Cerita dibalik Matinya Filsuf Galileo Galilei
Cerita dibalik Matinya Filsuf Galileo Galilei - Sejarah dunia telah mencatat dan mengakui bahwa didalam dunia Filsafat dan sains memiliki cerita yang kelam dan kemegahan. Tentu orang telah mengetahui kemegahan yang dihasilkan dari dunia Filsafat dan sains saat ini.
Terkait sejarah kelam dapat dikategorikan seperti pelarangan kebebasan berpikir di abad pertengahan oleh gereja dan peristiwa-peristiwa inkuisisi para ahli pikir ( filsuf-filsuf) di beberapa masa belakangan. semisalnya Socrates yang mati meneguk segelas racun dan begitu juga Galileo Galilea.
Galileo Galilei adalah seorang Filsuf, Astronom dan Fisikawan Italia yang memiliki peran besar pada Revolusi ilmiah. Filsuf yang lahir di Pisa, Toscana pada 15 Februari 1564 ini, dikenal sebagai Bapak Astronomi Observasional, Bapak Fisika Modern, Bapak Metode Ilmiah dan Bapak Ilmu Pengetahuan.
Sumbangsihnya terkait keilmuan antara lain seperti, menyempurnakan Teleskop yang memungkinkan banyak orang dapat melakukan berbagai pengamatan astronomi dan juga hukum gerak di zaman sekarang. Selain itu Galileo Galilea adalah seorang yang turut serta mendukung pendapat Copernicus yang mengatakan bahwa bumi yang mengelilingi matahari dan matahari adalah pusat dari tata surya. Sebuah pernyataan yang begitu ditantang oleh sebagian besar orang agamis dan instansi gereja pada waktu itu. Karena gereja berpandangan bahwa matahari yang mengelilingi bumi dan bumi adalah pusat tata surya.
Berkaitan dengan pendapat Copernicus, Gereja sebenarnya telah melarang beredarnya buku milik Copernicus yang berjudul, De Revolutionibus Orbium Coelesetium 1543, pada tahun 1616 dan juga telah menegur Galileo untuk menarik dukungan terhadap teori heliosentris.
Galileo Galilei adalah seorang Filsuf, Astronom dan Fisikawan Italia yang memiliki peran besar pada Revolusi ilmiah. Filsuf yang lahir di Pisa, Toscana pada 15 Februari 1564 ini, dikenal sebagai Bapak Astronomi Observasional, Bapak Fisika Modern, Bapak Metode Ilmiah dan Bapak Ilmu Pengetahuan.
Sumbangsihnya terkait keilmuan antara lain seperti, menyempurnakan Teleskop yang memungkinkan banyak orang dapat melakukan berbagai pengamatan astronomi dan juga hukum gerak di zaman sekarang. Selain itu Galileo Galilea adalah seorang yang turut serta mendukung pendapat Copernicus yang mengatakan bahwa bumi yang mengelilingi matahari dan matahari adalah pusat dari tata surya. Sebuah pernyataan yang begitu ditantang oleh sebagian besar orang agamis dan instansi gereja pada waktu itu. Karena gereja berpandangan bahwa matahari yang mengelilingi bumi dan bumi adalah pusat tata surya.
Berkaitan dengan pendapat Copernicus, Gereja sebenarnya telah melarang beredarnya buku milik Copernicus yang berjudul, De Revolutionibus Orbium Coelesetium 1543, pada tahun 1616 dan juga telah menegur Galileo untuk menarik dukungan terhadap teori heliosentris.
Namun Galileo Galilea tetap bersikukuh bahwa pandangan heliosentris-nya merupakan yang paling benar ketika membicarakan alam semesta. Galileo Galilea kemudian berusaha menjelaskan dengan menuliskan sebuah buku yang berjudul Dialogue Concerning the Two Chief World System, 1632 (dialog terkait dua sistem utama dunia, 1632) yang dikatakannya sebagai upaya mendiskusikan pandangan heliosentris Copernicus dan geosentris milik gereja, akan tetapi belakangan diketahui bahwa sebenarnya buku itu lebih mendukung pemikiran heliosentris.
Akibat dari pernyataan Galileo Galilei yang dianggap menyesatkan manusia itu, maka Galileo Galilei di sidangkan dalam pengadilan gereja dan di jatuhi hukuman pengucilan (tahanan rumah) dan bukunya dilarangan untuk beredar dan sampai pada titik dimana dirinya menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 8 Januari 1642 di usianya yang ke 77 tahun setelah mengalami kebutaan yang diprediksi sebagai efek dari ketegangan mata yang sering menggunakan teleskop.
Akibat dari pernyataan Galileo Galilei yang dianggap menyesatkan manusia itu, maka Galileo Galilei di sidangkan dalam pengadilan gereja dan di jatuhi hukuman pengucilan (tahanan rumah) dan bukunya dilarangan untuk beredar dan sampai pada titik dimana dirinya menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 8 Januari 1642 di usianya yang ke 77 tahun setelah mengalami kebutaan yang diprediksi sebagai efek dari ketegangan mata yang sering menggunakan teleskop.
Sekarang. Masyarakat dunia baru menyadari bahwa keangkuhan Galileo Galilea pada masanya itu terbukti benarnya dan tidak sebuah kesia-siaan ketika dirinya mempertahankan dukungannya. Dimana seorang fisikawan berpengaruh di era kontemporer bernama Stephen Hawking, pernah berkata bahwa, "Pemikiran Galileo Galilea dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar di dunia sains modern, dimana hasil usahanya dapat dikatakan sebagai terobosan".