Memoar Amina Wadud, Seorang Filsuf Feminis
Memoar Amina Wadud, Seorang Filsuf dan Feminis - Saya pertama kali mendengar nama seorang Amina Wadud pada tahun 2014 di forum diskusi santai terkait Kondisi Perempuan Sula dalam Era Modern. Dimana pada saat itu lewat mulut seorang kawan diskusi yang menyampaikan kontroversi Amina Wadud, saat menjadi imam Shalat Jum'at pada tahun 2005 kemarin, sebagai gambaran bahwa gerakan perempuan Islam telah sampai pada level yang tinggi. Argumentasi itu kemudian membekas dalam benak saya hingga memaksa saya untuk harus mengenal lebih jauh seorang Amina Wadud. Nah, sekarang mari sama-sama kita kenal lebih dekat seorang Amina Wadud.
Amina Wadud adalah seorang Feminis muslim terkenal di era modern berdarah Afro-Amerika yang lahir pada tahun 1952 di Amerika. Namun Amina Wadud hidup di Malaysia dan menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan strata satu di perguruan tingkat tinggi Universitas Antar Bangsa Malaysia. Amina kemudian baru melanjutkan pendidikan di negara kelahirannya "Amerika" pada 1983. Yakni mengambil Studi Magister di University of Michigan Amerika dari tahun 1983-1989. Sementara itu program Doctoral-nya selesaikan di University of Harvard, pada tahun 1991-1993 dalam bidang studi Islam dan Bahasa Arab.
Amina Wadud pertama kali mengajar di Universitas antar Bangsa Malaysia dalam bidang Islamologi dan disaat yang bersamaan ia juga tergabung dalam International Institution of Islamic Thought and Civilization (ISTAC). Sebuah institusi Pasca Sarjana di Malaysia yang berkonsentrasi pada Peradaban Islam dan Islamic Studies. Kemudian sepulangnya ke Amerika, Amina Wadud menjabat sebagai Guru Besar Departemen Filsafat dan Studi Agama di Commonwealth University Virginia, Amerika. Dan setelah itu menjadi Dosen Tamu di Divinity School Harvard University hingga saat sekarang.
Sebagaiman pemahaman wanita modern yang banyak menyelami kehidupan dan mengenyam pendidikan barat yang menjunjung tinggi persamaan dan kebebasan, serta di tambah dengan kajian-kajian terkait Feminisme. Maka tidak heran bilamana dirinya tidak sepakat jika posisi perempuan diletakkan sebagai rival atau subordinat dibawa kaum lelaki. Di lain sisi Amina Wadud berpendapat bahwa ia tidak dapat menerima suatu hubungan kemitraan, kesejajaran dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang.
Sebagaimana fokus pembelajarannya terkait Feminisme, walaupun hidup dalam negara yang sangat maju seperti Amerika, akan tetapi dirinya tidak bisa melihat kondisi perempuan yang dijadikan subordinat di dalam suatu sosial kemasyarakatan. Hal inilah yang mendorong dirinya untuk melihat kembali pada khazanah Islam dan bibliografi klasik maupun modern dengan maksud membangun paradigma baru tentang hubungan perempuan dan laki-laki atau membangun relasi gender tanpa streotipe yang diatributkan kepada perempuan.
Selain aktif dalam dunia akademik (mengajar). Amina Wadud juga aktif berkecimpung dalam berbagai Kelompok atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli secara serius dan intensif pada advokasi terkait pembelaan-pembelaan hak-hak perempuan. Baik dalam persoalan Pendidikan, Pengajaran dan persoalan-persoalan lain terkait perempuan.
Adapun kelompok maupun lembaga yang di gawanginya ialah seperti, Sister In Islam (SIS) sebuah Lembaga Sumber Daya Masyarakat (SDM) di Malaysia. Lembaga ini adalah lembaga yang mengembangkan fokus pada gagasan kesetaraan dan pembebasan perempuan Islam di era modern. Amina Wadud juga berkecimpung dalam Komunitas Moslem Wake Up di Amerika.
Amina Wadud adalah seorang Feminis muslim terkenal di era modern berdarah Afro-Amerika yang lahir pada tahun 1952 di Amerika. Namun Amina Wadud hidup di Malaysia dan menempuh pendidikan dasar sampai pendidikan strata satu di perguruan tingkat tinggi Universitas Antar Bangsa Malaysia. Amina kemudian baru melanjutkan pendidikan di negara kelahirannya "Amerika" pada 1983. Yakni mengambil Studi Magister di University of Michigan Amerika dari tahun 1983-1989. Sementara itu program Doctoral-nya selesaikan di University of Harvard, pada tahun 1991-1993 dalam bidang studi Islam dan Bahasa Arab.
Amina Wadud pertama kali mengajar di Universitas antar Bangsa Malaysia dalam bidang Islamologi dan disaat yang bersamaan ia juga tergabung dalam International Institution of Islamic Thought and Civilization (ISTAC). Sebuah institusi Pasca Sarjana di Malaysia yang berkonsentrasi pada Peradaban Islam dan Islamic Studies. Kemudian sepulangnya ke Amerika, Amina Wadud menjabat sebagai Guru Besar Departemen Filsafat dan Studi Agama di Commonwealth University Virginia, Amerika. Dan setelah itu menjadi Dosen Tamu di Divinity School Harvard University hingga saat sekarang.
Sebagaiman pemahaman wanita modern yang banyak menyelami kehidupan dan mengenyam pendidikan barat yang menjunjung tinggi persamaan dan kebebasan, serta di tambah dengan kajian-kajian terkait Feminisme. Maka tidak heran bilamana dirinya tidak sepakat jika posisi perempuan diletakkan sebagai rival atau subordinat dibawa kaum lelaki. Di lain sisi Amina Wadud berpendapat bahwa ia tidak dapat menerima suatu hubungan kemitraan, kesejajaran dan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang.
Sebagaimana fokus pembelajarannya terkait Feminisme, walaupun hidup dalam negara yang sangat maju seperti Amerika, akan tetapi dirinya tidak bisa melihat kondisi perempuan yang dijadikan subordinat di dalam suatu sosial kemasyarakatan. Hal inilah yang mendorong dirinya untuk melihat kembali pada khazanah Islam dan bibliografi klasik maupun modern dengan maksud membangun paradigma baru tentang hubungan perempuan dan laki-laki atau membangun relasi gender tanpa streotipe yang diatributkan kepada perempuan.
Selain aktif dalam dunia akademik (mengajar). Amina Wadud juga aktif berkecimpung dalam berbagai Kelompok atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang peduli secara serius dan intensif pada advokasi terkait pembelaan-pembelaan hak-hak perempuan. Baik dalam persoalan Pendidikan, Pengajaran dan persoalan-persoalan lain terkait perempuan.
Adapun kelompok maupun lembaga yang di gawanginya ialah seperti, Sister In Islam (SIS) sebuah Lembaga Sumber Daya Masyarakat (SDM) di Malaysia. Lembaga ini adalah lembaga yang mengembangkan fokus pada gagasan kesetaraan dan pembebasan perempuan Islam di era modern. Amina Wadud juga berkecimpung dalam Komunitas Moslem Wake Up di Amerika.
Dimana komunitas ini memiliki misi ialah menjadikan progrefitas ajaran dan pemikiran sebagai solusi atas kompleksitas permasalahan modernitas dan posrmodernitas umat Islam dengan tujuan mempertahankan integritas ajaran Islam dan mengusungnya dalam konteks dinamisme kemajuan zaman sekarang. Selain itu, kelompok ini juga berjuang keras untuk menguatkan identitas mereka sebagai kaum muda progresif di tengah tuduhan sebagai kelompok radikalis di Amerika.
Selebihnya sebagai intelektual, Amina Wadud tidak hanya memiliki karier sebagai akademisi dan aktivis melainkan juga dikenal sebagai seorang penulis hebat. Karya-karya yang berhasil di terbitkan dan menjadi karya yang menempatkan sebagai penulis terkenal ialah buku Qur'an and Women: Rereading the Secred Text from a Women's Perspective yang terbit tahun 1992. Dan buku Inside the Gender Jihad, terbit juni 2006.
Sekarang, seorang Aminah Wadud telah dikenal sebagai seorang Penulis yang terkenal dengan analisisnya yang tajam. Fokus-fokus tulisan utamanya ialah tentang gender dan feminisme. Dimana pemikiran-pemikiran yang dituliskan tersebut telah tersebar luas menjadi bacaan dan referensi diberbagai negara-negara Eropa, Amerika Latin, Afrika dan khususnya Asia.
Selebihnya sebagai intelektual, Amina Wadud tidak hanya memiliki karier sebagai akademisi dan aktivis melainkan juga dikenal sebagai seorang penulis hebat. Karya-karya yang berhasil di terbitkan dan menjadi karya yang menempatkan sebagai penulis terkenal ialah buku Qur'an and Women: Rereading the Secred Text from a Women's Perspective yang terbit tahun 1992. Dan buku Inside the Gender Jihad, terbit juni 2006.
Sekarang, seorang Aminah Wadud telah dikenal sebagai seorang Penulis yang terkenal dengan analisisnya yang tajam. Fokus-fokus tulisan utamanya ialah tentang gender dan feminisme. Dimana pemikiran-pemikiran yang dituliskan tersebut telah tersebar luas menjadi bacaan dan referensi diberbagai negara-negara Eropa, Amerika Latin, Afrika dan khususnya Asia.