Destinasi Wisata Religi Di Masjid Islamic Center Samarinda
Ada yang pernah ke Kalimantan Timur khususnya kota Samarinda? Jika belum cobalah jalan-jalan ke kota ini.
Samarinda adalah Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, kota yang di kenal dengan sungai mahakamnya ini adalah kota yang melahirkan para wali Allah.
Di sini banyak ditemui masjid-masjid tua yang pernah didirikan oleh para leluhur dan dijadikan sebagai tempat wisata religi oleh masyarakat, baik di daerah ini maupun dari luar provinsi.
Masjid Islamic Center kota Samarinda salah satunya. Ide awal yang mencetuskan pembangunan masjid yang kala itu masih bernama Samarinda Islamic Center adalah Gubernur Kalimantan Timur Suwarna Abdul Fatah. Masjid ini dirikan pada tahun 2000, memasuki milenium ketiga.
Letak Masjid ini pun sangat strategis, yakni berada di tengah kota Samarinda, lebih tepatnya di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Samarinda Ilir, Kota Samarinda. Masjid ini merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia bahkan di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Memiliki 7 Menara , dimana menara utama dengan tinggi rata-rata 99 meter yang bermakna Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 lantai. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Konon jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.
Selain menara utama, masjid juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter, 6 menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun Iman.
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi.
Sementara untuk lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas mezanin ( Balkon )adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelum ini merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT. Inhutani yang kemudian dihibahkan kepada pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Saya yang beberapa kali berkunjung ke tempat ini juga tak pernah bosan, karena dinginnya suasana masjid. Terdapat beberapa fasilitas umum yang memudahkan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang merasa senang berkunjung ke sini.
Fasilitas pendukung yang disediakan berupa, klinik berobat, aula, sekolah, dan juga perpustakaan, sehingga bukan tidak mungkin banyak mahasiswa dan pelajar yang mampir kesini sekadar untuk membaca atau mencari referensi bahan bacaan. Apalagi ruang perpustakaan yang full Ac.
Pada hari minggu atau hari libur, biasanya masjid ini ramai oleh pengunjung, ada yang jalan-jalan santai sambil foto-foto tapi tidak sedikit juga ada yang berlatih bela diri. Bahkan banyak juga pasangan yang akan menikah kemudian melakukan foto Prawedding di masjid ini.
Halaman parkir yang luas sekira hampir sama dengan luas lapangan bola, memungkinkan banyak pengunjung yang ingin berlama-lama di masjid ini, sekadar melepas penat setelah beraktivitas.
Tidak perlu khawatir, jika pengunjung ingin makan atau sekadar jajan, di depan masjid terdapat para penjajah makanan ringan yang sudah pasti halal dan siap untuk di nikmati. Harganya pun sangat terjangkau alias harga kaki lima dengan rasa bintang lima.
Samarinda adalah Ibukota Provinsi Kalimantan Timur, kota yang di kenal dengan sungai mahakamnya ini adalah kota yang melahirkan para wali Allah.
Di sini banyak ditemui masjid-masjid tua yang pernah didirikan oleh para leluhur dan dijadikan sebagai tempat wisata religi oleh masyarakat, baik di daerah ini maupun dari luar provinsi.
Masjid Islamic Center kota Samarinda salah satunya. Ide awal yang mencetuskan pembangunan masjid yang kala itu masih bernama Samarinda Islamic Center adalah Gubernur Kalimantan Timur Suwarna Abdul Fatah. Masjid ini dirikan pada tahun 2000, memasuki milenium ketiga.
Letak Masjid ini pun sangat strategis, yakni berada di tengah kota Samarinda, lebih tepatnya di kelurahan Teluk Lerong Ulu, Samarinda Ilir, Kota Samarinda. Masjid ini merupakan masjid terbesar kedua di Indonesia bahkan di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal di Jakarta.
Memiliki 7 Menara , dimana menara utama dengan tinggi rata-rata 99 meter yang bermakna Asmaul Husna atau nama-nama Allah yang jumlahnya 99. Menara utama terdiri atas bangunan 15 lantai masing-masing lantai setinggi rata-rata 6 lantai. Sementara itu, anak tangga dari lantai dasar menuju lantai utama masjid jumlahnya sebanyak 33 anak tangga. Konon jumlah ini sengaja disamakan dengan sepertiga jumlah biji tasbih.
Selain menara utama, masjid juga memiliki 6 menara di bagian sisi masjid. Masing-masing 4 di setiap sudut masjid setinggi 70 meter dan 2 menara di bagian pintu gerbang setinggi 57 meter, 6 menara ini juga bermakna sebagai 6 rukun Iman.
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi.
Sementara untuk lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas mezanin ( Balkon )adalah 5.290 meter persegi. Lokasi ini sebelum ini merupakan lahan bekas areal penggergajian kayu milik PT. Inhutani yang kemudian dihibahkan kepada pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Saya yang beberapa kali berkunjung ke tempat ini juga tak pernah bosan, karena dinginnya suasana masjid. Terdapat beberapa fasilitas umum yang memudahkan masyarakat, sehingga banyak masyarakat yang merasa senang berkunjung ke sini.
Fasilitas pendukung yang disediakan berupa, klinik berobat, aula, sekolah, dan juga perpustakaan, sehingga bukan tidak mungkin banyak mahasiswa dan pelajar yang mampir kesini sekadar untuk membaca atau mencari referensi bahan bacaan. Apalagi ruang perpustakaan yang full Ac.
Pada hari minggu atau hari libur, biasanya masjid ini ramai oleh pengunjung, ada yang jalan-jalan santai sambil foto-foto tapi tidak sedikit juga ada yang berlatih bela diri. Bahkan banyak juga pasangan yang akan menikah kemudian melakukan foto Prawedding di masjid ini.
Halaman parkir yang luas sekira hampir sama dengan luas lapangan bola, memungkinkan banyak pengunjung yang ingin berlama-lama di masjid ini, sekadar melepas penat setelah beraktivitas.
Tidak perlu khawatir, jika pengunjung ingin makan atau sekadar jajan, di depan masjid terdapat para penjajah makanan ringan yang sudah pasti halal dan siap untuk di nikmati. Harganya pun sangat terjangkau alias harga kaki lima dengan rasa bintang lima.