Kehidupan Manusia dan Revolusi Pertanian

Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang akan terus bertumbuh secara fisik, pikiran maupun mental. Setelah revolusi kognitif di kumandangkan sebagai pertanda berkembangnya pengetahuan yang merubah pola hidup nenek moyang manusia yang masih terbatas dalam segala kehidupannya.

Dengan perkembangan tersebut di ikuti dengan revolusi selanjutnya yakni revolusi pertanian. Maka sejak itu pola hidup manusia yang dulunya berburu, berpindah-pindah (nomaden) berubah menjadi menetap karena telah memahami proses bertani dan pemukiman penduduk terbentuk beserta jumlah populasi meningkat pertumbuhannya. 

Secara otomatis pembukaan lahan pertanianpun semakin luas dan domestikasi hewan ternak semakin beragam, adapun yang diberdayakan dalam proses pengelolaan lahan pertanian. Dari sinilah pembicaraan tentang masa depan manusia dan pertanian sebagai dampak langsung dari revolusi-revolusi diatas.

Semenjak itu pertanian menjadi perihal yang dipikirkan oleh manusia sebagai kelanjutan hidup mereka di masa depan. Hidup mereka sepenuhnya bergantung pada hasil panen, karena telah meninggal kebiasaan berburu dan berpindah di zaman dahulu. 

Disisi lain keberhasilan panen pertanian bergantung sepenuhnya kepada hujan untuk mengairi sawah dan ladang karena bila curah hujan terlampau tinggi dan banyak mereka mulai merasa khawatir kelebihan debit air yang akan membuat banjir dan gagal panen. Sebaliknya jika curah hujan kurang, maka kekeringan akan mengancam sawah dan ladang. Situasi yang dialami ini berpokok pada kelaparan sebagai ancaman yang sangat nyata.maka manusiapun terus berupaya untuk bertani dan sekaligus mempersiapkan pangan untuk kehidupan selanjutnya.

Fenomena ini yang terus dipikirkan oleh para petani sejak ribuan tahun lalu. dibalik itu timbul kesadaran bahwa usia dunia semakin bertambah setiap saat, setiap detik juga dibelahan dunia tertentu mengalami perkembangan kecil tetapi terus bertambah termasuk di bidang pertanian. Perkembangan itu didasari oleh insting alamiah manusia untuk menciptakan suatu hal baru demi bertahan hidup.

Dan dengan kesadaran itu pula, manusia menyadari fakta bahwa populasi semakin bertambah, dimana secara otomatis lahan di bumi juga semakin berkurang dan bertolak belakang dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Maka untuk menghadapi permasalahan lahan dan tingkat kebutuhan hidup cara yang harus dilakukan adalah revolusi dalam berbagai bidang. Termasuk revolusi partanian yang kesekian dalam revolusi industri 4.0.

Revolusi sejatinya lahir karena mengikuti tuntutan zaman, kebutuhan manusia untuk melahirkan alternatif yang menjadi pelopor terciptanya revolusi tersebut. di Indonesia sendiri salah satu langkah yang dilakukan ialah memanfaatkan Information Technologi (IT) sebagai perangkat yang menggantikan sistem pengelolaan konvensional menjadi lebih modern, salah satunya menggunakan teknologi yang dikenal dengan sebutan Internet of Things (IoT) sebagai aplikasi yang mengatur, mengelola lahan sehingga lebih efisien dan meningkatkan produksi dan juga menggunakan teknologi Drone yang terkoneksi dengan internet untuk mengawasi jalannya pertanian.

Sebelumnya saya ingin mengatakan bahwa saya tidak dalam posisi menilai baik buruknya terobosan ini. Namun ada hal yang ingin saya tanyakan dalam proyek jangka panjang ini. Yaitu bagaimana dengan pertanian di daerah pelosok yang tidak memiliki akses internet yang memadai? Tentu kita akan dapat menganggap semua pasti tersentuh ke pelosok-pelosok negeri. Pertanyaan kedua apakah kebutuhan hidup manusia mau menunggu ?

Revolusi kehidupan

Namun apapun bentuknya, revolusi yang dilakukan ini diharapkan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, sehingga kebutuhan manusia dapat terkoordinir dengan sesuai rencana. Inti dari uraian ini adalah mengetahui perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia dan perubahan yang terjadi di bidang pertanian. Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel