Benarkah Malam Jumat adalah Malam yang Seram ?
Benarkah Malam Jumat adalah Malam yang Seram ? - Apakah malam Jum'at adalah malam yang paling seram karena banyak setan, hantu atau iblis di antara malam-malam lain?. Sebenarnya saya tak tahu pasti kapan pemahaman ini ada dan ditradisikan menjadi sakral oleh orang-orang tua kita. Namun saya bisa mengatakan bahwa mungkin pemahaman ini telah ada sejak zaman nenek moyang kita.
Pemahaman seperti ini berkembang pesat di dalam wilayah Indonesia terutama di bagian timur Indonesia. Pemahaman yang mempercayai bahwa malam Jum'at adalah malam yang paling seram ini telah mengakar ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Maka dengan pemahaman itu, banyak dari orang-orang tua yang mengingatkan dan melarang anak-anak, cucu-cucunya dan bahkan diri mereka sendiri untuk keluar rumah di malam Jum'at.
Dan lebih mengherankan ketika ditanya apa alasan atau bukti bahwa malam Jum'at adalah malam yang seram? Kebanyakan orang tua tidak bisa menjelaskan dengan rasional dan hanya menceritakan kisah yang telah lampau yang kebenarannya sangat bisa diragukan. Memang jelas sebagai umat muslim maka salah satu keyakinan yang harus ada dalam diri seorang mukmin adalah keyakinan akan perkara ghaib. Namun sepengetahuan saya semua harus didasari oleh dalil-dalil agama.
Dalam pandangan agama Islam sendiri, semua umat Islam tentu tahu bahwa malam dan hari Jum'at di nilai memiliki keunggulan tersendiri dari pada hari-hari lain selama seminggu, karena hari Jum'at adalah hari dimana Adam diciptakan dan diturunkan, dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jum'at. Serta di hari Jum'at seluruh umat Islam di Sunnah-kan untuk membaca Al-Qur'an terutama surah Al Kahfi dan dianjurkan melakukan Shalat malam (tahajud) dan banyak anjuran ibadah lain yang sama sekali tidak ada berbau tentang setan, hantu atau iblis dan sejenisnya.
Maka dengan itu, saya mencoba mengeluarkan dua hipotesis dasar dari adanya pemahaman diatas. Hipotesis pertama ialah budaya lisan secara turun temurun tentang kisah-kisah orang terdahulu yang mengalami-mengalami peristiwa seram dalam hidupnya, yang mungkin dialami ketika malam Jum'at.
Hipotesis kedua adalah hal yang mendasari adanya pemahaman di atas karena di akibatkan karena Stereotip yang hadir lewat tontonan zaman dulu, salah satunya film Sundel Bolong yang dibintangi oleh artis Suzanna dan Bokir yang menceritakan keseraman malam Jum'at Kliwon. Semua akan sepakat mengatakan bahwa film ini adalah film yang laris ditonton pada zamannya, maka tidak heran kemungkinan dari sinilah pemahaman bahwa malam Jum'at adalah malam seram.
Hipotesis kedua adalah pelarangan orang tua untuk anaknya tidak keluar rumah malam Jum'at dengan cara mengatakan bahwa malam Jum'at banyak setan, hantu atau iblis ini adalah sebuah bahasa kiasan agar anaknya tinggal diam rumah dan melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah yang dianjurkan oleh Islam di atas.
Atas dasar hipotesis itu, dapat ditarik konklusi bahwa pemahaman ini dapat dimaknai sebagai upaya orang tua yang bernilai positif. Akan tetapi perlu untuk dirasionalkan secara teknis sehingga anak-anak ataupun cucu-cucu yang dilarang mengerti dan paham. Selebihnya kebenaran bahwa malam Jum'at adalah malam yang seram sungguh tidak memiliki dasar kebenaran yang kuat atau dengan kata lain kebenaran masih bisa diperdebatkan.
Pemahaman seperti ini berkembang pesat di dalam wilayah Indonesia terutama di bagian timur Indonesia. Pemahaman yang mempercayai bahwa malam Jum'at adalah malam yang paling seram ini telah mengakar ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat. Maka dengan pemahaman itu, banyak dari orang-orang tua yang mengingatkan dan melarang anak-anak, cucu-cucunya dan bahkan diri mereka sendiri untuk keluar rumah di malam Jum'at.
Dan lebih mengherankan ketika ditanya apa alasan atau bukti bahwa malam Jum'at adalah malam yang seram? Kebanyakan orang tua tidak bisa menjelaskan dengan rasional dan hanya menceritakan kisah yang telah lampau yang kebenarannya sangat bisa diragukan. Memang jelas sebagai umat muslim maka salah satu keyakinan yang harus ada dalam diri seorang mukmin adalah keyakinan akan perkara ghaib. Namun sepengetahuan saya semua harus didasari oleh dalil-dalil agama.
Dalam pandangan agama Islam sendiri, semua umat Islam tentu tahu bahwa malam dan hari Jum'at di nilai memiliki keunggulan tersendiri dari pada hari-hari lain selama seminggu, karena hari Jum'at adalah hari dimana Adam diciptakan dan diturunkan, dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jum'at. Serta di hari Jum'at seluruh umat Islam di Sunnah-kan untuk membaca Al-Qur'an terutama surah Al Kahfi dan dianjurkan melakukan Shalat malam (tahajud) dan banyak anjuran ibadah lain yang sama sekali tidak ada berbau tentang setan, hantu atau iblis dan sejenisnya.
Maka dengan itu, saya mencoba mengeluarkan dua hipotesis dasar dari adanya pemahaman diatas. Hipotesis pertama ialah budaya lisan secara turun temurun tentang kisah-kisah orang terdahulu yang mengalami-mengalami peristiwa seram dalam hidupnya, yang mungkin dialami ketika malam Jum'at.
Hipotesis kedua adalah hal yang mendasari adanya pemahaman di atas karena di akibatkan karena Stereotip yang hadir lewat tontonan zaman dulu, salah satunya film Sundel Bolong yang dibintangi oleh artis Suzanna dan Bokir yang menceritakan keseraman malam Jum'at Kliwon. Semua akan sepakat mengatakan bahwa film ini adalah film yang laris ditonton pada zamannya, maka tidak heran kemungkinan dari sinilah pemahaman bahwa malam Jum'at adalah malam seram.
Hipotesis kedua adalah pelarangan orang tua untuk anaknya tidak keluar rumah malam Jum'at dengan cara mengatakan bahwa malam Jum'at banyak setan, hantu atau iblis ini adalah sebuah bahasa kiasan agar anaknya tinggal diam rumah dan melaksanakan ibadah wajib maupun sunnah yang dianjurkan oleh Islam di atas.
Atas dasar hipotesis itu, dapat ditarik konklusi bahwa pemahaman ini dapat dimaknai sebagai upaya orang tua yang bernilai positif. Akan tetapi perlu untuk dirasionalkan secara teknis sehingga anak-anak ataupun cucu-cucu yang dilarang mengerti dan paham. Selebihnya kebenaran bahwa malam Jum'at adalah malam yang seram sungguh tidak memiliki dasar kebenaran yang kuat atau dengan kata lain kebenaran masih bisa diperdebatkan.