4 Faktor Penyebab Organisasi Tidak Berkembang

Secara umum, pengertian organisasi adalah suatu perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama dengan terstruktur demi tercapainya tujuan tertentu. Organisasi bisa berupa asosiasi, institusi atau lembaga yang notabenenya memiliki tujuan. Dan atau secara teknis organisasi merupakan sebuah wadah perserikatan orang yang dibentuk dengan berdasarkan rangkaian kerja-kerja kolektif yang telah disepakati bersama.

Maka dengan itu, istilah organisasi biasanya dipahami dengan dua arti umum. Pertama, mengacu pada suatu lembaga, semisalnya lembaga MPR, DPR dan lainnya. Dan arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian sebagai satu di antara fungsi manajemen. Namun secara konsep, ada dua batasan yang perlu diketahui yakni, istilah Organizing sebagai kata benda, dan Organizing sebagai kata kerja, atau pengorganisasian yang menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus dilakukan secara sistematis.

Pengertian yang di atas ini sejalan dengan pendapat Prof. Dr. Sondang P. Siagian yang mengemukakan bahwa Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan

Dan menurut pernyataan Stephen P. Robbins, Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Organisasi pada teknisnya disertai dengan tujuan yang terhubung lewat program kerja atau satuan tugas yang diembankan masing-masing bagian atau bidang yang beranggotakan orang-orang yang dianggap memiliki kapasitas dalam bidang tersebut. Misalnya bidang hubungan internasional atau bidang marketing, semuanya seyogyanya di jalankan oleh kelompok orang yang mumpuni demi terlaksananya tujuan utama sebuah organisasi.

Sampai di sini, saya ingin lebih menekankan bahwa organisasi yang ingin di bahas adalah organisasi eksternal kampus yang digeluti hampir semua mahasiswa. Di Indonesia sendiri, telah banyak memiliki organisasi eksternal kampus yang membantu dalam menyumbang generasi dan bukan hanya cerdas dalam akademik namun juga pada kerja kolektif serta kerja-kerja yang melebur dalam ruang lingkup sosial.

Eksistensi organisasi eksternal mahasiswa pada dasarnya sama seperti organisasi lain pada umumnya yang terkadang fluktuatif dalam proses pengembangannya. Ada yang meningkat dalam segi program, ada yang stagnan dalam merealisasikan programnya. Di beberapa tahun ini harus diakui bahwa sepak terjang organisasi eksternal mahasiswa mengalami penyusutan dalam wacana maupun gerakan.

Nah berikut faktor yang mempengaruhi merosotnya eksistensi organisasi eksternal mahasiswa yang dapat diterjemahkan dengan eksistensi anggota "mahasiswa" di dalamnya.

1. Faktor Minimnya Kuantitas dan Kualitas Anggota

Pada umumnya, proses pengembangan kuantitas anggota dimulai dengan melakukan perkaderan atau perekrutan anggota baru yang selalu menjadi pilihan utama memperbanyak partisipasi massa dalam suatu organisasi. Namun sekarang harus diakui bahwa minat mahasiswa untuk berorganisasi sangatlah minim.

Hal diatas ini juga diperparah dengan kualitas anggota dalam suatu organisasi eksternal kampus yang tidak merepresentasikan esensi dari berorganisasi. walaupun tidak semua namun kita dapat melihat bahwa kebanyakannya yang berorganisasi karena hanya ingin terlihat keren, terlihat kritis dan terlihat rasional, tetapi kenyataannya tidak.

2. Faktor Minim Regenerasi

Regenerasi adalah istilah yang dirujuk dari istilah biologi yang bermakna menumbuhkan atau penggantian kembali bagian tubuh yang rusak atau lepas. Maka dengan itu, ketika di dalam organisasi mahasiswa, kata regenerasi dipahami sebagai proses memberikan atau melepaskan tanggung jawab ke orang "anggota" selanjutnya yang diyakini mampu memberikan kontribusi bagi organisasi.

Generasi penerus. Sadar atau tidaknya banyak organisasi eksternal mahasiswa masih rutin melakukan upaya perekrutan anggota (perkaderan) namun generasinya terkadang hilang (tidak aktif) dengan alasan seleksi alam atau kalah berdinamika dalam mempertahankan eksistensinya di dalam organisasi

Meskipun harus di akui tidak semua anggota baru yang di rekrut tidak aktif dan tidak semua organisasi mengalami hal itu, namun sekurang-kurangnya generasi yang ada tidak kompeten dan kebanyakan hanya menjalankan tugas yang telah ada tanpa memikirkan pengembangan baru secara pemikiran maupun pergerakan. Jelas sekali bila hal semacam ini bisa sangat mempengaruhi kerja-kerja organisasi yang bisa langsung berimbas pada gagal mencapai tujuan organisasi secara maksimal.

3. Faktor Hilangnya Inspirasi

Dinamika diatas ini biasanya disinyalir karena inspirasi yang diciptakan untuk memotivasi anggota organisasi tidak terlalu kuat dan mudah luntur. Hingga mengakibatkan munculnya frasa antara ketidakpuasan dan kepuasan, baik secara individu maupun organisasi.

Faktor ini tentu mempengaruhi persepsi dan motivasi kepuasan dan ketidakpuasan. Herzberg menggambarkan latarbelakang dari lahirnya kepuasan dan ketidakpuasan sebagai berikut.

Faktor ketidakpuasan adalah hal yang membuat seseorang merasa tidak puas, hal ini dapat terjadi karena tidak adanya teman-teman yang baik dan mau diajak kerja sama, kenyamanan organisasi dan rasa kekeluargaan di dalam organisasi.

Sementara faktor kepuasan dapat dikatakan dapat terjadi bilamana adanya kesempatan seperti penghargaan, tanggung jawab, aktivitas, kesempatan berkembang dan keterlibatannya dalam organisasi. Atau dengan kata memiliki kesempatan yang sama.

4. Faktor Program yang Usang

Secara sederhana Program adalah perangkat atau susunan daftar kerja organisasi yang dirancang untuk dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi.

Terlebih mempersiapkan program kerja menjadi suatu hal yang wajib agar proyek (tujuan) yang dikerjakan berjalan baik. Tidak hanya sekedar itu, sebab program kerja juga mewakili peta atau rencana yang formal pada sebuah tujuan organisasi.

Dan secara makna, program kerja di buat untuk mengartikulasikan langkah-langkah yang diperlukan demi tercapainya tujuan yang dibuktikan dengan hasil yang dapat diukur sehingga menjadi tindakan yang nyata. Sebab bilamana berencana namun tidak melakukan tindakan merupakan kesalahan, dan suatu tindakan tanpa rencana merupakan sebuah bencana.

Program kerja sendiri tidak semestinya monoton atau flat saja, karena dapat berdampak pada psikologi massa organisasi yang menghadirkan kebosanan, maka dengan itu program kerja selain disesuaikan dengan kebutuhan organisasi juga harus disesuaikan dengan perkembangan zaman yang kontekstual, selama tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku didalam tubuh organisasi. Sebab, apabila program yang ada hanyalah program yang telah dikerjakan pada beberapa tahun sebelumnya akan berpotensi pada gairah atau tantangan secara kejiwaan maupun pikiran yang pada akhirnya organisasi mengalami kemunduran dan bahkan bisa mati.


Nah, atas dasar itu, organisasi eksternal kampus seyogyanya yang memiliki dua arah program kerja, yakni program kerja wajib dan program kerja tambahan, untuk dapat memanfaatkan program baru yang sekiranya bisa menimbulkan semangat baru.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel