruk menurut Aristoteles. pendapat Aristoteles ini disebabkan oleh karena sifat kelompok tersebut yang elitis dan eksklusif karena pada dasarnya kelompok oligarki ini beranggotakan orang-orang kaya, para korporat, pejabat dan politisi itu sendiri.
Namun sebagai anak timur Indonesia nun jauh, saya berpendapat bahwa gambaran Indonesia sekarang ini bukanlah hanya bercorak oligarki, akan tetapi telah pada posisi kekuasaan politik berbentuk Autokrasi.
Autokrasi berasal dari bahasa Yunani yaitu 'Autokrator' yang secara harfiah memiliki arti 'Penguasa tunggal atau berkuasa sendiri'. Lanjut, seperti yang kita pahami bahwa Autokrasi adalah salah satu bentuk pemerintahan yang dimana kekuasaan politiknya didominasi oleh hanya satu orang. Seperti pula yang kita ketahui bersama bahwa di Indonesia terdapat rahasia umum bila ternyata ada satu sosok kuat dibelakang Presiden kita tercinta Bapak Joko Widodo. Dari kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa hal ini pulalah yang penyebab segala urusan pemerintahan terkait keputusan dan kebijakan kita terlihat berpusat pada sosok itu (sentralistik) atau hanya satu pintu.
Dan tahukah anda bahwa kenyataan ini diperkuat dengan adanya realita yang ada dari tampilan demokrasi kita yang seakan kembali menjadi semi-autokrasi atau semi-demokrasi. Dimana Semi demokrasi merupakan istilah yang dipakai kepada suatu negara yang dalam masa waktu bersamaan memiliki ciri Demokrasi dan juga Otoriter. Artinya sistem demokrasi kita tidak melangkah ke depan melainkan melangkah dua langkah kebelakang. Akibatnya indeks demokrasi kita dibawa jauh dari posisi negara-negara tetangga dan dengan itu pula krisis kepercayaan terhadap pemerintah semakin merajalela masuk ke lapisan paling bawah masyarakat
Kenapa saya berpendapat sistem demokrasi kita menjadi semi demokrasi? Sebab rezim Jokowi bertindak, bertingkah syarat akan sistem semi demokrasi. Dimana rezim Jokowi adalah rezim yang berupaya keras dan berhasil menerapkan Presidential Threshold kemarin, sekaligus membuktikan bahwa rezim ini benar-benar berencana membuat partainya menjadi partai dominan, dimana partai oposisi itu di perkecil ruang geraknya dan terkadang partai dominan mengelola pemerintahannya dengan menajamkan kekuasaan kepada setiap yang melawannya. Persis seperti yang terlihat dalam perjalanan pemerintahan Jokowi dari periode pertama 5 tahun dan periode kedua sekarang.
Jangan lupa bahwa pemaksaan pembuoatan dan penerapan Omnibus Law dan Undang-undang Cipta Kerja adalah salah satu tanda bahwa asumsi saya ini semakin mendekati kepastian kebenaran. Terima kasih
Dan tahukah anda bahwa kenyataan ini diperkuat dengan adanya realita yang ada dari tampilan demokrasi kita yang seakan kembali menjadi semi-autokrasi atau semi-demokrasi. Dimana Semi demokrasi merupakan istilah yang dipakai kepada suatu negara yang dalam masa waktu bersamaan memiliki ciri Demokrasi dan juga Otoriter. Artinya sistem demokrasi kita tidak melangkah ke depan melainkan melangkah dua langkah kebelakang. Akibatnya indeks demokrasi kita dibawa jauh dari posisi negara-negara tetangga dan dengan itu pula krisis kepercayaan terhadap pemerintah semakin merajalela masuk ke lapisan paling bawah masyarakat
Kenapa saya berpendapat sistem demokrasi kita menjadi semi demokrasi? Sebab rezim Jokowi bertindak, bertingkah syarat akan sistem semi demokrasi. Dimana rezim Jokowi adalah rezim yang berupaya keras dan berhasil menerapkan Presidential Threshold kemarin, sekaligus membuktikan bahwa rezim ini benar-benar berencana membuat partainya menjadi partai dominan, dimana partai oposisi itu di perkecil ruang geraknya dan terkadang partai dominan mengelola pemerintahannya dengan menajamkan kekuasaan kepada setiap yang melawannya. Persis seperti yang terlihat dalam perjalanan pemerintahan Jokowi dari periode pertama 5 tahun dan periode kedua sekarang.
Jangan lupa bahwa pemaksaan pembuoatan dan penerapan Omnibus Law dan Undang-undang Cipta Kerja adalah salah satu tanda bahwa asumsi saya ini semakin mendekati kepastian kebenaran. Terima kasih