Perbedaan Tipe -Tipe Mahasiswa yang Perlu Diketahui
Mahasiswa dan organisasi merupakan sepasang kekasih yang mesra nan sukar di pisahkan. Walaupun sering tidak disetujui oleh sebagian kalangan orang karena di nilai sering kali menjadi faktor utama yang membuat seorang mahasiswa lama akan wisudanya.
Sebaliknya dalam pemahaman mahasiswa yang berorganisasi, organisasi ekstra adalah wadah yang di dalamnya dipenuhi berbagai varian ilmu pengetahuan yang bisa diperoleh. Maka bagi mahasiswa lain yang tidak mengikutsertakan dirinya dalam organisasi ekstra dinilai akan menuai sebuah kerugian dalam perihal ilmu pengetahuan.
Namun kedua penilaian tersebut di atas bagi saya tidaklah dapat dikatakan benar dan salah secara keseluruhan. Sebab ada sebagian mahasiswa yang berkecimpung dalam organisasi ekstra malahan tepat waktu wisuda hingga ada juga yang lulus dengan predikat CumLaude. Sebaliknya ada mahasiswa yang tidak berorganisasi akan tetapi memiliki kapasitas ilmu pengetahuan yang sama dengan mahasiswa berorganisasi.
Maka secara garis besar dapat disimpulkan bahwa perihal keberhasilan memperoleh ilmu pengetahuan dalam kondisi-kondisi yang tergambarkan di atas bisa dibilang relatif tergantung keuletan seorang mahasiswa.
Menurut saya perbedaan yang paling menonjol antara mahasiswa organisasi dan mahasiswa non organisasi adalah mahasiswa organisasi memiliki tingkat kepekaan terhadap sosial yang tinggi dan memiliki kemampuan bekerja secara individu maupun secara kolektif, sedangkan mahasiswa non organisasi lebih cenderung apatis dan individualis dalam melihat persoalan sosial, akibat dari cara pandang ini kemudian mempengaruhi kemampuan bekerja secara kolektif karena lebih dominan individualis.
Hal yang perlu di garisbawahi sehingga dapat dirubah ialah kegagalan sebagian mahasiswa organisasi dalam management waktu antara kuliah dan berorganisasi, sehingga tepat waktu lulusnya. Di lain sisi, mahasiswa non organisasi dituntut agar harus lebih peka menganalisis persoalan sosial kemasyarakatan dan disarankan untuk lebih berinteraksi diluar kesibukan kampusnya. Sehingga memiliki tingkat kepekaan terhadap persoalan-persoalan sosial.
Sebab dibalik semua dinamika terkait mahasiswa organisasi dan non organisasi di atas subtansinya ialah perbedaan terkait implementasi ilmu pengetahuan yang didapatkan. Dimana mayoritas mahasiswa organisasi dapat disebut tipikal manusia yg tidak konsisten dalam keilmuan karena tidak satu garis linear atau tidak hanya satu disiplin ilmu yang dipelajarinya.
Sedangkan mayoritas mahasiswa non organisasi memandang dan memilih konsisten atau linear terhadap satu disiplin ilmu pengetahuan, pandangan-pandangan seperti ini adalah pandangan orang yang mencoba membangun spesialisasi. Namun sayangnya, dunia sekarang membuka mata bahwa spesialisasi "satu disiplin ilmu" tidak cukup, dia juga harus didukung generalisasi.
Maka dari itu keberadaan organisasi cukup relevan dengan kebutuhan dunia yang menuntut bahwa seseorang atau mahasiswa harus bisa mempertemukan antara kemampuan spesialisasi dengan kemampuan generalisasi, generalisasi yang harus berbasis akurasi dari data-data yang didapatkan dengan terjun langsung ke dalam persoalan-persoalan publik (negara dan masyarakat).