Mengenal Filosof Besar Aliran Materialisme (Bagian I)

Empirisme adalah istilah yang digunakan dalam bahasa Yunani dengan asal kata Empeirin yang memiliki arti 'Coba-Coba atau Pengalaman'. Istilah empirisme sendiri pertama kali lahir di Inggris dengan tokoh utamanya adalah John Locke (1632-1704), sebagai bapak aliran filsafat empirisme.

Maka jika merujuk pengertian dari Wikipedia, yang mengatakan bahwa, Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman manusia. Dan empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.

Pemikiran empirisme jelas begitu beda jauh dengan Rasionalisme yang mengandalkan akal untuk membuktikan suatu kebenaran, karena aliran empirisme memerlukan pembuktian dengan inderawi seperti. Melihat, merasakan dan mendengar. Dengan itulah aliran empirisme berasumsi bahwa sebuah pengetahuan hanya dapat dibenarkan jika telah terbukti secara pengalaman nyata dengan bantuan perantara indera yang dimiliki manusia.

Selebihnya terdapat dua ciri pokok dari aliran Empirisme yang harus dipelajari untuk dapat memahami empirisme yaitu. Memahami teori tentang makna dan teori tentang pengetahuan. Dimana teori tentang makna dinyatakan sebagai teori asal pengetahuan yaitu asal usul idea dan konsep. Dan teori tentang pengetahuan menyatakan bahwa semua kebenaran merupakan kebenaran a posteriori atau kebenaran yang diperoleh dengan Observasi.

Tentu untuk mencapai tujuan dalam upaya menjelaskan pandangan dari aliran filsafat empirisme, membutuhkan pemikir atau orang yang menjadi latar belakang dari aliran ini. 

Berikut adalah beberapa biografi dan pemikiran singkat dari orang yang mengembangkan empirisme :

1. John Locke (1643-1704)

John Locke merupakan filsuf kelahiran 29 Agustus 1632 di Wrington, Inggris dan meninggal pada tanggal 23 Oktober 1704 di Oates. Semasa hidupnya, John Locke dikenal sebagai seorang ahli hukum yang menyukai ilmu filsafat, teologi dan mendalami ilmu kedokteran serta penelitian kimia.

Terkait pemikirannya dalam aliran filsafat empirisme yang tertuang dalam bukunya yang berjudul, Essay Concerming Human Understanding, terbit tahun 1689. Dituliskan dengan premis 'semua pengetahuan datang dari pengalaman'.

Dalam bukunya John Locke berpendapat bahwa dalam mencapai kebenaran, seseorang harus mengetahui seberapa jauh dia memakai kemampuannya, karena menurutnya segala bentuk pengetahuan diperoleh dari pengalaman dan tidak lebih daripada itu. 

Baginya akal yang dipercaya kaum rasionalis itu bersifat pasif saat pengetahuan didapatkan, sebab akal diibaratkan sebagai kertas putih ketika pertama dilahirkan yang diberi warna-warni oleh pengalaman, dengan kata lain akal tidak bisa mendapatkan pengetahuan dari dirinya sendiri, maka akal membutuhkan pengalaman.

Dari penelusurannya terkait klaim sumber kebenaran dari pengetahuan yang berbeda dengan mayoritas kaum rasionalis yang beranggapan ada idea bawaan semenjak seorang manusia lahir. John Locke kemudian mengemukakan dua istilah yang disebut, Sensation dan Reflection.

Pertama, Sensation dipahami sebagai pengalaman lahiriah atau sesuatu yang berhubungan dengan dunia luar.

Kedua, Reflection atau Pengalaman batiniah adalah sebuah pengenalan intuitif yang memberikan pengetahuan kepada manusia tentang kondisi psikis diri kita sendiri. Sebab setiap pengetahuan yang dimiliki manusia terdiri dari Sensation dan Reflection dan tidak ada satupun dari jiwa yang dibawah dari lahir, melainkan pengalamanlah yang membentuk jiwa seseorang.

2. David Hume (1711-1776 M)

David Hume merupakan seorang filsuf yang lahir pada tanggal 17 Mei 1711 di Edinburgh, Skotlandia. Dan meninggal tepat pada tanggal 25 Agustus 1776 di Kota Edinburgh.

Pemikiran David Hume terkait empirisme terungkap dalam kalimatnya yaitu, 'saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya'. Atas dasar itulah terlihat bahwa Hume memandang semua pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan, yang disebutnya sebuah impreision atau kesan yang di sistematiskan hingga menjadi sebuah pengetahuan.

Di samping itu pemikiran David Hume juga merupakan sebuah usaha analisis agar empirisme bisa di rasionalisasi kan terutama dalam bagian kemunculan ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada observasi atau pengamatan dan uji coba eksperimental, yang dimana memunculkan kesan-kesan, kemudian mengadakan pengertian-pengertian hingga akhirnya menghasilkan sebuah pengetahuan.

  
Demikian keterangan singkat terkait para Filosof yang beraliran filsafat Empirisme yang dikenal sebagai aliran yang mengedepankan asumsi bahwa sumber kebenaran hanya datang dari kerja-kerja inderawi lewat proses pengalaman. 


Selanjutnya kita akan bertemu dalam tulisan kedua yang membahas filosof aliran Empirisme seperti, Francis Bacon, Thomas Hobbes dan George Barkley.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel