Mempelajari Asal-Usul Pondok Pesantren di Indonesia
Menurut Wikipedia, Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan Islam tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat tidur santri. Artinya santri berada dalam kompleks yang juga menyediakan masjid untuk beribadah, ruang belajar dan kegiatan keagamaan lainnya. Dimana area kompleks biasanya dikelilingi oleh pagar tembok agar dapat mengawasi keluar masuknya para santri sesuai peraturan yang berlaku.
Keberadaan pesantren diketahui telah ada sejak lama, banyak para tokoh yang memiliki keinginan untuk menggali latar belakang dari lahirnya pesantren. Nah, berikut asal muasal pesantren menurut beberapa tokoh.
Pesantren menurut Agus Sunyoto yang termuat dalam bukunya yang berjudul Atlas Wali Songo. Bahwa Pesantren merupakan hasil islamisasi sistem pendidikan lokal yang berasal dari masa Hindu-Budha di Nusantara kala itu, dimana di zaman itu lembaga pendidikan lokal seperti padepokan dan dukuh yang banyak didirikan untuk mendidik para cantrik (sebutan orang yang mengikuti gurunya).
Terakhir, terlepas dari berbagai pendapat yang dikemukakan para tokoh diatas, poin penting selain asal mula hadirnya pesantren ialah, kontribusi pesantren di bidang kemajuan pendidikan secara umum, pendidikan Islam secara khusus maupun peran bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Dimana berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah ada semenjak tahun 1596. Kegiatan keagamaan inilah yang sekarang dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren.
Keberadaan pesantren diketahui telah ada sejak lama, banyak para tokoh yang memiliki keinginan untuk menggali latar belakang dari lahirnya pesantren. Nah, berikut asal muasal pesantren menurut beberapa tokoh.
Pesantren menurut Agus Sunyoto yang termuat dalam bukunya yang berjudul Atlas Wali Songo. Bahwa Pesantren merupakan hasil islamisasi sistem pendidikan lokal yang berasal dari masa Hindu-Budha di Nusantara kala itu, dimana di zaman itu lembaga pendidikan lokal seperti padepokan dan dukuh yang banyak didirikan untuk mendidik para cantrik (sebutan orang yang mengikuti gurunya).
Melalui proses dakwah yang dipelopori Wali Songo, padepokan-padepokan tersebut kemudian di akulturasikan dengan nilai-nilai Islam dan materi yang diajarkan juga diganti menjadi ilmu-ilmu yang bernapaskan Islam. dan seiring semakin meluasnya ajaran Islam di Nusantara maka padepokan-padepokan tersebut berganti nama menjadi pesantren.
Menurut, Dr. H. Herman DM, M.Pd.I dalam jurnal yang berjudul Al-Ta'dib : Sejarah Pesantren di Indonesia. Menuliskan bahwa banyak orang yang memaknai pesantren hanyalah sekedar dengan bentuk bangunan fisik pesantren itu sendiri. Padahal Pesantren setidaknya memiliki tiga unsur terpenting yaitu, Guru atau Kiai, Asrama atau Pondok, dan Santri. Pesantren kerap diidentikkan berupa bangunan tradisional yang dihuni para santri dengan kehidupan sederhana dan sangat patuh terhadap kiainya.
Selanjutnya menurut laporan yang dikeluarkan Pemerintah Hindia Belanda diketahui bahwa pada tahun 1983 di Indonesia memiliki 1.863 lembaga pendidikan Islam tradisional. Ditambah Van den Berg penelitian di tahun 1885 menemukan hasil yang mengatakan terdapat 14.929 lembaga pendidikan Islam dengan 300 di antaranya adalah pesantren.
Pesantren kemudian mengalami perkembangan baik dari segi jumlah, segi materi maupun sistemnya. Dimana di tahun 1910 pesantren seperti Denanyar Jombang membuka pondok khusus untuk santri wanita, dan dikuatkan dengan lahirnya Pesantren Tebuireng dan pesantren Singosari di Jawa Timur pada tahun 1920-an, yang mulai mengajarkan pelajaran umum seperti Bahasa Sejarah, Ilmu Bumi, Bahasa Belanda dan Bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan penyebutan kata Santri. Menurut Agus Sunyoto, kata Santri merupakan adaptasi dari istilah Sashtri yang bermakna orang-orang yang khusus mempelajari kitab suci (Sashtra). Sedangkan menurut sumber lainnya mengemukakan bahwa kata Santri itu berasal dari bahasa Jawa, yakni Cantrik yang bermakna orang-orang yang mengikuti kemanapun gurunya pergi.
Menurut, Dr. H. Herman DM, M.Pd.I dalam jurnal yang berjudul Al-Ta'dib : Sejarah Pesantren di Indonesia. Menuliskan bahwa banyak orang yang memaknai pesantren hanyalah sekedar dengan bentuk bangunan fisik pesantren itu sendiri. Padahal Pesantren setidaknya memiliki tiga unsur terpenting yaitu, Guru atau Kiai, Asrama atau Pondok, dan Santri. Pesantren kerap diidentikkan berupa bangunan tradisional yang dihuni para santri dengan kehidupan sederhana dan sangat patuh terhadap kiainya.
Selanjutnya menurut laporan yang dikeluarkan Pemerintah Hindia Belanda diketahui bahwa pada tahun 1983 di Indonesia memiliki 1.863 lembaga pendidikan Islam tradisional. Ditambah Van den Berg penelitian di tahun 1885 menemukan hasil yang mengatakan terdapat 14.929 lembaga pendidikan Islam dengan 300 di antaranya adalah pesantren.
Pesantren kemudian mengalami perkembangan baik dari segi jumlah, segi materi maupun sistemnya. Dimana di tahun 1910 pesantren seperti Denanyar Jombang membuka pondok khusus untuk santri wanita, dan dikuatkan dengan lahirnya Pesantren Tebuireng dan pesantren Singosari di Jawa Timur pada tahun 1920-an, yang mulai mengajarkan pelajaran umum seperti Bahasa Sejarah, Ilmu Bumi, Bahasa Belanda dan Bahasa Indonesia.
Berkaitan dengan penyebutan kata Santri. Menurut Agus Sunyoto, kata Santri merupakan adaptasi dari istilah Sashtri yang bermakna orang-orang yang khusus mempelajari kitab suci (Sashtra). Sedangkan menurut sumber lainnya mengemukakan bahwa kata Santri itu berasal dari bahasa Jawa, yakni Cantrik yang bermakna orang-orang yang mengikuti kemanapun gurunya pergi.
Terakhir, terlepas dari berbagai pendapat yang dikemukakan para tokoh diatas, poin penting selain asal mula hadirnya pesantren ialah, kontribusi pesantren di bidang kemajuan pendidikan secara umum, pendidikan Islam secara khusus maupun peran bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Dimana berdasarkan catatan yang ada, kegiatan pendidikan agama di Nusantara telah ada semenjak tahun 1596. Kegiatan keagamaan inilah yang sekarang dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren.