Kajian Asal - Usul Aliran Filsafat Peripatetik
Sadarkah jika kita sekalian tentunya pernah membaca atau pernah mendengar tradisi filsafat aliran Peripatetik. Namun saya percaya jika kita semua sayangnya tidak banyak yang mengetahui apa sebenarnya Peripatetik itu? Apa yang dimaksud Peripatetik itu? Sekarang mari kita coba untuk berkenalan dengan aliran filsafat Peripatetik tersebut.
Peripatetik adalah kata yang memiliki derivasi yang berasal dari bahasa Yunani, Peripatein yang berarti Berkeliling atau Berjalan-jalan berkeliling. Istilah ini pertama kali muncul dalam tradisi filsafat ketika meninggalnya salah satu tokoh besar filsafat Yunani kuno, yaitu Aristoteles.
Dimana setelah itu bermunculan tokoh-tokoh lain yang tak lain muridnya sendiri untuk meneruskan ajaran-ajarannya, kemudian kelompok itu dikenal dengan nama kelompok Peripatetik. Karena merujuk pada suatu tempat 'Peripatos' di kota Athena, tempat dimana seorang Aristoteles biasa mengajarkan pemikiran Filsafatnya sambil berjalan-jalan menemui orang.
Mengutip dari Wikipedia yang mengatakan bahwa, 'Peripatetik adalah sebuah mazhab Filsafat di Yunani kuno. Ajaran-ajarannya berasal dari pendirinya, Aristoteles (384-322 SM) dan kata Peripatetik sendiri adalah sebuah sebutan yang ditujukan kepada pengikutnya'.
Atas dasar itu, Filsafat Peripatetik merupakan aliran yang sangat menarik untuk diketahui oleh sebagian besar orang yang memiliki ketertarikan untuk mendalami tradisi filsafat Aristotelianisme.
Aliran Peripatetik ini, tidak hanya berkembang di dalam lingkup para fillsuf Yunani atau barat saja, namun tumbuh pula dalam tradisi filsafat Islam. Didalam Filsafat Islam, Peripatetik disebut dengan istilah Masysya'iyyah yang memiliki arti 'Melangkahkan kaki dari suatu tempat ke tempat lain dengan cepat atau lambat'. dan dari kata itulah kemudian tersusun kata Al masysya'un yang berarti pengikut Aristoteles. Adapun filsuf-filsuf hebat Islam yang dikenal sebagai kelompok Al Masysya'un diantaranya yaitu, Al Kindi, Al Farabi, Nashir al-Din, Thusi, Ibn Rusyd dan Ibnu Sina.
Ketika alirant Peripatetik yang semangat mempertahankan corak berfikir Aristoteles itu masuk kedalam dunia Islam pada abad pertengahan, dan bertemu dengan Ortodoksi, Batang tubuh ajaran Islam, maka muncullah gesekan-gesekan yang kemudian memaksa untuk dicarikan perpaduan antara ajaran agama dan logika secara luas.
Selebihnya perkembangan Peripatetik secara sederhana dapat dikatakan relatif sejajar dengan perkembangan Academia, dimana pada awalnya Peripatetik hanya meneruskan prinsip-prinsip filsafat dari Aristoteles, sebagaimana pula Academia meneruskan karya-karya dan warisan Plato, terutama ajaran tentang Idea-Idea dan Matematika. Demikian juga murid-murid Aristoteles yang terus meneruskan usaha gurunya, khususnya melakukan penyelidikan ilmiah yang sangat Empiristik dan Logis.
Disisi lain, perbedaan antara perkembangan Peripatetik dan Academia berada pada masa kejayaan dalam mempengaruhi zaman setelah di masa kuno, Plato lewat academianya masih dikenal di masa Yunani kuno dan Romawi, sedangkan pengaruh filsafat Aristoteles "peripatetik' sempat mengalami masa jeda yang begitu lama, baru pada abad pertengahan pengaruh filsafat Aristoteles muncul kembali dan kuat melalui pemikiran filsafat Islam yang dilakukan oleh filsuf Islam. Dan pengaruh tradisi filsafat Aristoteles berkembang pada masa Renaissance dan modern barat.
Adapun ciri-ciro khas dari aliran Peripatetik yang dipandang dari sudut metodologis dan epistemologinya terkenal dengan beberapa hal yaitu.
1. Model ekspresi atau penjelasan dari para filsuf Peripatetik bersifat saling diskursif, atau lebih menggunakan logika formal yang didasarkan pada penalaran akal.
2. Dengan sifat yang diskursif, maka Filsafat yang dikembangkan oleh kelompok Peripatetik bersifat tak langsung, kenapa dipahami sebagai demikan? karena untuk menangkap objek pengamatan mereka menggunakan simbol-simbol, baik berupa kata-kata atau konsep maupun representasi
3. Penekanan atas dasar rasio membuat kurangnya prioritas terhadap pengenalan intuitif yang sangat diperlukan oleh para filsuf aliran lain.
Dan terakhir ciri khas dari aliran Peripatetik yang berkaitan dengan aspek Ontologis. Dimana aliran Peripatetik memandang dalam ajaran mereka yang biasanya disebut Hylomorfisme, yaitu ajaran yang mengatakan bahwa apapun yang ada di dunia terdiri atas dua unsur utamanya, yakni Unsur materi dan bentuk.
Peripatetik adalah kata yang memiliki derivasi yang berasal dari bahasa Yunani, Peripatein yang berarti Berkeliling atau Berjalan-jalan berkeliling. Istilah ini pertama kali muncul dalam tradisi filsafat ketika meninggalnya salah satu tokoh besar filsafat Yunani kuno, yaitu Aristoteles.
Dimana setelah itu bermunculan tokoh-tokoh lain yang tak lain muridnya sendiri untuk meneruskan ajaran-ajarannya, kemudian kelompok itu dikenal dengan nama kelompok Peripatetik. Karena merujuk pada suatu tempat 'Peripatos' di kota Athena, tempat dimana seorang Aristoteles biasa mengajarkan pemikiran Filsafatnya sambil berjalan-jalan menemui orang.
Mengutip dari Wikipedia yang mengatakan bahwa, 'Peripatetik adalah sebuah mazhab Filsafat di Yunani kuno. Ajaran-ajarannya berasal dari pendirinya, Aristoteles (384-322 SM) dan kata Peripatetik sendiri adalah sebuah sebutan yang ditujukan kepada pengikutnya'.
Atas dasar itu, Filsafat Peripatetik merupakan aliran yang sangat menarik untuk diketahui oleh sebagian besar orang yang memiliki ketertarikan untuk mendalami tradisi filsafat Aristotelianisme.
Aliran Peripatetik ini, tidak hanya berkembang di dalam lingkup para fillsuf Yunani atau barat saja, namun tumbuh pula dalam tradisi filsafat Islam. Didalam Filsafat Islam, Peripatetik disebut dengan istilah Masysya'iyyah yang memiliki arti 'Melangkahkan kaki dari suatu tempat ke tempat lain dengan cepat atau lambat'. dan dari kata itulah kemudian tersusun kata Al masysya'un yang berarti pengikut Aristoteles. Adapun filsuf-filsuf hebat Islam yang dikenal sebagai kelompok Al Masysya'un diantaranya yaitu, Al Kindi, Al Farabi, Nashir al-Din, Thusi, Ibn Rusyd dan Ibnu Sina.
Ketika alirant Peripatetik yang semangat mempertahankan corak berfikir Aristoteles itu masuk kedalam dunia Islam pada abad pertengahan, dan bertemu dengan Ortodoksi, Batang tubuh ajaran Islam, maka muncullah gesekan-gesekan yang kemudian memaksa untuk dicarikan perpaduan antara ajaran agama dan logika secara luas.
Selebihnya perkembangan Peripatetik secara sederhana dapat dikatakan relatif sejajar dengan perkembangan Academia, dimana pada awalnya Peripatetik hanya meneruskan prinsip-prinsip filsafat dari Aristoteles, sebagaimana pula Academia meneruskan karya-karya dan warisan Plato, terutama ajaran tentang Idea-Idea dan Matematika. Demikian juga murid-murid Aristoteles yang terus meneruskan usaha gurunya, khususnya melakukan penyelidikan ilmiah yang sangat Empiristik dan Logis.
Disisi lain, perbedaan antara perkembangan Peripatetik dan Academia berada pada masa kejayaan dalam mempengaruhi zaman setelah di masa kuno, Plato lewat academianya masih dikenal di masa Yunani kuno dan Romawi, sedangkan pengaruh filsafat Aristoteles "peripatetik' sempat mengalami masa jeda yang begitu lama, baru pada abad pertengahan pengaruh filsafat Aristoteles muncul kembali dan kuat melalui pemikiran filsafat Islam yang dilakukan oleh filsuf Islam. Dan pengaruh tradisi filsafat Aristoteles berkembang pada masa Renaissance dan modern barat.
Adapun ciri-ciro khas dari aliran Peripatetik yang dipandang dari sudut metodologis dan epistemologinya terkenal dengan beberapa hal yaitu.
1. Model ekspresi atau penjelasan dari para filsuf Peripatetik bersifat saling diskursif, atau lebih menggunakan logika formal yang didasarkan pada penalaran akal.
2. Dengan sifat yang diskursif, maka Filsafat yang dikembangkan oleh kelompok Peripatetik bersifat tak langsung, kenapa dipahami sebagai demikan? karena untuk menangkap objek pengamatan mereka menggunakan simbol-simbol, baik berupa kata-kata atau konsep maupun representasi
3. Penekanan atas dasar rasio membuat kurangnya prioritas terhadap pengenalan intuitif yang sangat diperlukan oleh para filsuf aliran lain.
Dan terakhir ciri khas dari aliran Peripatetik yang berkaitan dengan aspek Ontologis. Dimana aliran Peripatetik memandang dalam ajaran mereka yang biasanya disebut Hylomorfisme, yaitu ajaran yang mengatakan bahwa apapun yang ada di dunia terdiri atas dua unsur utamanya, yakni Unsur materi dan bentuk.