Sejarah Tarian Dengi-Dengi dari Kepulauan Sula

Tarian Dengi-Dengi atau Tarian Penjemputan Kapita - Tarian dengi-dengi berasal dari Kepulauan Sula, Maluku Utara tepatnya di desa Baleha, kecamatan Sulabesi Timur.

Pada jaman dahulu kala terdapat suatu komunitas kehidupan masyarakat yang terletak di bagian timur pulau sula tepatnya di Desa Baleha. Mayoritas masyarakat hidup dengan cara bercocok tanam atau berkebun, pada saat bercocok tanam masyarakat selalau menyanyikan lagu-lagu seperti pantun, dengan tujuan agar meringankan pekerjaan di saat bertanam.

Kemudian tiba pada saat memanen hasil kebun tersebut, dan pada malam harinya masyarakat mensukuri nikmat yang diberikan oleh Allah S.W.T dengan cara merayakan hasil kebun mereka dengan gembira yaitu membunyikan alat-alat musik berupa rabana dan Nyanyian-nyanyian dengan bahasa daerah setempat, sambil menari antara pria dan wanita yang dilaksanakan di tempat umum di bangunan bertiang tinggi (Panggung) dan di saksikan oleh para penguasa atau tokoh-tokoh adat setempat. 


Nyanyian dan tarian itu kemudian di kenal dengan nama Tarian Dengi-dengi, pada jaman itu tarian ini sering ditampilkan pada saat kedatangan Makafa (Sultan Ternate) dan Tamu-tamu istimewa yang datang ke Kabupaten Kepulauan Sula. 

Sejarah Tarian Dengi-Dengi dari Kepulauan Sula

Pakaian yang digunakan waktu menari yaitu Baju berlengan besar mengandung makna agar mereka dengan leluasa pada saat bekerja dan sarung atau kain bercorak motif kecil-kecil mengandung makna masyarakat bergotong royong pada saat berkebun atau saling membantu. 

Kemudian bahasa yang digunakan Makafa Yawa Don Kudato mengandung makna Sultan tiba dengan pakaian kebesaran.

TARIAN DENGI-DENGI

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel