Edmund Husserl dan Metode Fenomenologi Filsafatnya

Edmund Husserl adalah seorang filsuf Jerman yang dikenal sebagai Bapak Fenomenologi, yang lahir pada 8 April 1859 di Prostejov, Morevia Republik Czeko dan meninggal di Freiburg, Jerman pada 26 April 1938.

Terkait Fenomenologi dalam konsepsi Edmund Husserl berpendapat bahwa, Fenomenologi berpusat pada refleksi sistematis dan studi struktur kesadaran dan fenomena yang tampak pada pikiran. Sebab pada dasarnya akal budi manusia memiliki kemampuan untuk melakukan terobosan dalam menengahi batas-batas pengalaman sehari-hari. Dibalik itu manusia juga memiliki keinginantahuan yang membuatnya berkembang, sehingga dari itu semua mendorong manusia untuk berfilsafat. 

Maka pemahaman tentang realitas secara fisik sebenarnya tidaklah cukup sebagai hasil dari pengamatan yang memuaskan rasa ingin tahu manusia. Sebab banyak dari persoalan tidak dapat dipecahkan lewat pengamatan itu yang membuat manusia lalu mengusahakan penjelasan yang bersifat mengatasi fisik (metafisik).

Edmund Husserl kemudian berusaha menyusun metode filsafat yang akan menghasilkan implikasi untuk menangkap realitas bersifat holistik itu dengan metode ketat sehingga menghasilkan kebenaran yang pasti. Kebenaran yang pasti adalah kebenaran yang tidak lagi dapat diragukan oleh keraguan dan skeptisis apapun. Sebab kebenaran itu memiliki kepastian secara metodis yang nantinya manusia dapat mencapai hakikat, sehingga dalam pemahaman tersebut manusia mempunyai pengetahuan tentang hakikat.

Edmund Husserll kemudian memahamkan Fenomenologi-nya sebagai suatu metode dan ajaran filsafat yang memberikan kepastian.Terlebih dalam pandangan fenomenalogi Edmund Husserl terdapat beberapa pendekatan atau metode yang dikemukakannya yakni Epoche, Reduksi, Intenasionalitas dan Lebenswelt.

1. Metode Epoche


Epoche adalah istilah ketika seorang peneliti mampu membebaskan dirinya dari praduga-praduga atau penilaian yang masih bersifat penilaian. dengan kata lain melupakan pengertian-pengertian tentang objek untuk sementara dan berusaha melihat objek secara langsung dengan intuisi. Atau dengan kata lain, Epoche adalah konsep yang membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti, dengan begitu Epoche menjadi pusat dari peneliti mengelompokkan dan menyusun dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti apa yang dikatakan oleh objek.

2. Metode Reduksi


Reduksi adalah melakukan penundaan terhadap segala pengetahuan tentang objek sebelum pengamatan intuitif dilakukan. Atau menunggu penyaringan setiap hasil pengamatan yang secara sederhana muncul dari objek pengamatan. Husserll berpendapat ada beberapa hal yang harusnya di saring seperti, segala hal yang bersifat subjektif karena pengamatan harus bersifat atau diarahkan pada pengamatan yang memiliki objektivitas.

Dengan kata lain reduksi Husserll dimaksudkan agar membebaskan baik esensi dan kesadaran fenomenalogi transendental dari pengalaman dunia dan membebaskan pengalaman-pengalaman dari kesadaran psikologis. Sehingga objek yang diamati secara sadar itu tertangkap secara murni atau terlepas dari segala ikatan-ikatan fakta natural ataupun segala faktor psikologis.

3. Metode Intensionalitas


Intensionalitas yaitu kesadaran yang akan selalu terarah pada objek. dan menurut Bartens (1981:101)

pada dasarnya intensionalitas menurut Husserll adalah struktur hakiki kesadaran yang bukanlah suatu pengertian dalam psikologi yang mengartikan salah satu aktivitas kejiwaan manusia. Namun intensionalitas yaitu kesadaran yang bersifat transendental yang mengatasi segala hal-hal yang disadari. Seperti kesadaran yang memiliki unsur murni dan bersih dari segala hal yang bersifat kebendaan.


4. Metode Lebenswelt


Metode Lebenswelt merupakan sebuah dunia yang dihayati bukanlah suatu yang mengacu pada dunia nyata yang sudah dikategorikan oleh filosofis atau ilmiah seperti yang terdapat pada pandangan idealisme maupun realisme.

Filsafat Fenologi

Demikianlah penjelasan singkat fenomenalogi Husserll yang diajukan sebagai metode filsafat yang berpusat pada refleksi sistematis dan studi struktur kesadaran dan fenomena yang tampak pada pikiran. Dengan begitu fenomenalogi berbeda dengan analisis Cartesian (Rene Descartes) yang memandang realitas sebagai objek yang bertautan antara satu dengan lainnya.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel