Mengenal Filsuf-Filsuf Islam Serta Kontribusi Pemikirannya

Mengenal Filsuf-Filsuf Islam Serta Kontribusi Pemikirannya

1. Al Kindi (801-973 M)


Al Kindi memiliki nama lengkap yakni, Abu Yusuf Yaqub ibn Ishaq As-sabbah Al-Kindi atau dengan bahasa latin disebut Alkindus. Al Kindi adalah filsuf pertama yang lahir dalam kalangan Islam, tepat lahirnya pada tahun 801 di Kufah, Irak dan wafat pada tahun 873 di Baghdad, Irak.

Dalam hidupnya Al Kindi bukan hanya menguasai bahasa Arab, namun juga menguasai bahasa Yunani, yang dari kelebihannya ini Al Kindi berusaha menerjemahkan karya-karya filsuf Yunani kedalam bahasa Arab yaitu, karya dari Aristoteles dan Platonis. dari kontribusinya diatas, Al Kindi dikatakan sebagai seorang filsuf yang pertama kali menghadirkan Filsafat Yunani kepada masyarakat muslim, setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut, kemudian baru menjadikan bacaan bagi masyarakat Arab yang berniat dalam ilmu pengetahuan.

Dari perjalanan panjangnya, Al Kindi telah menulis dalam berbagai disiplin ilmu seperti, Metafisika, Etika, Logika, matematika dan Psikologi serta ilmu terkait pengobatan dan Ilmu Astronomi yakni, Farmakologi, Optik dan Astrologi, Meteorologi dan Gempa Bumi.

Al Kindi mendefinisikan Filsafat sebagai, pengetahuan tentang segala sesuatu sejauh jangkauan pengetahuan manusia, sebab demikian Al Kindi dengan tegas mengatakan bahwa filsafat memiliki keterbatasan dan bahwa filsafat tidak dapat menyelesaikan perkara yang membicarakan Mukjizat, Surga, Neraka dan kehidupan Akhirat.

Dalam pandangan inilah yang membuat Al Kindi mempertahankan keabsahan Wahyu dan kelahiran serta kehancuran dunia (kiamat). dan berpendapat bahwa pandangan tentang fungsi Filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran Wahyu atau mengklaim keunggulan yang lancang atau juga menuntut kesamaan dengan Wahyu. Karena Filsafat bagi Al Kindi semestinya tidak mengajukan tuntutan sebagai jalan terbaik menuju kebenaran, sebaliknya Filsafat harus memposisikan dirinya sebagai penunjang bagi Wahyu.

2. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi (864-925 M)


Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau lebih dikenal Ar Razi atau yang dikenal di dunia barat dengan nama, Rhazes merupakan salah seorang Filsuf Islam, Pakar Sains Persia yang telah sejak muda telah mendalami terkait Filsafat, Matematika, Kimia, Kesusastraan dan bidang kedokteran. Tokoh filsuf Islam yang juga seorang dokter (tabib) di zaman ini, lahir di Kota Rayy, Taheran pada 864 M/251 H dan meninggal pada tahun 925 M/313 H.

Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi yang belajar ilmu kedokteran pada seorang tokoh yang bernama Hunain bin Ishaq di Baghdad ini, pernah menggeluti profesi dokternya dari menjadi pemimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad hingga kembali ke kota kelahirannya Taheran, dan kemudian menjabat pimpinan disebuah Rumah Sakit dan Kota Rayy.

Dalam kehidupan kefilsafatannya, Ar Razi dikenal lebih berfokus pada filsafat kedokteran yang lebih spesifik pada penyakit seperti, Cacar dan Campak yang tertuang dalam bukunya yang berjudul Al-Judari Wal Hasbah. dan juga berfokus pada penyakit Alergi dan Demam, serta dianggap sebagai ilmuwan pertama yang menemukan penyakit Alergi Asma. dan dibidang Farmasi, Ar Razi adalah seorang yang membantu pembuatan awal peralatan seperti, Tabung, Mortar dan Spatula serta mengembangkan obat-obatan yang berasal dari Merkuri. 

Selanjutnya yang kontribusi dalam dunia kedokteran yang paling fenomenal Ar Razi ialah menggagas Etika Kedokteran dengan langkah awal mengkritik dokter atau tabib jalanan palsu yang berkeliling menjual ramuan palsu dan berkoar sepanjang jalan bahwa mereka dapat mengobati segala jenis penyakit, karena bagi Ar Razi tidaklah mungkin dapat menyembuhkan segala jenis penyakit, sebab secara manusiawi sangatlah tidak mungkin.

Terlebih adapun pemikiran Ar Razi terkait pandangan terhadap agama yang dikemukakan, namun dianggap adanya kontradiktif hingga kemudian Pemikirannya dikritik oleh seorang Al Biruni, filsuf setelah dirinya dengan mengatakan "hati-hati dengan tentang pandangan agama Al Razi, karena mencatat pengaruh Manichaeisme. dimana Manichaeisme adalah paham yang menuhankan seorang yang bernama Mani, sebagai seorang Nabi.

3. Ali ibn Sahl Rabban Al Tabari


Ali ibn Sahl Rabban Al Tabari atau dikenal Al Tabari adalah seorang Filsuf, Sarjana Muslim Persia. Al Tabari memiliki profesi sebagai dokter dan psikolog yang menjadi salah satu orang pertama yang menghasilkan ensiklopedia tentang Kedokteran dan orang pertama yang menemukan bahwa penyakit Tuberkolosis Paru itu dapat menular. Semua itu tertuang dalam bukunya yang berjudul, Firdous Al Hikmah (paradise/surga kebijaksanaan).

Filsuf yang lahir di Amol 838 M dan hidup di masa keemasan Islam dalam kekhalifahan Abbasiyah ini adalah guru dari seorang Muhammad Ibn Zakariya Al Razi yang telah kita bahas dalam tulisan bagian pertama. selebihnya dalam kehidupan keagamaannya, Al Tabari dikenal sebagai seorang ulama paling kontroversial di zamannya.

Al Tabari yang meninggal di kota Samarra, dengan meninggalkan beberapa karya-karyanya selain Firdous Al-Hikmah, yang dikenal sebagai inseklopedia pengobatan islam tertua. Karya lainnya yaitu, Tuhfat Al-Muluk (Hadiah Raja), buku yang membicarakan tentang penggunaan makan dan minum obat yang tepat. Hafzh Al-Sihhah (perawatan kesehatan yang tepat). Kitab Al-ruqa (buku sihir atau jimat). Kitab Fi Al-Hijamah (Risalah tentang bekam)

4. Al-Farabi


Al Farabi adalah seorang Filsuf dan Ilmuwan Islam, yang lahir pada 10 Januari 872 di Otrar, Kazakhstan dengan nama lengkap. Abu Nasir Muhammad bin Al-Farakh Al-Farabi, namun dikenal dalam dunia barat dengan nama, Alpharabius, Al Farabi dan juga Abu Nasir.

Filsuf yang lahir dalam masa kejayaan Islam ini, diketahui saat masih berusia muda telah memiliki kecerdasan istimewa dan berbakat untuk menguasai setiap disiplin ilmu yang dipelajarinya, yakni. Menguasai Al Qur'an dan tata bahasa serta kesusastraan, Ilmu Tafsir, Fiqih Islam, Ilmu Hadist dan Dasar- dasar Aritmatika.

Al Farabi ketika memasuki usianya yang ke 50 tahun, memutuskan untuk pergi menuntut ilmu di Baghdad yang terkenal sebagai pusat peradaban Islam pada masa itu, bertahan selama 20 tahun di Baghdad.

Al Farabi kemudian melanjutkan perjalanan sekiranya ditahun 920 M, dengan menyusur dari kota Baghdad menuju, Kota Harran Syria. dimana pada masa itu kota Harran dikenal sebagai pusat kebudayaan Yunani di Asia kecil. dari situlah seorang Al Farabi belajar dan memperoleh pengetahuan terkait Filsafat dari seorang Filsuf Kristen bernama Yuhana bin Jilad.

Dalam kehidupan Filsafatnya. Al Farabi dikenal sebagai seorang komentator Filsafat Yunani yang dilakukan dari tokoh utamanya seperti, Aristoteles, Plato dan Plotinus dan dari situlah Al Farabi memperoleh sebutan Second Teacher (guru kedua) oleh dunia barat setelah Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama.

Al Farabi selebihnya dikenal sebagai Filsuf ulung di dunia Islam dengan kontribusinya yang terdapat dalam sejumlah bidang seperti, Filosofi, Pengobatan, Matematika dan bahkan Musik dan menulis berbagai buku terkait Sosiologi dan juga tentang Musik dengan judulnya, Kitab Al-Musiqa dan karyanya yang paling fenomenal adalah Al Madinah Al Fadhilah ( kota atau negara utama), yang mengulas tentang syarat terbentuknya suatu negara, sistem mengatur negara yang dibaginya menjadi beberapa bagian dan mengembangkan sosok pemimpin yang menurutnya wajib mempunyai fisik dan jiwa rasionalitas dan spiritualitas.

Tepat ada tahun 940 M Al Farabi telah selesai dalam pembelajaran Filsafatnya, dan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Damaskus dan menetap disana hingga menemui ajalnya di kota Damaskus pada tahun 950 M (339 H) dalam usia 80 tahun. Tepat pada masa pemerintahan Khalifah Al Muthi dari Dinasti Abbasiyah.

5. Ibnu Sina


Ibnu Sina adalah seorang Filsuf abad pertengahan, Ilmuwan dan Tabib (dokter) Islam yang lahir pada tahun 980 M, di Afsyahan daerah dekat Bukhara, pada masa Dinasti Samaniyah dan wafat pada bulan Juni tahun 1037 di Hamadan, Persia.

Selain menjadi filsuf dan tabib ternama Ibnu Sina merupakan seorang penulis produktif yang hampir seluruh karyanya berbicara tentang Filsafat dan Kedokteran. Ibnu Sina yang dikenal dengan nama Avicenna di dunia barat ini, memiliki 450 karya buku dan dari semua karya hebatnya, terdapat dua karya besar tentang Kedokteran yang berjudul, Al-Qanun fi At-Tibb (kaidah kedokteran) dan Kitab Al-Sifa (jilid penyembuhan), hingga membuat dirinya dijuluki sebagai 'Bapak kedokteran modern'. dikarenakan karyanya itu telah menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad lamanya.

Terlebih Ibnu Sina semasa hidupnya dikenal sebagai filsuf yang aktif dalam kegiatan akademisnya berada pada masa keemasan Islam dan diketahui memiliki minat utama seperti dalam bidang Filsafat, Ilmu Kalam, Sastra dan Sains. Dalam dunia Filsafat, Ibnu Sina memfokuskan kajiannya terkait pada Logika yang dapat diamati dari bukunya yang berjudul, Mantiq Al-masyriqin (logika timur) dan Etika dan metafisika yang termuat dalam Kitab As Syifa, terdiri dari 18 jilid yang terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan didalamnya.

6. Abu Raihan Al Biruni


Abu Raihan Al Biruni atau lebih dikenal Al Biruni merupakan seorang Filsuf Islam, Sarjana, Matematikawan, Astronom, Fisikawan, sejarawan, Ahli Geografi dan Ahli Farmasi yang lahir pada 4 September 973, Khawarazmi Turkmenistan dan wafat pada 13 Desember 1048.

Al Biruni adalah seorang yang diketahui banyak menyumbangkan kepada bidang Matematika, Filsafat dan obat-obatan setelah selesai menimba ilmu bersama dengan sahabatnya, Ibnu Sina dan seorang pakar etik Ibnu Miskawaih di Universitas dan Pusat Sains, yang didirikan oleh putra Abu Al Abbas Mai'mun Khawarazmshah.

Sumbangsih Pemikirannya terkait bidang ilmu lainnya seperti, Farmasi 'tentang obat-obatan', Tulisan Pengertian Astrologi, Peraturan Mas'udi 'Buku tentang Astronomi dan Geografi'. dan Tulisan tentang matematika dapat ditemukan dalam tulisannya yakni, Aritmatika Teoritis dan Praktis, Penjumlahan Seri, Analisis Kombinatorial, Kaidah angka 3, Bilangan Irasional, dan Teori Perbandingan, Definisi Aljabar, Sudut segitiga dan Teorema Archimedes dan lainnya.

7. Ibnu Miskawaih


Ahmad Ibnu Muhammad Miskawaih Razi atau lebih dikenal Ibnu Miskawaih adalah seorang filsuf dan cendekiawan Muslim yang lebih berfokus pada bidang Filsafat Akhlak "etika". dari Ibnu Miskawaih disebut sebagai orang yang paling pertama mengkaji akhlak secara ilmiah. Maka dari itulah, bnu Miskawaih disebut sebagai bapak etika dan juga guru ketiga, setelah Aristoteles dan Al Farabi.

Selain itu Ibnu Miskawaih juga merupakan seorang yang dikenal ahli dalam bidang kedokteran, Ketuhanan maupun agama. Filsuf yang lahir dan besar di masa kekhalifahan Abbasiyah ini, lahir di Kota Rayy, Persia 'Iran' pada tahun 932 M/330 H dan meninggal pada tahun 1030 M/421 H.

Terkait karya-karyanya tentang disiplin ilmu yang menjadi minatnya tertuang dalam beberapa buku-bukunya seperti, Tadhib Al-akhlaq adalah buku yang berbicara tentang, Konsep pemurnian akhlak dengan bentuk pendidikan etika yang sistematis, Al-Fawz Al-Asghar, buku tentang akhlak dalam filsafat, Tajarib Al-umam, adalah buku yang mengkaji tentang sejarah atau Pengalaman Bangsa-bangsa dan buku Tartib As Sa'adah, yang berisi akhlak dan politik.

8. Al Ghazali


Al Ghazali memiliki nama lengkap yakni, Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali Ath-Tusi Asy-syafii. Al Ghazali adalah seorang Filsuf dan Teolog muslim Persia, yang lahir pada 1058 M/450 H di Thus dan meninggal di Thus pada tahun 1111 M/ 14 Jumadil akhir 505 H.

Filsuf zaman keemasan Islam yang dikenal dalam dunia barat dengan nama Algazel ini, diketahui memiliki minat utama seperti, Filsafat Islam, Teologi, Logika, Psikologi, Kosmologi, Fiqih dan Sufisme. serta gagasan-gagasan pentingnya ialah Skeptisisme dan Okasionalisme. dengan gambaran yang demikian Al Ghazali dinobatkan secara gamblang oleh komentator Filsafat sebagai, Ulama, Ahli Filsafat, Ahli pikir Islam terkemuka yang memberikan kontribusi bagi perkembangan kemajuan manusia.

Sepanjang hidupnya, Al Ghazali memiliki beberapa karya-karya yang paling fenomenal dan berpengaruh dari sebagian besar karyanya yang menghiasi warna dari aktivitas berfikirnya serta menjadi rujukan bagi sebagian besar kehidupan setelahnya. Karyanya dapat dikategorikan sebagai berikut.

Pertama, dalam bidang Tasawuf/Sufisme yaitu, Kitab Ihya Ulumuddin (kebangkitan ilmu-ilmu agama), Kitab Misykah Al-Anwar dan Kimiya As-Sa'adah (kimia kebahagiaan).

Kedua, dalam bidang Filsafat adalah Kitab Tahafut al- falasifah (kerancuan berfikir dalam filsafat), Al Qistas Al Mustaqim (keseimbangan yang adil) yang dikenal melahirkan metode berfikir logis "logika", Mi'yar Al-Ilm buku yang menjelaskan secara sistematis cara berfikir logika Yunani, Mihakk Al-nazar fi Al-Mantiq (Ujian penalaran dalam logika).

9. Ibnu Arabi


Ibnu Arabi merupakan seorang ilmuwan muslim dibidang Filsafat, Tasawuf dan Tafsir. Ibnu Arabi yang juga dikenal dengan kontribusinya dalam tasawuf Islam yang menjadikan dirinya sebagai salah satu Sufi paling terkenal bersamaan dengan tokoh sufi besar lainnya.

Filsuf dan juga seorang Sufi ini, di lahirkan pada 14 Agustus 1165 dan ketahui meninggal pada tanggal 16 November 1240 M. Semasa hidupnya, Ibnu Arabi memilih berfilsafat sebagai minat utama dan mazhab platonismelah yang terpilih sebagai sandaran utamanya dalam menjalankan proses Berfilsafatnya. Sehingga dari landasan awal pemikirannya diatas, maka keluarlah satu gagasan besar dari Ibnu Arabi yang paling fenomenal yakni, Konsep Wahdatul Wujud. Adapun beberapa karya-karya lainnya dari Ibnu Arabi yakni seperti, Fushush Al-hikam, Futuhat Almakkiyyah dan Tarjuman Al-asywaq.

10. Ibnu Thufail


Ibnu Thufail atau Abu Bakar Muhammad bin Abdul Malik bin Muhammad bin Thufail al-qaisi al-andalusi, dikenal sebagai seorang filsuf muslim yang fokus pada bidang Filsafat, Hukum, Politik dan Kedokteran. Ibnu Thufail sendiri dikenal di dunia barat dengan nama 'Abubacer', dan yang paling menarik Ibnu Thufail pernah menjadi dokter sekaligus pejabat pengadilan Arab, muslim dari Andalusia.

Lahir di Guadex daerah dekat Granada sekitar tahun 1105 M dan menjalani proses awal mengenal ilmu pengetahuan dengan menjadi murid dari Filsuf besar Ibnu Bajjah (Avempace), setelah itu mengalami penempatan posisi jabatan yang beragam, seperti menjabarkan Sekretaris untuk penguasa Granada dan kemudian sebagai Wazir untuk penguasa Al-Andalus (Abu Ya'qub Yusuf).

Di masa hidupnya, nama baik Ibnu Thufail sebagai pemikir dan pelajar telah menempatkan posisinya sebagai orang yang terpuji. Ibnu Arabi memilikikarya dalam bentuk buku yaitu. Hayy bin Yaqthab (Buku yang membahas Hidup, Putra Kesedaran).

11. Ibnu Bajjah


Ibnu Bajjah adalah seorang tokoh muslim yang dikenal sebagai Filsuf, Musisi, Astronom, Dokter, Fisikawan, Psikolog, Sastrawan, Botanis dan tokoh Politik yang berasal dari Andalusia (Spanyol). Ibnu Bajjah sejatinya memiliki nama lengkap Abu-Bakr Muhammad Ibnu Yahya Ibnu Al-Sayigh, namun lebih populer dengan panggilan Ibnu Bajjah yang memiliki arti 'anak emas'. Filsuf yang terkenal di Eropa dengan nama Avempace ini, lahir di Zaragoza pada tahun 1095 M dan meninggal di Fez Maroko, tahun 1138 M.

Ibnu Bajjah adalah ilmuwan muslim yang diketahui menjadi figur Islam yang mengembangkan beragam disiplin ilmu, yang juga menjadikan dirinya sebagai salah satu sastrawan, musisi yang hebat, dimana semua itu dapat dibuktikan olehnya dengan memenangkan perlombaan puisi bergengsi di masanya dan merujuk pendapat dari Ibnu Khaqan, seorang penulis kontemporer terkenal, pernah mengatakan bahwa Ibnu Bajjah adalah seorang yang piawai dalam bermusik, terutama musik gambus. 

Selain itu, Ibnu Bajjah juga mengembangkan politik dengan latar belakangnya sebagai orang yang diangkat menjadi Menteri sebanyak dua kali di masa pemerintahan Andalusia yang berbeda-beda. pertama di masa Abu bakar Ibrahim dan di masa Yahya Ibnu Yusuf Ibnu Tashufin.

Gagasannya tentang filsafat di asosiasikan dalam filsafat ketuhanan, Dimana Ibnu Bajjah berpendapat bahwa manusia boleh mendekati dan berhubungan dengan tuhan melalui perantara ilmu pengetahuan "pikiran" dan pemberdayaan potensi manusia, dengan kata lain manusia boleh mendekati tuhan dengan amalan berpikir dan tidak hanya melalui amalan tasawuf yang dikemukakan oleh Al Ghazali.

Sepanjang hidupnya, Ibnu Bajjah beberapa kali mengeluarkan karya-karyanya yang fenomenal seperti berikut:

1. Kitab Risalah Al-wida, yang membicarakan tentang manusia, ketuhanan, dan kewujudan, alam dan uraian-uraian mengenai pengobatan. 

2. Kitab Tadbir Al-Mutawahhid, buku yang didalamnya berisikan pandangannya terkait Politik dan Filsafat.

3. Risalah Al-Ittisal al-aql bi al-insan, buku yang mengulas habis hubungan antara akal dan manusia.

4. Kitab Al-nafs, merupakan buku yang berbicara tentang persoalan Jiwa, jiwa manusia dengan Tuhan dan pencapaian manusia tertinggi adalah kebahagiaan.

Dan juga pernah menuliskan 24 risalah manuskrip yang tersimpan dalam (Perpustakaan Berlin). diantaranya ialah, Kitab Al-Nabat , Risalah Al-ghaya al-insaniyyah dan Tardiyyah (syair-syair) Risalah Al-akhlaq.

12. Ibnu Rusyd


Ibnu Rusyd adalah seorang Cendekiawan, Filsuf dan pemikir dari Andalusia yang memiliki kontribusi dalam bidang Filsafat, Teologi Islam, Astronomi, Kedokteran, Linguistik, Fisika dan Fikih "hukum Islam". Filsuf yang dikenal dengan nama Averroes di dunia Eropa ini, memiliki nama lengkap Abu Al-Walid Muhammad Ibn Ahmad ibn Rusyd, yang lahir di Cordoba, pada tahun 1126 M dan meninggal di Marakesh, Maroko pada 1198 M.

Sebagai cendikiawan, Ibnu Rusyd dikenal sebagai seorang yang aktif berfilsafat dengan menafsirkan dan meringkaskan pemikiran Aristoteles dan sekaligus menerjemahkan tulisan dari bahasa Yunani ke bahasa Arab, yang membuat dirinya dijuluki dalam dunia barat dengan sebutan (Sang Penafsir).

Semasa tahun 1169 Ibnu Rusyd mulai mengembangkan pemikirannya dan di percayai penguasa Andalusia (Abu Yaqub Yusuf), hingga dimintai untuk mengabdikan dirinya menjadi Hakim di Sevilla dan Kordoba dan pada tahun 1182, Ibnu Rusyd ditunjuk menjadi Dokter Istana dan Hakim Kepala di Kordoba.

di sepanjang hidupnya Ibnu Rusyd memiliki pengaruh lebih besar di dunia barat ketimbang dunia Islam, karena banyak menulis tentang tafsir terhadap karya-karya dari Aristoteles dan dari karyanya itulah yang memicu pemikir Eropa untuk mengkaji ulang pemikiran Aristoteles, setelah lama diabaikan, dan juga atas pengaruh Ibnu Rusyd lewat karya tafsirnya, para pemikir kemudian memterjemahkan karyanya kedalam bahasa Ibrani, latin dan di sebarkan ke seluruh penjuru Eropa.

Adapun karya-karya tafsirnya dibaginya menjadi tiga tipe yaitu, tafsir panjang, tafsir menengah dan tafsir pendek.

Tafsir panjang atau Sahr adalah tafsir baris per baris yang berisi teks asli Aristoteles yang ditambah teks analisis rinci di tiap-tiap baris dan tafsir panjang ini diketahui lebih banyak pemikiran asli dari Ibnu Rusyd.

Tafsir menengah atau Talkhis adalah tipe yang bermuat parafrase atau uraian yang digunakan untuk menyederhanakan bahasa dalam buku-buku Aristoteles dan dilain sisi Ibnu Rusyd pernah menulis Tafsir dari buku Republik milik Plato.

Tafsir pendek atau Jami'i adalah tipe yang berisi ringkasan doktrin-doktrin Aristoteles, dan kebanyakan tafsir pendek ini dituliskan pada masanya awalnya seorang Ibnu Rusyd.

Selebihnya Ibnu Rusyd pernah memiliki karya buku seperti, kitab Maqalah yang berisi berbagai topik-topik Filsafat. diantaranya, akal, waktu dan benda-benda langit. Serta pernah menulis Maqalah Polemik, yang bermuatan kritik terhadap filsuf seperti, Al Farabi, Ibnu Sina dan Al Ghazali dalam beberapa topik tertentu. diantaranya yaitu, Tahafut at Tahafut ( kerancuan dari kerancuan), Al-Kasyf'an Manahij al-Adillah (penjelasan metode pembuktian), Fashl al-maqal fi ma baina Al-Hikmah wa asy-syariah min al-Ittishal ( tulisan yang mengembangkan kesesuaian antara Filsafat dan syari'at Islam). dan bidang kedokteran yaitu, Al-Kulliyah fit-Thibb, Bidang Hukum, yaitu buku Bidayat al-mujtahid wa nihayat al-muqtasid (permulaan seorang Mujtahid dan akhir dari seorang muqtasid).

13. Abu Al-Hassan Al-Amiri


Abu Al-hassan al-amiri adalah seorang teolog, filsuf muslim paling terkemuka yang hidup sezaman dengan Ibnu Miskawaih dan hidup setengah abad antara Al Farabi dan Ibnu Sina, dibalik itu Al-amiri diketahui mengikuti tradisi kefilsafatan Islam Al-Kindi. Al-amiri selebihnya adalah seorang polimatik yang menulis beragam disiplin ilmu seperti, Psikologi, Logika, Fisika, Etika, Metafisika, Biologi, Kedokteran dan Agama, yang didalamnya terdapat penjelasan seperti, Tafsir Al-Qur'an, Tasawuf dan Mimpi.

Diketahui Al-amiri lahir di Nishapur, Khurasan dan meninggal pada tahun 992 di Khurasan ini, memiliki kontribusi pemikiran dalam usaha mendamaikan Filsafat dengan Agama, dan tasawuf dengan Islam konvensional. Al-amiri berpendapat dan percaya bahwa kebenaran yang diwahyukan dalam Islam lebih unggul daripada kesimpulan yang logis dari filsafat, namun al-amiri berpendapat sebenarnya keduanya tidak bertentangan. atas dasar kepercayaan itu Al-amiri berusaha menemukan poin kesepakatan dan sintesis antara sekte Islam yang berbeda, sekali lagi Al-amiri menguatkan pendapat dengan mengatakan jika dia percaya Islam secara moral lebih unggul dari agama lain. terutama zoroastrianisme dan Manichaeisme yang ada pada saat itu.

14. Ibnu Haitham


Ibnu Haitham adalah ilmuwan muslim yang dikenal yang memiliki kontribusi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan seperti, Penemu kamera, Mikroskop dan Teleskop, Optik, Astronomi, Farmakologi, Falak, Geometri, Filsafat, Kedokteran dan Matematika.

Ibnu Haitham memiliki nama lengkap yakni, Abu Ali Muhammad Al-Hasan bin Al-haitsam. dan di dunia barat lebih dikenal dengan nama Alhazen

lahir di Bashrah tahun 354H/ 965 M dan meninggal pada tahun 1039 M pada usia 74 tahun.

Selebihnya selain sains yang menjadi fokus utamanya sampai menginspirasi ahli sains barat seperti, Roger Bacon dan Kepler. Ibnu Haitham juga dikenal sebagai seorang yang banyak menulis tentang filsafat, logika dan metafisika dan persoalan mengenai agama. Sejauh yang terlihat penulisan Filsafat dari Ibnu Haitham lebih merujuk pada masalah dan pertikaian diantaranya tentang kebenaran. Ibnu Haitham berpendapat bahwa kebenaran hanyalah satu. oleh sebab itu semua dakwaan kebenaran wajib diragukan dalam menilai setiap pandangan yang tersedia. dan bagi Ibnu Haitham, Filsafat tidak boleh dipisahkan oleh matematika sains dan ketuhanan, karena ketiga bidang ini harus dikuasai.

15. Ibnu Khaldun


Ibnu Khaldun memiliki nama lengkap Abu Zayd'abd al-rahman ibn Muhammad Ibn Khaldun al-hadrami. Ibnu Khaldun yang lahir pada 27 Mei 1332 M, Tunisia dan meninggal di Kairo Mesir, pada 19 Maret 1406 M, di usia 73 tahun adalah seorang filsuf dan sejarahwan muslim dari Tunisia dan sering juga disebut sebagai 'Bapak pendiri ilmu Historiografi, Sosiologi dan Ekonomi.

Salah satu karya Ibnu Khaldun yang paling populer ialah Muqaddimah yang didalamnya terdapat penjelasan tentang ilmu baru dari Ibnu Khaldun yakni, Ilmu al-umran atau Ilmu tentang organisasi sosial. dari karyanya ini kemudian beberapa para pakar sosial berpendapat bahwa Muqaddimah sebagai risalah dalam sosiologi dan memandang Ibnu Khaldun sebagai pendiri Sosiologi.

Dalam Muqaddimah pun Ibnu Khaldun dianggap tuntas menjelaskan terbentuk dan lenyapnya negara-negara dengan teori sejarah. dimana Ibnu Khaldun begitu meyakini bahwa pada dasarnya negara-negara berdiri bergantung pada generasi pertama "pendiri negara" yang memiliki tekad yang kokoh untuk mendirikan negara, lalu generasi kedua yang menikmati kestabilan yang ditinggali generasi pertama dan akan muncul generasi ketiga yang akan menuju ketenangan, kesenangan yang terbujuk oleh materi, sehingga sedikit demi sedikit bangunan spritual akan lemah dan negara itupun hancur, baik karena melemahnya internal negara atau serangan musuh "eksternal".

Atas dasar pemikirannya yang brilian dalam Muqaddimah, Ibnu Khaldun mendapatkan pujian sebagai seorang yang memiliki kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dari seorang sejarawan Inggris, Arnold J. Toynbee yang menyebutkan Muqaddimah sebagai "sebuah filosofi sejarah yang tidak diragukan lagi merupakan karya terbesar dari jenisnya yang pernah diciptakan oleh pikiran manapun kapanpun atau dimanapun".

Dan dari Filsuf Inggris, Robert Flint dengan menuliskan tentang Ibnu Khaldun. "Sebagai seorang ahli teori sejarah, dia sama sekali tidak setara dalam usia atau negara manapun sampai Vico muncul, lebih dari tiga ratus tahun kemudian. Plato, Aristoteles dan Agustinus bukanlah teman sebayanya, dan semua yang lain tidak layak untuk disebutkan namanya bersamanya".

16. Umar Khayyam


Umar Khayyam adalah filsuf muslim yang memiliki nama asli Ghiyatsuddin Abdulfatah Umar bin Ibrahim Khayyami Nisyaburr. Namun lebih dikenal Umar Khayyam, yang lahir pada 18 Mei 1048 M di Nishapur, Iran dan meninggal pada 4 Desember 1131 M.

Umar Khayyam selebihnya dikenal sebagai seorang matematikawan, Astronom yang berhasil mengoreksi kalender Persia, dan pernah bekerja di pusat Observatorium Isfahan, Persia. Dimana ditempat ini Umar Khayyam bertindak sebagai astronom yang meneliti lamanya hari secara akurat.

Disisi Filsafanya, Umar Khayyam begitu berbeda dalam pandangan Islam secara umum dan terkesan bahwa ia adalah filsuf yang rasionalis dan Fenomenologi, sebab Umar Khayyam berpendapat bahwa ia menolak setiap kejadian fenomena adalah akibat campur tangan ilahi dan tidak percaya terhadap hari kiamat serta ganjaran akan hari kiamat. 

Sebaliknya Umar Khayyam mendukung pendapat yang mengatakan bahwa, hukum alamlah dapat menjelaskan setiap Fenomena dari kehidupan yang teramati. beberapa ulama pernah memintanya untuk menjelaskan pemikirannya, namun Umar Khayyam menolak dan pergi naik haji ke Mekkah, yang membuat semua orang belum mendapatkan keterangan yang jelas, akan tetapi dapat menarik kesimpulan sementara jikalau Umar Khayyam adalah filsuf Islam ketika pergi berhaji.

17. Mulla Sadra


Mulla Sadra adalah seorang Filsuf, Teolog asal Persia 'iran'. yang lahir pada tahun 1572 M/980 H dan meninggal pada tahun 1640 M/1050 H. Mulla Sadra merupakan seorang filsuf yang dianggap membawa susunan dan keserasian lengkap kedalam mengenai pembahasan Filsafat, dengan menyusunnya kedalam persoalan matematika dan di waktu yang bersamaan memadukan persoalan ilmu filsafat dan makrifat, dengan menggunakan metode grand sintesis Filsafat yang baru, untuk memecahkan persoalan-persoalan Filsafat yang tidak dapat diselesaikan oleh filsafat peripatetika yang dikembangkan oleh Aristoteles pada masanya.

Mulla Sadra hidup dimasa dinasti Safawi yang saat itu dipimpin oleh seorang Syah Abbas I, dan dari situlah mulla Sadra mulai menunjukkan kemampuannya dengan mengeluarkan berbagai karya-karyanya, diantaranya mengenai filsafat sebagai berikut:

1. Kitab Asraf Al-Arba'ah (empat perjalanan) yang didalamnya terdapat penjelasan tentang, Metafisika, Sufi dan Teologi. atau menjelaskan perjalanan penciptaan, dan perjalanan mahluk menuju kepada pencipta 'al-haqq", dengan meletakkan dasar metafisika Eksistensialis yang juga mencerminkan tahap-tahap dalam perjalanan sufi. serta membicarakan wujud ilahi.

Disisi yang lain dibalik karya besarnya ini, mulla Sadra juga mengeluarkan pendapatnya dengan pernyataan bahwa, Teori-teori wacana hanyalah akan mempermainkan para penganutnya dengan keraguan, dan kelompok yang datang akan melaknat kelompok yang datang sebelumnya, sehingga setiap suatu umat masuk kedalam neraka akan melaknat umat sebelumnya yang telah ikut menyesatkannya.

2. Kitab Al-Mabda Wa Al-ma'ad adalah karyanya yang menjelaskan masalah-masalah metafisika, Ekskatologi dan Kosmogoni

3. Kitab Al-Mafatih al-Ghaib adalah kitab yang berisi doktrin-doktrin Irfani tentang Metafisika, Kosmologi dan Ekskatologi, serta berisikan rujukan terhadap Al Qur'an dan hadits dari seorang Mulla Sadra.

4. Kitab Al-Masya'ir adalah karya dari Mulla Sadra yang membicarakan sinopsis dari pandangan ontologis dari kumpulan fondasi Filsafatnya yang fundamental.

18. Suhrawardi


Suhrawardi adalah seorang Filsuf yang dikenal sebagai pendiri sekolah Illuminationism, sekolah yang penting dalam perkembangan filsafat Islam. dimana Filsafat iluminati berpandangan bahwa "cahaya adalah sumber pengetahuan ilahi dan metafisik".

Filsuf ini juga dikenal dengan nama Sohrevardi di dunia barat dan memiliki julukan sebagai Master of Iluminati (Shaikh al-Maqtul) ketika menerbitkan karya besarnya, The Philosophy of Illumination. Suhrawardi lahir di Persia pada tahun 1154 M dan menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 1191 M.

Sepanjang hidupnya suhrawardi menuliskan beberapa karya Filsafatnya, diantaranya ialah. Kitab Partaw Nama (risalah tentang iluminasi), Kitab Al-Mashari wa'i-motaharat (Philosophy), Kitab Hikmat al-isharq ( Simbol Iman Filsafat), Kitab Hikmat Al-isharq (Filsafat iluminati).

19. Muhammad Abduh (1849-1950 M)


Muhammad Abduh adalah seorang pemikir muslim dan Filsuf dari Mesir, dan merupakan salah satu orang penggagas gerakan modernisasi islam. Muhammad Abduh diketahui lahir pada tahun 1849 M di Delta Nil, Mesir dan meninggal pada 11 Juli 1905 M di Iskandariyah, Mesir.

Langkah hebat lainnya yang dilakukan oleh Muhammad Abduh ialah mengusung gerakan Pan Islamisme untuk menentang penjajahan Eropa di negara-negara Afrika dan Asia. Muhammad Abduh juga mengembangkan sistem pendidikan Islam pada tahun 1884 dan berpendapat bahwa ' Islam akan maju bila umatnya mau belajar, tidak hanya ilmu agama, tetapi juga ilmu sains. Pemikirannya ini menginspirasi organisasi-organisasi Islam dunia salah satu organisasi yang terpengaruh ialah Muhammadiyah di Indonesia.

Selama hidupnya Muhammad Abduh pernah berapa kali menunjukkan karyanya diantaranya sebagai berikut, Tafsir Juz Amma. Tafsir Al-Qur'an Hakim. Tafsir Risalah At-Tauhid terbit tahun 1897, sebuah karyanya yang merangkum pandangan-pandangan Teologinya. Kitab Al-Islam wa Al-raad ala muntaqidih (Islam dan bantahan terhadap kritiknya) terbit tahun 1909. Al-Islam wa al-nasraniyah maal-ilm wa al-madaniyah (Islam dan Kristen dalam kaitannya dengan sains dan peradaban) terbit 1902.

20. Muhammad Iqbal (1877-1938 M)


Muhammad Iqbal adalah seorang penyair, politisi dan filsuf muslim besar abad ke-20, yang lahir pada 9 November 1877 di Punjab, India dan meninggal dunia di Lahore 12 April 1938. Meskipun Muhammad Iqbal lebih dikenal sebagai penyair dengan julukan Shair-e-Mushriq (Penyair dari timur), namun Muhammad Iqbal juga dikenal sebagai pemikir filosofis pada masa modern.

Ketika semasa mempelajari hukum dan Filsafat di Inggris, Muhammad Iqbal pernah berpidato dengan pendapat yang paling terkenal dengan mengatakan bahwa pentingnya mendorong pembentukan negara Muslim di barat daya India. Pendapat yang dikemukakan ini, kemudian dianggap sebagai visi ideal budaya dan politik bagi muslim di India yang dikuasai oleh emperium Inggris.

Selebihnya dari banyaknya karya Muhammad Iqbal terkait puisi terdapat tulisan yang membicarakan Filsafat metafisika yakni, The Development of Metaphysics in Persia dan juga The Reconstruction of religious Thought in Islam. dimana dari kedua karya ini mencoba mengungkapkan ideologi Persia dan tasawuf Islam, khususnya keyakinan bahwa tasawuf Islam mengaktifkan pencarian jiwa dan membahas filosofi, tuhan dan makna, serta masalah-masalah terkait Politik, sosial dan agama lainnya.

21. Hasan Hanafi (1935-sekarang)


Hasan Hanafi merupakan Filsuf yang menjabat jabatan struktural sebagai seorang profesor dan ketua departemen filsafat universitas Kairo Mesir. yang lahir di kota Kairo Mesir pada 13 Februari 1935 - sekarang.

Pemikiran dari Hasan Hanafi dianggap kontroversi oleh sebagian kalangan cendekiawan muslim konservatif terkait tujuannya untuk merekonstruksi filosofi Islam. Adapun pemikiran seorang Hasan Hanafi yang terkenal yakni usahanya untuk mentransformasikan cara pandang orang terkait zat dan sifat Tuhan.

Sebab Menurut Hasan Hanafi konsep dan teks terkait zat dan sifat Tuhan sebenarnya tidak menunjukkan pada kemahaan dan kesucian tuhan yang di tafsir kan para teolog semata. Karena bagi Hanafi tuhan tidaklah membutuhkan pensucian dari manusia, karena tanpa usaha sebagai begitu Tuhan tetaplah Tuhan yang maha suci dari segala sifat kesempurnaan yang di milikinya.

Hanafi beranggapan tafsiran terkait deskripsi tentang Tuhan dari sifat-sifat Tuhan yang ada didalam Al-Qur'an bahkan Sunnah lebih menuju pada pembentukan manusia yang baik dan ideal hingga membentuk insan Kamil.

Pemikiran Hasan Hanafi terkait Filsafat dimulai ketika ia mulai belajar pada tokoh yang bernama Osman Amin yang beraliran Fenomenologi, dimana berawal dari situlah seorang Hasan Hanafi menerbitkan trilogi pemikirannya dengan menggunakan metode Edmund Husserl untuk mengkritik sumber dan perkembangan kesadaran Eropa dan sekaligus digunakan untuk merekonstruksi Filsafat Islam klasik. 

Dibalik itu, penafsirannya tentang Islam terlihat lebih condong sebagai sosialis dan demikian juga dengan pengembangannya yang memakai konsep sosialis, sehingga Hasan Hanafi di pandang melahirkan konsep baru yang disebut 'Islam kiri'. Terlebih dalam karya terbarunya, Hasan Hanafi berpendapat bahwa, Islam semestinya dipahami dengan cara yang terlihatnya memfasilitasi kemajuan dan juga kebebasan manusia.

22. Mian Mohammad Sharif


Mian Mohammad Sharif atau biasanya disingkat MM Sharif, lahir pada tahun 1893 M Lahore, Punjab dan meninggal di Islamabad, Pakistan pada tahun 1965 M. MM Sharif adalah seorang Filsuf dan Profesor di University of Punjab, yang diakui dunia internasional, karena karya dan subjek tulisan besarnya dalam dunia Filsafat Analitis dan upayanya untuk mempelopori gagasan Filsafat Muslim, tercatat dan diterbitkan langsung oleh Jurnal Filosofis Internasional.

Mian Mohammad Sharif berkenalan dengan Filsafat ketika masuk ke Universitas Muslim Aligarh (AMU), dimana dia belajar tentang filsafat hingga lulus dan memperoleh gelar BA dan selanjutnya Mian Mohammad Sharif, pindah dan menetap di Inggris untuk melanjutkan studi Pascasarjana dan Doktoralnya di University of Cambridge Inggris.

Selebihnya MM Sharif banyak menulis tentang Monadisme (teks pendek Leibniz yang terkenal) ketika berusaha menyelesaikan Desertasinya untuk memperoleh gelar PhD, setelah selesai dari pendidikan tertingginya, MM Sharif beralih fokus pada filsafat barat, dan pernah mencatat ungkapan seperti berikut. 'Filsafat harus menemukan tempat bagi ilmu pengetahuan dalam keseluruhan sistematis pengetahuan'.

23. Muhammad Arkoun


Muhammad Arkoun lahir pada tanggal 2 Januari 1928 di desa Barber, Algeria ini. merupakan seorang filsuf Islam modern, yang selama kurang lebih 30 tahun hidupnya dihabiskan dengan mengkritik ketegangan yang ia temukan dalam studinya dengan mengedepankan gagasan Islam yang modern dan humanis. dan dari upayanya melalui pemikirannya tentang kondisi Islam pada akhirnya mempengaruhi reformasi Islam yang kita rasakan hingga detik kini.

Filsuf yang meninggal pada tanggal 14 September 2010 ini, disisi lain dikenal dengan upayanya mengarahkan pemikirannya pada pembaca di barat dan juga terkhusus wilayah yang didiami oleh mayoritas muslim. semua itu dilakukan dengan cara menulis dan buku yang diharapkan kebanyakan berbahasa Prancis kemudian di terjemahkan ke bahan Arab dan bahasa-bahasa lainnya.

Terlebih dalam pemikirannya terkait Islam dianggap oleh sebagian besar orang terkesan skeptis dengan formulasi tradisional yang terwujud dalam doktrin-doktrin institusi, sebab Arkoun percaya bahwa penguasa-penguasa Islam yang takut terhadap munculnya kekacauan mempengaruhi kebijakan yang dihasilkan. Menurutnya, 'Islam harus membebaskan dirinya dari penindasan keterpaksaan dari Islam yang ortodoks dan bekerja sama dengan pengikut agama- agama lain untuk menciptakan dunia yang berlandaskan kedamaian'.

Pandangan Filsafatnya, lebih memfokuskan diri dengan upaya membangun kembali pemikiran pluralisme dengan menggunakan berbagai perangkat ilmu sosial dan humaniora yang berkembang di barat. Arkoun mengadopsi pemikiran itu untuk digunakan dalam menganalisis pemikiran Islam tradisional dan menafsirkan ulang makna- makna Al Qur'an. Konsep Humanisme yang digagas olehnya, lebih mengedepankan pendekatan Filosofis dalam konteks kajian teoritis yang diuraikan secara mendalam.

24. Abdur Rahman Badawi


Abdur Rahman Badawi adalah seorang filsuf dan profesor Filsafat Eksistensialis dan penyair yang berasal dari Mesir. Dalam dunia Filsafat Abdur Rahman Badawi disebut sebagai Ahli Utama Eksistensialis Arab. dan dikenal juga dengan penulis besar dengan karyanya yang berjumlah 150 karya. dimana 75 diantaranya ialah Inseklopedia dan yang lebih hebatnya, Abdur Rahman Badawi menguasai sekaligus menuliskan sekian banyak karyanya dengan beragam bahasa seperti. Arab, Italia, Inggris, Spanyol, Prancis, Jerman, latin, Yunani dan Persia.

Filsuf Islam yang lahir pada tanggal 17 Februari 1917 di desa Sharabass, Kairo ini, mengawali karirnya kefilsafatannya ketika memasuki Universitas Mesir. Badawi lulus dengan predikat tertinggi pada tahun 1938 dan sekaligus menyelesaikan tesis PhD-nya beberapa tahun kemudian. tepatnya di tahun 1950 - 1956, Badawi mengabdikan dirinya dengan mengajar di Universitas Ain Sams dan pindah menjadi pengajar di Sorbonne Prancis pada tahun 1967, kemudian mengajar di Universitas Kuwait dari tahun 1975 hingga 1982. 

Sepanjang hidupnya Badawi pernah menjadi di penjara di razim Khadafi di Libya dan pernah memiliki status pelarian dari Mesir ke Prancis, semua itu dialami diakibatkan situasi politik yang tidak menguntungkan dirinya. Abdur Rahman Badawi sendiri menghembuskan nafas terakhirnya pada tepatnya 25 Juli 2002.

25. Muhammad Husain Thabathaba'i


Muhammad Husain Thabathaba'i adalah seorang cendekiawan muslim yang memiliki minat utama yakni Filosofis, Mistisisme, Tafsir Al-Qur'an dan hadits. Beliau diketahui lahir pada 17 Maret 1904 M/1321 H di Tabriz, Iran dan meninggal pada 15 November 1981 di Qom, Irak.

Ketika mudanya, Muhammad Husain Thabathaba'i belajar di Universitas Najas, Irak. disini ia belajar tentang Ilmu syari'at dan mendalami Ilmu Ushul fiqih kepada pemikir Islam cerdas seperti, Mirja Muhammad Husain Nai'ni dan syekh Muhammad Husain Isfahani. Selesai dari belajarnya Muhammad Husain Thabathaba'i, tertarik pada ilmu-ilmu aqliah yang mengantarkan dirinya untuk mempelajari dengan serius seluruh dasar matematika tradisional dan Filsafat Islam tradisional, dengan mendalami naskah baku asy-Shifa, karya dari filsuf Ibnu Sina.

Adapun karya-karyanya yang menempatkan dirinya sebagai salah satu penulis asal Iran yang di akui sebagai filsuf yakni, Kitab bidayah Al-Hikmah, Nihayah Al-Hikmah, Ushul Falsafah wa Rawisy Falsafah. Dibalik itu Muhammad Husain Thabathaba'i juga mengajar tentang pokok-pokok pikiran Mulla Shadra kepada murid-murid khususnya.

26. Mohammad Abed Al Jabri


Mohammad Abed Al Jabri merupakan salah satu Filsuf Maroko dan Arab yang paling terkenal karena mengajarkan Filsafat, Filsafat Arab dan pemikiran Islam di Universitas Mohammed V di Rabat, Maroko akhir 1960 hingga pensiunnya.

Filsuf yang dianggap sebagai salah satu pemikir dan tokoh intelektual utama di dunia Arab modern dan kontemporer ini, lahir di Figuig, Maroko, pada 23 Desember 1935 dan hidup dengan memperoleh gelar sarjana dalam bidang Filsafat dari Universitas Mohammed V pada tahun 1967 dan sekaligus mendapatkan gelar PhD dalam bidang Filsafat di Universitas yang sama.

Muhammad Abed Al Jabri, meninggal pada 3 Mei 2010 di Casablanca, Maroko. Setelah menyelesaikan proyek intelektual Filsafat terbesarnya yang berjilid banyak yang dikenal dengan sebutan, Kitab Naqd al-aql al-arabi (Kritik Nalar Arab) yang dikonsumsi anak muda di dunia Arab dan juga di kalangan intelektual Indonesia khususnya Nahdatul ulama.

Sepanjang hidupnya Muhammad Abed Al Jabri memiliki karya-karya besar beberapa diantaranya ialah, Arab Islamic Philosophy, The Formation of Arab, Democracy, Human Rights and Law in Islamic Thought, Post Tradisionalisme Islam dan Kritik Nalar Arab.

27. Seyyed Hossein Nasr


Seyyed Hossein Nasr adalah seorang Filsuf dan Profesor studi Islam di Universitas George Washington dan penulis buku dan artikel ilmiah, yang lahir pada tanggal 7 April 1933 di Taheran dan sekarang berumur 88 tahun. Seyyed Hossein Nasr dikenal dengan cendekiawan yang memiliki minat utama seperti, Filsafat, Filsafat Islam, Filsafat ilmu, Metafisika, Agama dan Tasawuf. Dan juga aktif mengkaji dan menuliskan pelajaran tentang filsafat, agama, musik. Spiritualitas, seni, sastra, arsitektur, sains, lingkungan alam dan dialog peradaban.

Sepanjang perjalanan hidupnya, Seyyed Hossein Nasr menghasilkan banyak karya diantaranya ialah sebagai berikut. Buku The Heart of Islam, Knowledge and the Sacred, The Encounter of Man and Nature, Ideals and Realities of Islam, The Study Qur'an, Spritualitas and Islam Art, Religion and The Order of Nature, Science and Civilization in Islam, Islamic Philosophy from its Origin to the Present dan Sophia

28. Ayn Al-Quzat Hamadani (1095-1131)


Ayn Al-Quzat Hamadani adalah seorang Filsuf Persia yang ahli dalam Hukum, Mistik, Penyair dan Ahli Matematika. Ia lahir di Hamedan, Iran tepat pada tahun 1095 dan menghembuskan nafas terakhirnya di taggal 7 Mei 1131 di usianya yang baru beranjak 33 tahun.

Selama hidupnya Ayn Al-Quzat Hamadani, dikenal sebagai salah satu tokoh menonjol dalam sejarah intelektual Islam dengan doktrin-doktrin Islamnya "metafisika islam". Namun ia dinyatakan sebagai filsuf yang mati muda karena di jatuhi hukuman gantung oleh penguasa waktu itu dengan tuduhan menyebarkan pemahaman yang Bid'ah.

Dalam kehidupan intelektualnya, Ayn Al-Quzat Hamadani diketahui menulis karya-karya yang orisinil tentang Teologi mistik (Zubdat al-haqa'iq) dan latihan spiritual, serta terdapat dua buku yang membicarakan pemikiran filsafatnya yakni buku, Filsafat Analitik 'Filsafat dalam masa teror' dan buku The Consolations of Philosophy.

29. Syed Muhammad Naquib al-Attas 1931-sekarang)

Syed Muhammad Naquib al-Attas memiliki nama lengkap yakni Syed Muhammad al Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin Al-attas. Syed Muhammad Naquib al-Attas dikenal sebagai seorang filsuf dan cendekiawan yang lahir pada 5 September 1931 di Bogor, Indonesia. Filsuf muslim yang saat ini tinggal Malaysia ini, menguasai bidang ilmu Teologi, Filsafat, Metafisika, Sejarah dan Literatur. Ia juga diketahui menulis dan memiliki berbagai buku di bidang peradaban Islam dan pemikiran, khususnya tentang Kosmologi, Filsafat dan Literatur Malaysia.

Syed Muhammad Naquib al-Attas memulai pendidikan dasarnya di Johor Malaysia, namun saat pendudukan Jepang di Malaysia, ia pindah ke negara tempat lahirnya (Indonesia) dan mulai belajar bahasa Arab di Madrasah Al-urwatu l-wuthqa di Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia. Hingga berakhir perang dunia II pada tahun 1946, Syed Muhammad Naquib al-Attas kembali ke Johor, Malaysia dan menyelesaikan pendidikan tingkat menengahnya disana.

Ketertarikan dirinya terhadap Sastra Melayu, sejarah dan kebudayaan baratlah yang mendorong dirinya untuk mengambil studi di perguruan tinggi ternama di Malaysia yaitu, Universitas Malaya. dan di saat dibangku perkuliahan, Syed Muhammad Naquib al-Attas mulai menulis dan menerbitkan beberapa karya yakni, sebuah karya literatur yang berjudul. Rangkaian Ruba'iyat dan Some Aspects of Sufism as Understood and Practised among the Malays. 

Setelah menggapai sarjananya, Syed Muhammad Naquib al-Attas melanjutkan studi magister-nya di The Institut of Islamic studies di University of Montreal, Canada. tepat tahun 1962 ia berhasil menyelesaikan studinya dengan thesis yang berjudul. Reneri and the Wujudiyyah of 17th Century Acheh. Dan menyelesaikan studi Doktoral-nya di School of Oriental and African Studies, University of London, Inggris.

Sepanjang kehidupan intelektualnya, Syed Muhammad Naquib al-Attas memiliki banyak karya hebat diantaranya ialah. Islam and Secularism terbit 1978, Islam and the Philosophy of Science (1889), The Nature of Man and the psychology and the Human Soul 1990, On Quiddity and Essence, 1990 dan The intuition of Existense, 1990.

30. M. Amin Abdullah (1953-sekarang)


Prof. Dr. M. Amin Abdullah adalah seorang Filsuf, Ulmuwan, Ahli Hermeneutika dan Cendekiawan muslim Indonesia, yang lahir di Pati, Jawa Tengah pada 28 Juli 1953 dan sekarang telah berumur 68 tahun.

Mantan Rektor dua periode UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini, mengawali karir pendidikannya di Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur, di tahun 1972, Institut Pendidikan Darussalam Gontor Ponorogo, di tahun 1977, IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 1981, middle East Technical University di Ankara, Turki, tahun 1990 dan McGill university, Montreal Canada 1997-1998.

Sepanjang menjalani aktivitas berfikirnya, M. Amin Abdullah menerbitkan beberapa karya-karya Filsafatnya diantaranya ialah. Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, terbit 1995. Buku Antara Al Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam, terbit 2002.

Filsafat Islam

Demikianlah penjelasan tentang filsuf Islam yang memiliki kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa awal dunia Islam mengenal Filsafat. Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel