5 Profil Pegiat HAM di Indonesia yang Populer di Media Nasional

Saya berniat menuliskan tokoh-tokoh pegiat Hak Asasi Manusia di Indonesia, dan niatan ini telah ada begitu lamanya dan baru terialisasi saat ini. Maka izinkanlah saya menuliskan 5 Profil Pegiat HAM di Indonesia yang Populer di Media Nasional sebagai berikut :

1. Natalius Pigai

Natalius Pigai atau yang lebih dikenal dengan Pigai, merupakan seorang aktivis perjuangan reformasi di era tahun 1995-1999 pada masa rezim orde baru.

Pigai lahir di Paniai, Papua tepat pada 25 Desember 1975. Pigai adalah salah satu putra asli asal Papua yang di kenal juga sebagai aktivis di bidang Hak Asasi Manusia. Dimana ia pernah menduduki posisi sebagai salah satu dari 11 Anggota Komite Nasional Hak Asasi Manusia atau disingkat Komnas-HAM Republik Indonesia periode 2011-2017 dan beberapa jabatan strategis lainnya.

Adapun hasil karya Natalius Pigai dalam bentuk tulisan adalah sebagai berikut : 

a. Evolusi Nasionalisme dan Sejarah Konflik Papua

b. Anak Indonesia Teraniaya: Status Kewarganegaraan Anak TKI di Malaysia

c. Migrasi Tenaga Kerja Internasional

d. Tenaga Kerja Penyandang Cacat

2. Hari Azhar S.H. M.A

Beliau lahir di Jakarta 10 Juli 1975 adalah seorang advokat sekaligus aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Pria yang sering menjadi pembicara di beberapa acara televisi nasional ini, pernah menjabat sebagai Kordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan 'KontraS' dari tahun 2010 hingga 2016 dan beliau juga adalah pendiri Law and Human Right Office atau disingkat 'Lokataro', bersamaan dengan teman-temannya, yakni Eryanto Nugroho, Sri Suparyati, Nurkholis Hidayat, Atniho Sigiro, Mufti Makarim dan Iwan Nurdin yang beroperasi di Jakarta.

Haris merupakan bulusan Sarjana Hukum Universitas Trisakti di tahun 1999 dan kemudian menyelesaikan Magisternya di University of Essex, Inggris tahun 2010. Ketertarikan beliau dalam dunia hukum mengantarkannya menjadi seorang aktivis HAM yang banyak menangani kasus-kasus HAM di lapangan sebelum bergabung dan semasa bergabung dalam LSM HAM berskala Nasional, KontraS saat tahun 1999.

Beliau menempati beberapa posisi penting di dalam KontraS, mulai dari menjadi Sukarelawan Devisi Advokasi, Anggota Staf Monitoring dan Biro Riset, Kepala Dokumentasi Penelitian Biro Kepala Riset, Investigasi dan Biro Database, Wakil Kordinator KontraS dan terakhir menjadi Koordinator KontraS pada tahun 2015.

Haris bukan hanya aktif di KontraS namun juga pernah terpilih menjadi anggota Komite Eksekutif Vorum-Asia atau organisasi HAM seluruh Asia di tahun 2012-2015 dan ditahun 2014-2017 Haris juga pernah diangkat menjadi Wakil Ketua INFID-Indonesia.

Dimasa sekarang Haris selain aktif di wilayah Advokasi kasus Hak Asasi Manusia, beliau juga mengajar di Universitas Trisakti dan di Universitas Jentera Law School.

3. Suciwati

Namanya mulai terdengar sebagai aktivis HAM di Indonesia setelah meninggal suaminya Munir yang juga seorang aktivis HAM. Wanita yang lahir di Malang 23 Maret 1968 ini, gencar memperjuangkan kasus pelanggaran HAM atas terbunuhnya Munir yang dimana hingga saat ini kasusnya belum dapat terselesaikan.

Sejak kematian Munir di tahun 2004, Wanita ini tidak pernah menyerahkan memperjuangkan keadilan dari mata hukum khusus untuk kasus pembunuhan suaminya dan umumnya, kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia.

4. Maria Catarina Sumarsih

Sumarsih adalah sosok aktivis HAM yang tak pantang menyerah dan sangat berani memperjuangkan Hak Asasi anak sulungnya yang bernama Wawan yang tertembak peluru tajam, saat peristiwa Tragedi Semanggi 1998.

Ibu Sumarsih begitu sapaan akrabnya, beliau pernah menjadi sorotan media di tahun 2001, saat melempari telur kearah fraksi Militer karena hasil persidangan anaknya tersebut dianggap bukan pelanggaran HAM berat. Ibu Sumarsih saat ini masih aktif memperjuangkan keadilan HAM di Indonesia dengan selalu datang pada setiap Aksi Kamisan yang dicetuskan olehnya.

5. Veronica Koman

Veronica Koman merupakan salah satu seorang aktivis HAM yang memfokuskan diri pada pelanggaran-pelanggaran HAM di Papua. Aktivis HAM yang vokal dalam kasus HAM di Indonesia ini, namanya sempat menjadi sorotan publik karena diduga sebagai penyebab utama kerusuhan di Papua beberapa waktu lalu.

Meskipun begitu jika ditinjau dari segi aktivitas memperjuangkan HAM di Papua mengantarkan dirinya menjadi penerima penghargaan dari organisasi dari Australia ACFID yang bernama Sir Ronald Wilson Award tahun 2019. 

Profil Pegiat HAM di Indonesia yang Populer di Media Nasional

Demikianlah penjelasan tentang Profil Pegiat HAM di Indonesia yang Populer di Media Nasional yang namanya sering muncul pada media-media nasional. Tentu telah kita sadari semua, jika berbicara terkait HAM maka tokoh yang paling membekas di benak adalah seorang Munir, tetapi disini saya lebih memfokuskan arah penulisannya pada aktivis HAM yang sering muncul di media konvensional atau media sosial untuk menyuarakan dan mengadvokasi kasus pelanggaran HAM dewasa kini.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel