Sejarah Singkat Pemikiran Politik Totaliterisme
Dikutip dari Wikipedia dijelaskan bahwa Totaliterisme adalah pemikiran politik yang melihat bahwa, eksistensi manusia secara orang perorang tidaklah penting, sebaliknya setiap manusia menjalankan perannya untuk tercapainya kepentingan bersama.
Ungkapan totaliter atau menyeluruh, diberikan karena keseluruhan aspek kehidupan setiap individu haruslah sesuai dengan aturan atau garis haluan negara. dan bagi semua kelompok penganut pemikiran Totaliterisme, berpandangan pemikiran atau gagasan ini, perlu untuk dipertahankan demi tercapainya tujuan bersama dalam suatu negara.
Totaliterisme pertama kali muncul dan dikembangkan pada tahun 1920-an, disaat pertemuan konstituante di kota Weimar yang dalam sejarah, diketahui sebagai negara bagian dari negara federal Jerman terdahulu dan kemudian dikembangkan oleh Partai Nazi dan juga seorang ahli hukum asal Jerman Carl Scmitt (1888-1985) dan ditambah lagi dengan seorang tokoh fasisme Italia Benito Mussolini (1883-1945).
Pemikiran politik Totaliterisme ini kemudian diterapkan oleh negara Jerman, lewat Partai Nazi yang dibentuk oleh Adolf Hitler. mereka menggagas ideologi tersebut dalam segala aspek pengaturan negara Jerman kala itu. Sejarah Jerman ini merupakan contoh yang sering diungkapkan untuk menunjukkan bentuk perwujudan pemikiran politik Totaliterisme.
Ungkapan totaliter atau menyeluruh, diberikan karena keseluruhan aspek kehidupan setiap individu haruslah sesuai dengan aturan atau garis haluan negara. dan bagi semua kelompok penganut pemikiran Totaliterisme, berpandangan pemikiran atau gagasan ini, perlu untuk dipertahankan demi tercapainya tujuan bersama dalam suatu negara.
Totaliterisme pertama kali muncul dan dikembangkan pada tahun 1920-an, disaat pertemuan konstituante di kota Weimar yang dalam sejarah, diketahui sebagai negara bagian dari negara federal Jerman terdahulu dan kemudian dikembangkan oleh Partai Nazi dan juga seorang ahli hukum asal Jerman Carl Scmitt (1888-1985) dan ditambah lagi dengan seorang tokoh fasisme Italia Benito Mussolini (1883-1945).
Pemikiran politik Totaliterisme ini kemudian diterapkan oleh negara Jerman, lewat Partai Nazi yang dibentuk oleh Adolf Hitler. mereka menggagas ideologi tersebut dalam segala aspek pengaturan negara Jerman kala itu. Sejarah Jerman ini merupakan contoh yang sering diungkapkan untuk menunjukkan bentuk perwujudan pemikiran politik Totaliterisme.
Dimana Jerman dibawah partai Nazi menerapkan pemikiran totalitarismenya dalam kampanye kelebihan ras Aria dan sangatlah mengagungkan Ras Aria karena ras Aria dianggap ras yang paling unggul diatas ras lain yang ada di seluruh dunia. Dengan landasan demikian, dalam sejarah Jerman pernah dibentuk kamp konsentrasi bagi ras lain dan melakukan genosida terhadap ras lain.
Contoh lain dari bentuk perwujudan Pemikiran politik Totaliterisme adalah paham komunis atau komunisme. Sebab komunisme memberikan kewenangan bagi negara untuk mengatur setiap aspek-aspek kehidupan orang perorang yang tergabung dalam kelompok masyarakat dalam negara penganut komunisme.
Pikiran diatas didukung dan dilandaskan pada argumen perlawanan terhadap kelas menengah atas (kaum borjuis) atau yang dikelompokkan sebagai penguasa yang menindas rakyat menengah kebawah (proletar) dan argumen pendukung lain adalah untuk penghapusan seluruh tatanan budaya pendukung kapitalisme.
Rezim totaliter sering kali dipahami sebagai sebuah tindakan politik yang represif atau eksentif. Dan sering mengakibatkan kurangnya aplikasiaan demokrasi, sebab lebih condong pada absolut atas segala hal negara, misalnya. Pengawasan Massal, kontrol absolut atas ekonomi dan kebebasan bergerak yang terbatas.
Gambaran keseluruhan diatas, sejalan dengan pendapat seorang sejarawan asal Inggris, bernama Robert Conquest. Yang menggambarkan "Negara totaliter sebagai negara yang tidak mengakui batasan otoritasnya pada lingkup kehidupan publik atau pribadi manapun dan memperluas otoritas itu sejauh apapun kemungkinannya".
Maka dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa pemikiran politik Totaliterisme mengalami perkembangan dari sisi wilayah kerja dan di sisi pemikiran. Dimana diawali dengan pemikiran kemudian menjadi sebuah penerapan dalam suatu negara.
Contoh lain dari bentuk perwujudan Pemikiran politik Totaliterisme adalah paham komunis atau komunisme. Sebab komunisme memberikan kewenangan bagi negara untuk mengatur setiap aspek-aspek kehidupan orang perorang yang tergabung dalam kelompok masyarakat dalam negara penganut komunisme.
Pikiran diatas didukung dan dilandaskan pada argumen perlawanan terhadap kelas menengah atas (kaum borjuis) atau yang dikelompokkan sebagai penguasa yang menindas rakyat menengah kebawah (proletar) dan argumen pendukung lain adalah untuk penghapusan seluruh tatanan budaya pendukung kapitalisme.
Rezim totaliter sering kali dipahami sebagai sebuah tindakan politik yang represif atau eksentif. Dan sering mengakibatkan kurangnya aplikasiaan demokrasi, sebab lebih condong pada absolut atas segala hal negara, misalnya. Pengawasan Massal, kontrol absolut atas ekonomi dan kebebasan bergerak yang terbatas.
Gambaran keseluruhan diatas, sejalan dengan pendapat seorang sejarawan asal Inggris, bernama Robert Conquest. Yang menggambarkan "Negara totaliter sebagai negara yang tidak mengakui batasan otoritasnya pada lingkup kehidupan publik atau pribadi manapun dan memperluas otoritas itu sejauh apapun kemungkinannya".
Maka dapat disimpulkan dari uraian di atas bahwa pemikiran politik Totaliterisme mengalami perkembangan dari sisi wilayah kerja dan di sisi pemikiran. Dimana diawali dengan pemikiran kemudian menjadi sebuah penerapan dalam suatu negara.
Misalnya negara yang pernah menerapkan atau menganut pemikiran ini, seperti Jerman di zamannya Partai Nazi berkuasa, Italia saat Fasisme berkuasa lewat Bonita Mussolini dan Negara komunis seperti, China, Uni Soviet atau Rusia dan Korea Utara sekarang.
Selebihnya ketika melihat cara kerja dari Totaliterisme tentu bertentangan bagi pemikiran politik yang dikembangkan di era kontemporer, dimana pemikiran Totaliterisme dianggap membatasi kebebasan individu dan sekaligus mematikan pemikiran demokrasi yang menjadi primadona di dunia sekarang. Terkait semua persoalan diatas saya beranggapan bahwa pemikiran politik Totaliterisme sebenarnya memiliki tujuan yang hampir sama dengan pemikiran politik lain.
Demikianlah penjelasan singkat tentang Sejarah Singkat Pemikiran Politik Totaliterisme, apa itu Totaliterisme dan bagaimana sejarah Totaliterisme itu. Terimakasih
Selebihnya ketika melihat cara kerja dari Totaliterisme tentu bertentangan bagi pemikiran politik yang dikembangkan di era kontemporer, dimana pemikiran Totaliterisme dianggap membatasi kebebasan individu dan sekaligus mematikan pemikiran demokrasi yang menjadi primadona di dunia sekarang. Terkait semua persoalan diatas saya beranggapan bahwa pemikiran politik Totaliterisme sebenarnya memiliki tujuan yang hampir sama dengan pemikiran politik lain.
Yaitu kemajuan bagi suatu negara. Namun disisi praktiknya yang bertentangan, sebab totalitarisme cenderung mempertontonkan kekerasan dan pemaksaan, walaupun demikian bagi saya, pemikiran tersebut berguna dari sisi semangatnya dalam upaya untuk menuju sebuah kemajuan bersama.
Demikianlah penjelasan singkat tentang Sejarah Singkat Pemikiran Politik Totaliterisme, apa itu Totaliterisme dan bagaimana sejarah Totaliterisme itu. Terimakasih