Cara Menentukan serta Mengevaluasi Tujuan Hidup

Pernahkah anda ditanyakan tentang tujuan anda? Saya sering ditanya apa tujuan saya menulis artikel? Apa tujuan setelah lulus kuliah? Apa tujuan saya setelah menikah? Apa tujuan yang saya capai? Apakah tujuan anda telah tercapai? Dan masih banyak lagi.

Tujuan sendiri memiliki makna tempat, arah dan harapan. Tentunya kita berada di kondisi-kondisi kehidupan yang secara langsung maupun tidak langsung mengharuskan kita untuk memiliki tujuan apa pun bentuknya. Memang benar jika setiap langkah atau gerakan yang dilakukan seseorang maupun kelompok dalam berbagai arah mestilah memiliki tujuan. 

Begitu pula halnya setiap gerakan yang terjadi dalam suatu peradaban selalu memiliki tujuan yang ingin di capai. Sebab pada dasarnya, itu semua mencerminkan adanya kekuatan penggerak yang mendorong agar teraplikasinya gerakan tersebut. Namun ketika seseorang mencoba, tanpa disadari terkadang tujuan yang digenggam berubah atau yang paling para mentok dan tidak bermakna lagi.

Seperti yang dicanangkan oleh mazhab historisme modern, dimana menurut Mazhab Historisme, segala bentuk perubahan yang berlangsung terjadi di dalam tubuh kehidupan sosial masyarakat bersesuaian dengan hukum-hukum dialektika. Begitulah doktrin filosofis yang dibangun oleh kaum Marxisme. 

Kemudian lebih daripada itu, mereka meyakini bahwa tujuan utama evolusi manusia dan gerak sejarah adalah menghancurkan segala rintangan sosial yang nantinya berpotensi menghalangi pertumbuhan kekuatan sistem produksi beserta alat-alat produksi. dan bagi mereka semua itu niscaya hanya akan terjadi dengan cara menghapus kekayaan-kekayaan pribadi dan mengkonstruksi ulang masyarakat menjadi masyarakat komunis. 

Akan tetapi sayangnya tujuan yang memiliki peran sebagai energi yang menggerakkan itu terbatasi segera setelah sasaran diraih atau telah mencapai tujuan. Dengan kata lain, tujuan akan melandasi proses gerakan sekaligus mengakhirinya

Nah, jika melihat akhir dari doktrin yang dibangun oleh mazhab historisme di atas, maka kita bisa membayangkan bilamana pertumbuhan masyarakat telah sempurna dan mencapai tahap penyelesaiannya atau telah terbentuknya masyarakat komunis. Bersamaan dengan itu berakhir dan berhenti pula gerakan mereka secara otomatis. Di sinilah letak dilematisnya tujuan dari mazhab historisme.

Persoalan semacam ini ternyata terjadi juga dalam gerakan-gerakan lain, karena ruang lingkup keinginan (tujuan) yang sempit sehingga gerakan dan usaha pun terbatasi. Maka untuk terus hidupnya sebuah gerakan semestinya diupayakan selalu melakukan peningkatan dan revaluasi tujuan. 

Misalnya mazhab historisme yang berdiri dengan doktrin filosofis mengatakan bahwa perubahan terjadi disebabkan oleh hukum dialektika, akan tetapi terkesan gagal membaca dialektika perubahan dalam kehidupan masyarakat dengan bukti kehilangan arah ketika terbentuknya masyarakat komunis yang dicita-citakan. Dengan demikian mazhab ini di anggap tidak bisa menyesuaikan zaman seperti mazhab saingannya yakni mazhab Kapitalisme.

Berkaitan dengan berubahnya suatu tujuan dibalik sebuah gerakan maupun gagasan di asumsikan karena ketidaksesusian dengan realita, terlebih kepada tujuan yang ditempelkan pada kehidupan sosial, kehidupan ekonomi dan kehidupan politik. Kenapa demikian, karena ketiga perkara ini bersifat dinamis dan memiliki kompleksitas yang dapat berubah sesuai perkembangan zaman. Atas dasar itu tujuan yang tidak dapat dibakukan semestinya diadakan sebuah revaluasi.

Adapun contoh lain yang merubah suatu tujuannya, seperti yang ada pada pemahaman komunisme yang berkaitan dengan sistem sebuah negara. Negara China salah satunya, negara yang menganut sistem komunisme itu telah melakukan perubahan atau mentaktisi tujuan awalnya yang anti terhadap ekonomi kapitalis atau anti kapitalisme. Sekarang China telah memutuskan bahwa dalam sistem politik, negara ini memegang doktrik politik komunisme namun dalam perkara sistem ekonomi, China beralih dari ekonomi sosialis menjadi ekonomi kapitalisme yang dahulunya sangat dikekang oleh paham Komunis. 

Tujuan Hidup

Dengan kata lain ada tujuan yang berubah karena diakibatkan realita perdagangan yang berubah. Adapun negara penganut Komunisme yang tetap bertahan dengan doktrin tujuan awalnya yakni Republik Korea Utara, akibatnya negara ini dikatakan sebagai negara yang terisolir dan cenderung miskin.

Terakhir, alasan dibalik dituliskan tentang perkara tujuan ini dikarenakan saya sering ditanyakan, terlebih tentang pendapat saya terkait kesesuaian suatu tujuan dengan kondisi-kondisi realita akhir-akhir.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel