5 Tafsiran Sifat Tuhan Menurut Hasan Hanafi
Dari kontroversial pemikirannya, Hasan Hanafi yang pernah diuraikan pada tulisan sebelumnya, Hanafi mengatakan perlunya penguraian teologi yang bukan hanya bersifat teoritik namun juga bersifat praktek yang melahirkan gerakan dalam sejarah. Baca : Kontroversi Pemikiran Hasan Hanafi Dalam Teologi
Hasan Hanafi menawarkan dua teori yang bisa digunakan untuk mengatasi kekurangan teologi klasik yang hanya menjelaskan secara teosentris. Yang pertama ialah 'analisis bahasa' karena menurut Hanafi Bahasa dan istilah yang digunakan dalam teologi klasik adalah warisan umat Islam terdahulu yang seolah-olah menjadi doktrin kuat yang telah paten, karena bagi Hanafi bahasa dalam Al Qur'an bukan hanya mengarah pada yang gaib, melainkan juga bermuatan ilmu dan dapat mengungkapkan metode keilmuan yang empirik dan rasional seperti iman, amal dan imamah.
Kedua 'analisa realitas sejarah' analisis ini diperlukan sebagai analisis untuk mengetahui latar belakang historis-sosiologis munculnya teologi masa lalu dan bagaimana pengaruhnya pada masyarakat atau penganutnya, selanjutnya analisis ini dapat dipakai untuk dapat menentukan arah dan orientasi teologi kontemporer kini.
Kemudian dari teori diatas Hanafi mengemukakan tafsirannya terkait sifat-sifat tuhan yang dibaginya menjadi 5 penjelasan sebagaimana berikut :
1. Wujud
3. Baqa (Kekal)
Demikian uraian lanjutan dari pemikiran seorang profesor asal universitas Kairo Mesir yaitu Hasan Hanafi yang kontroversial namun juga menginspirasi. Terimakasih
Hasan Hanafi menawarkan dua teori yang bisa digunakan untuk mengatasi kekurangan teologi klasik yang hanya menjelaskan secara teosentris. Yang pertama ialah 'analisis bahasa' karena menurut Hanafi Bahasa dan istilah yang digunakan dalam teologi klasik adalah warisan umat Islam terdahulu yang seolah-olah menjadi doktrin kuat yang telah paten, karena bagi Hanafi bahasa dalam Al Qur'an bukan hanya mengarah pada yang gaib, melainkan juga bermuatan ilmu dan dapat mengungkapkan metode keilmuan yang empirik dan rasional seperti iman, amal dan imamah.
Kedua 'analisa realitas sejarah' analisis ini diperlukan sebagai analisis untuk mengetahui latar belakang historis-sosiologis munculnya teologi masa lalu dan bagaimana pengaruhnya pada masyarakat atau penganutnya, selanjutnya analisis ini dapat dipakai untuk dapat menentukan arah dan orientasi teologi kontemporer kini.
Tafsiran Sifat Tuhan Menurut Hasan Hanafi
Kemudian dari teori diatas Hanafi mengemukakan tafsirannya terkait sifat-sifat tuhan yang dibaginya menjadi 5 penjelasan sebagaimana berikut :
1. Wujud
Menurut Hanafi konsep wujud Tuhan tidak menjelaskan wujud-Nya sebagai mana dijelaskan para teolog, karena Tuhan seyogyanya tidak membutuhkan pengakuan sebab tanpa manusia juga Tuhan tetap ada "wujud". Wujud yang dimaksud adalah tuntutan kepada manusia bahwa kita semestinya mampu menunjukkan eksistensi diri dan memperlihatkan eksistensi dalam perilaku positif yang memiliki dalil yang jelas dalam Al Qur'an dan Sunnah.
2. Qidam (Dahulu)
2. Qidam (Dahulu)
Qidam atau dahulu yang dimaksudkan sebagai pengalaman masa lalu yang bersandar pada dasar-dasar keberadaan manusia dalam sejarah. Qidam adalah modal dari pengalaman dan investasi bagi pengetahuan kesejarahan yang digunakan untuk melihat realitas masa kini dan masa depan. Sehingga menjadikan manusia untuk belajar serta memperoleh pengetahuan dari sejarah umat Islam yang penting, sebab umat Islam pernah menjadi pusat peradaban, pengetahuan dan kebudayaan dunia. Dengan melihat pelajaran dari kejadian masa lalu dan menjadikan pelajaran dimasa depan sehingga tidak terjebak pada kesesatan, kesalahan atau bertaklid pada yang keliru.
3. Baqa (Kekal)
Baqa atau kekal yang artinya menuntut manusia untuk tidak cepat rusak atau fana dengan cara memperbanyak melakukan hal-hal konstruktif, progresif dalam hidup, baik dari pemikiran maupun perbuatan, dan juga menjauhi tindakan dan sikap yang bisa mempercepat kerusakan di bumi. Hanafi menegaskan pandangan terkait Baqa ini, dengan menjelaskan bahwa Baqa merupakan ajaran teruntuk manusia agar menjaga kelestarian alam dan lingkungannya, karena salah satu tugas manusia adalah sebagai wakil Allah di muka bumi dengan begitu manusia tidak di benarkan untuk merusak alam dan mengeksploitasi alam begitu juga terhadap sesama manusia. Manusia adalah makhluk yang ditunjuk untuk meninggalkan karya-karya positif yang monumental sehingga namanya tetap abadi
4. Mukhalafatu li al-hawadist ' berbeda dengan mahluk ciptaan-Nya' dan Qiyam Binafsihi 'berdiri sendiri'
Keduanya merupakan tuntutan kepada manusia agar mampu menunjukkan eksistensi dirinya secara mandiri dan berani tampil beda atau tidak berlaklid pada budaya dan pemikiran orang lain. Qiyam Binafsihi di deskripsikan sebagai proses yang dilakukan secara terencana dan diikuti dengan kesadaran penuh. Dari aspek pemikiran umat Islam dituntut untuk dapat kritis kepada setiap bentuk pemikiran agar bisa membentuk pemikiran yang komprehensif demi mencapai tujuan akhir sesuai potensi dan kemampuan diri manusia.
5. Wahdaniyyah (Keesaan)
4. Mukhalafatu li al-hawadist ' berbeda dengan mahluk ciptaan-Nya' dan Qiyam Binafsihi 'berdiri sendiri'
Keduanya merupakan tuntutan kepada manusia agar mampu menunjukkan eksistensi dirinya secara mandiri dan berani tampil beda atau tidak berlaklid pada budaya dan pemikiran orang lain. Qiyam Binafsihi di deskripsikan sebagai proses yang dilakukan secara terencana dan diikuti dengan kesadaran penuh. Dari aspek pemikiran umat Islam dituntut untuk dapat kritis kepada setiap bentuk pemikiran agar bisa membentuk pemikiran yang komprehensif demi mencapai tujuan akhir sesuai potensi dan kemampuan diri manusia.
5. Wahdaniyyah (Keesaan)
Menurut Hanafi bukan hanya sekedar menuju pada penjelasan pensucian Tuhan atau keesaan Tuhan dari pandangan lain "sirik". Semisalnya penjelasan yang mengarah pada paham trinitas atau polyteisme yang ada di dunia. Wahdaniyah menurut Hanafi merupakan
Tuntutan kepada manusia untuk tidak melakukan praktek diskriminasi, intimidasi dan eksploitasi tanpa batas kepada alam dan manusia Wahdaniyyah Dengan kata lain adalah sebuah ajaran pengetahuan kepada manusia tentang kesatuan. Seperti, kesatuan tujuan, kesatuan kelas, kesatuan nasib, kesatuan bangsa, tanah air, kesatuan kebudayaan dan kesatuan kemanusiaan.
Lewat pemikirannya yang kontroversial ini, Hanafi bahkan pernah dimasukkan ke dalam penjara. Namun dari pemikiran kontroversial ini juga telah membuka keran persepsi baru bahwa kita umat Islam bisa menandingi peradaban barat dengan tidak larut dalam tafsiran teologi klasik yang teosentris lagi melangit dan mulai melihat tafsiran sifat Tuhan kedalam realitas sosial, dengan begitu dominasi barat dapat diimbangi dengan pemikiran-pemikiran konstruktif dan progresif. Pemikiran Hasan Hanafi yang kontroversial ini, banyak mempengaruhi dan menginspirasi ilmuwan dan sarjana islam serta umat Islam di seluruh dunia.
Tuntutan kepada manusia untuk tidak melakukan praktek diskriminasi, intimidasi dan eksploitasi tanpa batas kepada alam dan manusia Wahdaniyyah Dengan kata lain adalah sebuah ajaran pengetahuan kepada manusia tentang kesatuan. Seperti, kesatuan tujuan, kesatuan kelas, kesatuan nasib, kesatuan bangsa, tanah air, kesatuan kebudayaan dan kesatuan kemanusiaan.
Lewat pemikirannya yang kontroversial ini, Hanafi bahkan pernah dimasukkan ke dalam penjara. Namun dari pemikiran kontroversial ini juga telah membuka keran persepsi baru bahwa kita umat Islam bisa menandingi peradaban barat dengan tidak larut dalam tafsiran teologi klasik yang teosentris lagi melangit dan mulai melihat tafsiran sifat Tuhan kedalam realitas sosial, dengan begitu dominasi barat dapat diimbangi dengan pemikiran-pemikiran konstruktif dan progresif. Pemikiran Hasan Hanafi yang kontroversial ini, banyak mempengaruhi dan menginspirasi ilmuwan dan sarjana islam serta umat Islam di seluruh dunia.
Demikian uraian lanjutan dari pemikiran seorang profesor asal universitas Kairo Mesir yaitu Hasan Hanafi yang kontroversial namun juga menginspirasi. Terimakasih
Awin Buton