Contoh Proposal Penelitian Frekuensi Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah

Pohon jabon merupakan jenis pohon penghasil kayu yang dewasa ini sementara gencar dikembangkan masyarakat Indonesia karena memiliki pertumbuhan yang cepat. Jabon yang dikenal dibedakan atas dua jenis antara lain jabon putih (Anthocephalus cadamba Roxb.) dan jabon merah [Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil.]

Jabon merah lebih dikenal dengan nama lokal samama (Maluku), karumama (Sulawesi Utara), yang memiliki nama latin Anthocephalus macrophyllus (Roxb.) Havil dan termasuk dalam famili Rubiaceae (kopi-kopian). Saat ini, jabon menjadi andalan industri perkayuan, termasuk kayu lapis, kayu lamina dan industri perkayuan lainnya.

Jabon merah dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 50-1000 meter dpl. Jabon Merah adalah pohon kayu yang bentuk batang lurus yang hampir tak bercabang, tinggi batang dapat mencapai 40 meter, dengan tinggi bebas cabang 30 meter dan diameter batang 40-50 cm.

Jabon merah memiliki ciri tersendiri yaitu disamping termasuk jenis yang cepat tumbuh atau fast growing spesies jabon merah juga mampu menggugurkan ranting dan daun bagian bawah atau pruning secara alami sehingga dapat tumbuh lurus meninggi tanpa cabang (Mulyana, Asmarahan dan Fahmi, 2011).

Jabon merah merupakan salah satu jenis tumbuhan asli Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman maupun untuk tujuan lainnya, seperti reklamasi lahan bekas tambang, penghijauan dan pohon peneduh (Mansur dan Tuheteru 2010). Hal ini dikarenakan jabon dapat tumbuh di berbagai tipe tanah, tidak memiliki hama dan pernyakit yang serius (Pratiwi 2003).


Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 85-90 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air (Maynard dan Orcott 1987).

Doorenbos dan Kassam (1979) menyatakan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman perlu penyiraman sesuai kebutuhan air. 

Trisnawati dan Setiawan (2008) meyatakan bahwa penyiraman dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: mengganti air yang telah menguap, memberi tambahan air yang dibutuhkan oleh tanaman, dan mengembalikan kekuatan tanaman.

Download Contoh Proposal Penelitian Frekuensi Penyiraman Air Terhadap Pertumbuhan Bibit Jabon Merah ( Di Sini )

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel