Warna Pemikiran Filsafat di Abad Pertengahan

Peradaban yunani di akui sebagai titik tolak peradaban manusia di dunia. terutama dalam bidang ilmu pengetahuan "filsafat". Peradaban tersebut kemudian berpindah ke pangkuan kekuasaan Romawi, dimana ketika itu kekuasaan romawi atas setiap wilayah terbentang luas hingga ke daratan britania. Tidak ketinggalan warisan pemikiran filsafat yunani juga ikut terbawa hingga ke Eropa, oleh berkat peran Caesar Augustus yang menciptakan masa kejayaan kesusastraan latin, dengan begitu karya-karya filsafat yang bertuliskan bahasa Yunani dapat ditransliterasikan dalam bahasa latin.

Ketika pemikiran filsafat yunani sampai di Eropa, maka tentu mendapatkan lahan perkembangan baru, ditambah ketika itu filsafat yunani di kawinkan dengan Agama Kristen atas dukungan kerajaan pada abad pertengahan. Upaya integrasi yang dilakukan cukup masif sehingga membentuk formasi baru dalam dunia filsafat. Maka dengan begitu memunculkan filsafat Eropa yang sesungguhnya merupakan sebuah usaha integrasi dari filsafat Yunani dan agama Kristen.

Sayangnya masa pertumbuhan dan perkembangan filsafat abas pertengahan mengalami sekiranya 5 abad belum memunculkan para filsuf (ahli fikir) yang berdiri diatas kaki sendiri "orisinil". Dimana di masa ini dikenal dengan abad kegelapan filsafat karena akibat dari tindakan gereja yang setelah melakukan integrasi dengan filsafat ternyata memonopoli filsafat sebagai legitimasi kepentingan gereja. Manusia di belenggu tanpa memiliki kebebasan mengembangkan potensinya dan para ahli fikir sekalipun tidak memiliki kebebasan dalam berfikir karena bila terdengar pemikiran-pemikiran yang bertantangan dengan doktrin agama maka orang yang mengemukakan pendapatnya akan mendapatkan hukuman berat. 

Hal ini disebabkan oleh pihak gereja yang melarang penyelidikan berdasarkan rasio apalagi terhadap agama karena yang berhak melakukan penyelidikan terhadap agama hanyalah gereja. Jikalau ada yang melanggar larangan gereja maka orang tersebut dianggap murtad dan kemudian bisa di inkuisisi.

Adapun ciri berfikir filsafat yang diperbolehkan oleh gereja ialah gaya berfikir filsafat yang sejalan dengan pola ajaran filsafat atau berfilsafat yang masih dalam lingkungan ajaran aristoteles ditambah berfilsafat dengan pertolongan seorang Santo Augustinus dan lainnya.

Dengan demikian filsafat abad pertengahan ini dikenal dengan suatu masa yang kental akan upaya gereja menggiring manusia kedalam sistem kepercayaan yang licik dan fanatik dengan tujuan membimbing umat dalam kehidupan yang saleh namun di lain sisi dominasi gereja malah membunuh kebebasan umat yang memiliki perasaan, pikiran dan keinginan untuk menentukan masa depannya.

Dengan kenyataan itu maka filsafat abad pertengahan otomatis banyak di dominasi oleh para teolog di dalam pergulatan ilmu pengetahuan, demikian juga para ilmuwan pada masa ini yang hampir semuanya merupakan seorang teolog. Sehingga segala aktivitas berfikir dan keilmiahan harus selali berkaitan dengan keagamaan. dan orang-orang tersebut di ikat dengan sebuah sebutan yang berbunyi Ancilla Theologia (abdi agama).

Filsafat

Dari semua dominasi gereja yang membelenggu manusia untuk bebas mengembangkan potensinya dan hanya berkiblatkan altar nalar gereja diatas. Namun harus diakui bahwa banyak pula temuan di berbagai bidang ilmu pada abad pertengahan oleh para filsuf teologi. Poin penting dalam pembahasan ini ialah perbedaan warna Pemikiran mencolok yang terletak pada dominasi agama atau gereja.

Poin penting lainnya ialah dinamika dan dominasi gereja ini pula yang menimbulkan terjadinya gerakan Ranainsance. Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel