Filsafat Realisme dan Tokoh Pemikirannya

Kata Realisme jika tidak dilihat dengan seksama, pasti akan menuju pada pengertian dalam aliran Ilmu Seni Rupa yang dipahami sebagai seni lukis yang memperlihatkan suatu peristiwa dalam keseharian, dimana subjek lukisan lebih cenderung menyerupai benda asli daripada berbentuk abstrak. Namun disini saya bukan membahas Realisme dari makna seni rupa melainkan membahas Realisme dalam konteks filsafat.

Realisme merupakan aliran filsafat yang berpendapat bahwa objek-objek yang kita temui lewat indera ialah nyata dalam diri objek tersebut. Terlebih objek itu tidak tergantung pada subjek "manusia" yang mengetahui, apalagi hanya pada pikiran subjek. Dengan kata lain dunia luar dan fikiran saling berinteraksi, akan tetapi harus diingat bahwa interaksi itu memiliki sifat dasar yaitu dunia.

Selebihnya realisme dipahami sebagai aliran dalam ilmu pengetahuan yang dimana realisme mempersoalkan objek pengetahuan manusia dan meletakkan objek pengetahuan manusia terletak diluar diri manusia. 

Dalam prespektif epistemologi, aliran realisme berpendapat bahwa hubungan antara subjek dan objek dilihat sebagai hubungan yang membuat subjek mendapatkan pengetahuan tentang objek itu, karena disebabkan pengaruh objek itu sendiri, bukan berdasarkan atau bergantung pada subjek. Dengan kata lain pengetahuan subjek di tentukan oleh pengaruh objek.

Aliran realisme sendiri memiliki bagian yang dibagi menjadi dua yaitu realisme rasional dan realisme alam sebagai berikut.

1. Realisme Rasional

Realisme Rasional juga dibagi menjadi dua yaitu :

a. Realisme klasik

Realisme Klasik sendiri berasal dari pandangan Filsuf Aristoteles dengan menganggap segala sesuatu yang ada berdasarkan hal yang nyata dan real. Realisme Klasik yang diwakili Aristoteles juga mengatakan bahwa setiap benda ada tanpa adanya roh.

b. Realisme religius

Realisme Religius bersumber dari pandangan seorang filsuf Thomas Aquinas. Dimana realisme religius mengatakan bahwa jiwa begitu penting walaupun tidak berbentuk nyata seperti badan. Dengan demikian realisme religius berpendapat bahwa pengetahuan didatangkan melalui prinsip-prinsip wahyu dan berpikir serta pengalaman.

2. Realisme Alam

Realisme Alam atau Realisme Ilmiah sendiri mengembangkan ilmu pengetahuan alam dengan menerapkan sikap skeptis dan eksperimental. Aliran ini juga berpendapat bahwa alam semesta itu nyata dimana yang mempelajarinya ialah ilmu pengetahuan bukan ilmu filsafat, sebab bagi realisme alam, ilmu pengetahuan memiliki tugas menyelidiki semua yang ada dalam alam, sedangkan tugas ilmu filsafat adalah mengkoordinasikan konsep-konsep dan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan yang beragam.

Berikut adalah nama tokoh-tokoh pemikir filsafat aliran realisme yang menjadi awal filsafat realisme sekaligus tokoh yang memberikan perkembangan dalam filsafat realisme sebagai berikut:

1. Aristoteles (348-322 SM)

Aristoteles adalah filsuf Yunani, yang menjadi murid dari Plato dan guru dari seorang Alexander Agung ini menjadi orang yang pertama kali berpendapat terkait pemikiran realisme.

Menurut Aristoteles "Realitas berada dalam benda konkrit atau dalam proses-proses perkembangannya. Dunia yang nyata adalah dunia yang kita serap, maka bentuk ide atau prinsip keteraturan dan material tidak dapat dipisahkan".

2. Francis Bacon (1561-1626 M)

Francis Bacon adalah filsuf, negarawan dan penulis asal Inggris yang lahir pada 22 Januari 1561 dan meninggal pada 19 April 1626.

Bacon memberi pendapatnya terkait pemikiran realismenya dengan berkata" sesuai dari dasar filosofi realisme bahwa kebenaran ada pada objek yang bisa diukur dan juga di uji. Maka semua kebenaran harus diketahui secara pasti dan disimpulkan, dibandingkan, dipakai sebagai satu-satunya dasar atas suatu kesimpulan atau pengetahuan.

3. John Amos Comenius (1592-1670)

John Amos sendiri memiliki pemikiran realisme yang berarah pada pendidikan dan juga digolongkan filsuf realisme yang memegangi paham realisme religius, dengan pendapat tentang manusia yaitu.

"Manusia harus berusaha untuk mencapai dua tujuan antara keselamatan dan kebahagiaan dan juga keadaan kehidupan yang sejahtera".

4. John Locke (1632-1704 M)

Locke berpendapat terkait realisme sebagai berikut. "Bahwa tidak ada kebenaran yang bersifat metafisik dan universal. Locke lebih berkeyakinan sesuatu itu dikatakan benar jika disandarkan pada pengalaman-pengalaman inderawi yang sifatnya induksi. 

Filsafat Realisme dan Tokoh -Tokoh Pemikirannya

Demikianlah penjelasan tentang filsafat realisme dan tokoh-tokoh pemikir filsafat realisme

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel