Demokrasi Menurut Frederick Nietzsche dan Karl Marx

Demokrasi Menurut Frederick Nietzsche


Sebagaimana yang di ungkapkan seorang Nietzsche "bahwa, Gerakan demokrasi bukanlah sebuah bentuk dari membusuknya organisasi politis tetapi malah sebuah bentuk dari pembusukan, dinamakan pengecilan manusia, membuatnya biasa saja dan merendahkan nilainya”. 

Lanjut menurut Nietzsche, selama ini kita meyakini bahwa demokrasi sumber kesetaraan dan kebebasan yang harus diamini bersama-sama namun kesetaraan dan kebebasan tanpa batas membuat seseorang kehilangan arah dan juga patokan kritiknya.

Filsuf yang terkenal akan gebrakan radikalnya ini mengkritik akan keberadaan demokrasi mengenai pengaruhnya terhadap perkembangan manusia itu sendiri. Disini apa yang dilakukan Nietzsche adalah dengan melakukan pendekatan akan diri manusia dan pembentukannya.

Dari nilai-nilai maupun kebajikan-kebajikan yang ada. Dan mengenai penciptaan nilai yang secara tegas Nietzsche menolak yang asalnya dari ilahiah karena berdasar Tuhan nilai itu adalah senantiasa diciptakan oleh manusia dan demokrasi malah akan membuat terhentinya hal-hal tersebut. 

Sehingga pembentukan setiap diri akan terhenti karena terdapat hal-hal yang terjadi didalam sistem demokrasi yang membuat sebuah relasi-relasi yang memberhentikan tumbuh kembangnya demokrasi itu sendiri yang disebabkan adanya otoritas yang berwenang dan lain-lain. Maka dengan itu Nietzsche berkeyakinan apolitis terhadap demokrasi, dan dengan begitu Nietzsche terlihat sebagai seorang anti-demokrat radikal atau setidaknya ia Nietzsche bertipekal aristokrat liberal Eropa.

Demokrasi Menurut Karl Marx 


Menurut Marx, sistem demokrasi perwakilan yang diajukan oleh kaum liberal merupakan alat mempertahankan kekuasaan kelas borjuis dan karena itu, bukan sebagai wahana politik murni serta mampu mengaplikasikan kepentingan kaum proletariat.

Demokrasi yang terdapat dalam revolusi Perancis kala itu memiliki antitesis monarki dan feodalisme, tetapi bahwa demokrasi yang mana antitesisnya adalah kelas menengah dan propertinya. Ini adalah bukti dari seluruh proses perkembangan. Kelas menengah berkuasa, orang miskin kehilangan haknya, ditindas dan berkeringat namun kontitusi menyangkalnya dan hukum menyiksanya. perjuangan dari demokrasi melawan aristrokasi di Inggris adalah perjuangan antara yang miskin melawan yang kaya. Demokrasi yang mana Inggris tuju adalah demokrasi sosial yang melegitimasi kekuasaannya.

Demokrasi yang terlihat biasanya tidak dapat memperbaiki kejahatan sosial. Persamaan demokratis adalah angan-angan, perjuangan antara yang miskin melawan yang kaya tidak dapat dilakukan di ranah demokrasi atau politik secara umum. Karenanya stadium ini adalah sebuah transisi, ukuran akhir yang murni politis yang masih adalah untuk mencoba dan sebuah elemen baru harus secara cepat dikembangkan, sebuah prinsip yang melampaui semua hal politis itu.

Bagi seorang Marx yang mengartikan demokrasi sebagai prinsip sosialisme ini, berupaya mengingatkan kita akan pentingnya demokrasi bagi sosialisme. dimana demokrasi bukan hanya sekedar prakondisi untuk membangun sosialisme, akan tetapi lebih dari itu, menjadi motivasi kita untuk mendemokratisasikan sistem politik yang muncul dari sumber yang sama dengan keinginan mendemokratisasikan sistem ekonomi. Kemudian dari itu, semua orang harus memiliki kendali atas struktur dan kekuasaan yang membentuk kehidupan mereka.

Terakhir, Marx juga mengisyaratkan keinginannya untuk percaya bahwa hak pilih universal merupakan prasyarat esensial bagi sosialisme yang diinginkan oleh Marx di atas. Dan terlepas dari keraguannya terhadap demokrasi perwakilan (legislatif), Marx melihat dan mengakui bahwa legislatif sebagai pusat utama demokratisasi berjalan, karena menurut Marx, yang lebih berbahaya ialah berlebihannya kekuatan eksekutif di dalam sistem demokrasi.

Pengertian demokrasi menurut ahli

Demikianlah Demokrasi Menurut Frederick Nietzsche dan Karl Marx . Terima kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel