Pemikiran Jean-Francois Lyotard dalam bukunya The Postmodernisme Condition
Jean-Francois Lyotard merupakan salah satu filsuf postmodernisme yang paling terpenting lewat dua karyanya yang menjadikannya terkenal baik di Prancis maupun diluar negeri. Yaitu, Bukunya yang berjudul The Postmodernisme Condition: A Report on Knowledge 1979. Dimana didalamnya Lyotard menulis dengan lembar-lembar pembahasan tentang kegagalan dalam teori modernisme terlebih dari sisi gagasan ilmu pengetahuan. Adapun buku lain dari Lyotard yang tidak bisa ditinggalkan akan pengaruhnya terhadap dunia adalah yang berjudul The Diferrend.
Dalam buku The Postmodernisme Condition: A Report on Knowledge, yang terbit tahun 1979 ini. Buku yang ditulisnya sebagai laporan tentang pengaruh teknologi dalam ilmu eksakta ini. Termuat analisis tentang gagasan pengetahuan dalam masyarakat postmodern sebagai akhir dari keagungan naratif atau metanarasi yang disebut sebagai ciri khas modernitas. Di buku ini, Lyotard sekaligus memperkenalkan istilah postmodernisme yang sebelumnya hanya dipakai oleh kritikus seni kedalam filsafat dan ilmu sosial, dengan pengertian bahwa, "saya mendefinisikan Postmodern sebagai ketidakpercayaan terhadap metanarasi".
Lyotard mengkritik metanarasi seperti reduksionisme dan gagasan teleologis tentang sejarah manusia seperti Pencerahan dan Marxisme. Sebab Lyotard memandang mereka menjadi tidak dapat dipertahankan karena kemajuan teknologi di bidang komunikasi, media massa dan ilmu komputer. Dimana hasil dari pengembangan ilmu teknik seperti kecerdasan buatan dan terjemahan mesin sangatlahmenunjukkan pergeseran ke produksi linguistik dan simbolis sebagai elemen sentral dari pascaindustri ekonomi dan budaya. Hal ini yang dianggap sebagai pembatasan tidak langsung kepada perkembangan ilmu pengetahuan oleh modernitas.
Selebihnya menurut Jean-Francois Lyotard, terkait ilmu pengetahuan yang datang dari pandangan besar Modernisme seperti, kebebasan, kemajuan dan sebagainya, telah mengalami permasalahan yang sama dengan masa Abad Pertengahan yang memunculkan istilah seperti, Religius, Nasionalis, Kebangsaan dan keunggulan negara-negara Eropa untuk saat sekarang tidak dapat dipercayai kebenarannya lagi. Maka dari dasar itu, postmodernisme menganjurkan agar suatu ilmu wajib diselidiki dan dibuktikan terlebih dahulu, sebelum diterima secara langsung kebenarannya.
Pemikiran Lyotard terhadap ilmu pengetahuan postmodernisme bukanlah semata-mata menjadi alat untuk penguasa, melainkan ilmu pengetahuan postmodernisme memperluas kepekaan terhadap pandangan yang berbeda dan juga memperkuat kemampuan dalam bertoleransi atas pendirian yang tidak mau dibandingkan.
Dalam buku The Postmodernisme Condition: A Report on Knowledge, yang terbit tahun 1979 ini. Buku yang ditulisnya sebagai laporan tentang pengaruh teknologi dalam ilmu eksakta ini. Termuat analisis tentang gagasan pengetahuan dalam masyarakat postmodern sebagai akhir dari keagungan naratif atau metanarasi yang disebut sebagai ciri khas modernitas. Di buku ini, Lyotard sekaligus memperkenalkan istilah postmodernisme yang sebelumnya hanya dipakai oleh kritikus seni kedalam filsafat dan ilmu sosial, dengan pengertian bahwa, "saya mendefinisikan Postmodern sebagai ketidakpercayaan terhadap metanarasi".
Lyotard mengkritik metanarasi seperti reduksionisme dan gagasan teleologis tentang sejarah manusia seperti Pencerahan dan Marxisme. Sebab Lyotard memandang mereka menjadi tidak dapat dipertahankan karena kemajuan teknologi di bidang komunikasi, media massa dan ilmu komputer. Dimana hasil dari pengembangan ilmu teknik seperti kecerdasan buatan dan terjemahan mesin sangatlahmenunjukkan pergeseran ke produksi linguistik dan simbolis sebagai elemen sentral dari pascaindustri ekonomi dan budaya. Hal ini yang dianggap sebagai pembatasan tidak langsung kepada perkembangan ilmu pengetahuan oleh modernitas.
Selebihnya menurut Jean-Francois Lyotard, terkait ilmu pengetahuan yang datang dari pandangan besar Modernisme seperti, kebebasan, kemajuan dan sebagainya, telah mengalami permasalahan yang sama dengan masa Abad Pertengahan yang memunculkan istilah seperti, Religius, Nasionalis, Kebangsaan dan keunggulan negara-negara Eropa untuk saat sekarang tidak dapat dipercayai kebenarannya lagi. Maka dari dasar itu, postmodernisme menganjurkan agar suatu ilmu wajib diselidiki dan dibuktikan terlebih dahulu, sebelum diterima secara langsung kebenarannya.
Pemikiran Lyotard terhadap ilmu pengetahuan postmodernisme bukanlah semata-mata menjadi alat untuk penguasa, melainkan ilmu pengetahuan postmodernisme memperluas kepekaan terhadap pandangan yang berbeda dan juga memperkuat kemampuan dalam bertoleransi atas pendirian yang tidak mau dibandingkan.
Dengan demikian, pemikiran lyotard ini dianggap telah membuka pemahaman dan kesadaran baru untuk melihat kembali apa yang ditulis dan dikatakan oleh dunia modernitas. Postmodernisme yang dikemukakan oleh Lyotard sendiri sekaligus menjadi warna baru dalam ilmu pengetahuan dunia serta memotivasi sebagian besar para pemikir untuk mengoreksi gagasan pengetahuan dari modernitas. Terimakasih