Secerca Motivasi Hidup Melalui Pengalaman Pribadi
Tatkala waktu terbuka untuk berpikir sejenak dalam ruang kesendirian untuk muassabahkan diri, saya lebih memilih menempatkan pada posisi bertukar pikiran bersama sahabat ataupun hanya bercerita mengenai pengalaman hidup sebagai bentuk refleksi masa yang terlewati, entah bermanfaat maupun tidak sama sekali.
Suatu buah dari reklektif yang mulai saya sadari ketika belajar dari kehidupan dahulu saya yang terbilang mubazir dan sebagai catatan buruk dalam laci sejarah pribadi adalah ketika saat dahulu sering menghabiskan waktu pada aktivitas-aktivitas yang terbilang negatif seperti mengkonsumsi minuman keras dan pergaulan bebas lain yang merugikan diri.
Memang saya sadari jikalau saya berkata demikian maka sebagian orang tidak sependapat dan mungkin menilai sinis karena terkesan munafik, sok suci dan sok bijak. Namun dari semua penilaian tersebut bisa dikatakan konsekuensi dibalik sebuah pengakuan, atas dasar itu saya dapat memakluminya.
Namun sebaliknya jikalau mereka tahu bahwa saya mengatakan demikian karena adanya sesuatu yang membenturkan kepala saya dalam sebuah kesadaran bahwa pada dasarnya minuman keras dan gaul sana sini tidak ada dampak positif bagi saya. Saya hanya menyiksa diri demi kesenangan yang saya pun tidak paham dari arah mana senangnya, dalil saya ketika itu karena ingin terlihat keren di mata teman-teman pergaulan. Tentu sebagian besar yang meminum minuman keras memiliki alasan lain yang bisa dipertanggungjawabkan masing-masing.
Terkait pola berpikir baru dan perubahan dalam bersikap yang saya alami ini, sejujurnya begitu sulit untuk mengungkapkan latar belakangnya yang pasti. Akan tetapi saya dapat memberikan suatu referensi atau metode baru bagi siapa saja yang ingin merubah kebiasaan-kebiasaan di atas, sesuai pengalaman pribadi saya.
Hal pertama kali saya lakukan ialah merubah pola pikir (mindset), bahwa meneguk segelas minuman tidak ada keren-kerennya, tidak ada bagus bagusnya jika dilihat orang lain. Dan mindset seperti ini selalu saya ulang-ulangi kembali di dalam benak saya ketika diajak dan ditawari untuk meneguk minman keras atau diajak bersenang-senang yang lain. Artinya mindset ini perlu di biasakan, sebab dari kebiasaan itulah yang bakal menjadi sebuah prinsip yang akan selalu digenggam.
Metode kedua yang saya lakukan ialah menciptakan aktivitas baru, saya biasanya mengganti waktu senggang dengan aktivitas membaca buku, berdiskusi dan kajian-kajian. Di samping itu saya juga menggantikan segelas minuman keras dengan secangkir kopi. Sama halnya dengan langkah pertama diatas aktivitas ini juga harus dibiasakan hingga anda bisa konsisten menjalaninya.
Hal ketiga yang biasa saya lakukan adalah sebisa mungkin menghindari lingkaran-lingkaran negatif di sekitar saya, sebab menurut saya, walaupun saya telah melakukan metode pertama kedua di atas dengan konsisten namun tidak disertai ikhtiar menghindari lingkungan negatif, maka kemungkinan-kemungkinan kembali lagi dalam aktivitas negatif dahulu akibat godaan-godaan dari sahabat, teman dan kenalan bisa saja terjadi.
Nah, itu saja yang dapat saya bagikan, tulisan ini pertama kali terencana dituliskan di saat seorang sahabat di kampung halaman yang bertanya kepada saya sepulang dari perantauan di Manado, Kenapa tidak lagi meminum sopi, saguer (nama-nama minuman keras) ? Terus, apa yang membuat semua kebiasaan saya dahulu bisa hilang ? Terima kasih
Suatu buah dari reklektif yang mulai saya sadari ketika belajar dari kehidupan dahulu saya yang terbilang mubazir dan sebagai catatan buruk dalam laci sejarah pribadi adalah ketika saat dahulu sering menghabiskan waktu pada aktivitas-aktivitas yang terbilang negatif seperti mengkonsumsi minuman keras dan pergaulan bebas lain yang merugikan diri.
Memang saya sadari jikalau saya berkata demikian maka sebagian orang tidak sependapat dan mungkin menilai sinis karena terkesan munafik, sok suci dan sok bijak. Namun dari semua penilaian tersebut bisa dikatakan konsekuensi dibalik sebuah pengakuan, atas dasar itu saya dapat memakluminya.
Namun sebaliknya jikalau mereka tahu bahwa saya mengatakan demikian karena adanya sesuatu yang membenturkan kepala saya dalam sebuah kesadaran bahwa pada dasarnya minuman keras dan gaul sana sini tidak ada dampak positif bagi saya. Saya hanya menyiksa diri demi kesenangan yang saya pun tidak paham dari arah mana senangnya, dalil saya ketika itu karena ingin terlihat keren di mata teman-teman pergaulan. Tentu sebagian besar yang meminum minuman keras memiliki alasan lain yang bisa dipertanggungjawabkan masing-masing.
Terkait pola berpikir baru dan perubahan dalam bersikap yang saya alami ini, sejujurnya begitu sulit untuk mengungkapkan latar belakangnya yang pasti. Akan tetapi saya dapat memberikan suatu referensi atau metode baru bagi siapa saja yang ingin merubah kebiasaan-kebiasaan di atas, sesuai pengalaman pribadi saya.
Hal pertama kali saya lakukan ialah merubah pola pikir (mindset), bahwa meneguk segelas minuman tidak ada keren-kerennya, tidak ada bagus bagusnya jika dilihat orang lain. Dan mindset seperti ini selalu saya ulang-ulangi kembali di dalam benak saya ketika diajak dan ditawari untuk meneguk minman keras atau diajak bersenang-senang yang lain. Artinya mindset ini perlu di biasakan, sebab dari kebiasaan itulah yang bakal menjadi sebuah prinsip yang akan selalu digenggam.
Metode kedua yang saya lakukan ialah menciptakan aktivitas baru, saya biasanya mengganti waktu senggang dengan aktivitas membaca buku, berdiskusi dan kajian-kajian. Di samping itu saya juga menggantikan segelas minuman keras dengan secangkir kopi. Sama halnya dengan langkah pertama diatas aktivitas ini juga harus dibiasakan hingga anda bisa konsisten menjalaninya.
Hal ketiga yang biasa saya lakukan adalah sebisa mungkin menghindari lingkaran-lingkaran negatif di sekitar saya, sebab menurut saya, walaupun saya telah melakukan metode pertama kedua di atas dengan konsisten namun tidak disertai ikhtiar menghindari lingkungan negatif, maka kemungkinan-kemungkinan kembali lagi dalam aktivitas negatif dahulu akibat godaan-godaan dari sahabat, teman dan kenalan bisa saja terjadi.
Nah, itu saja yang dapat saya bagikan, tulisan ini pertama kali terencana dituliskan di saat seorang sahabat di kampung halaman yang bertanya kepada saya sepulang dari perantauan di Manado, Kenapa tidak lagi meminum sopi, saguer (nama-nama minuman keras) ? Terus, apa yang membuat semua kebiasaan saya dahulu bisa hilang ? Terima kasih