Filsuf Atheisme dalam Aliran Filsafat Eksistensialisme dan Humanisme

Filsuf Atheisme dalam Aliran Filsafat Eksistensialisme dan Humanisme - Dalam sejarah filsafat barat terdapat para filsuf-filsuf yang membicarakan tentang eksisten Tuhan dalam Filsafatnya, termasuk Filsafat Eksistensialisme dan Humanisme yang memiliki landasan pemikiran awal terkait kebebasan dan kemanusiaan. Berikut adalah filsuf yang membahas tentang eksistensi Tuhan.

1. Friedrich Nietzsche

Nietzsche adalah filsuf Atheis yang di katakan paling terekstrem dalam pembahasan mengenai ketuhanan di era modern. Terutama tentang kritiknya terhadap Agama Kristen dan Tuhan yang bisa dilihat dalam bukunya yang berjudul, Anti Kristus, selesai ditulis tahun 1888, namun baru diterbitkan tahun 1995.

Dalam cerita hidup nietzsche, peristiwa yang paling mengagetkan ialah ungkapannya yakni, Tuhan/Allah telah mati (God is Dead). Ungkapan ini dimaksudkan kepada kepercayaan kristiani akan Tuhan di Eropa Barat pada waktu itu telah layu, beku karena hampir tidak memiliki peranan nyata lagi. Maka dengan pandangan diatas, Nietzsche seperti seorang Nabi yang memproklamirkan kematian Tuhan atau suatu zaman tanpa tuhan.

Pemikiran yang dibangun seperti tokoh-tokoh Atheisme yang lain. Dimana Nietzsche menolak adanya eksistensi Tuhan dan sekaligus menyerang eksistensi Tuhan. Menurutnya, dengan matinya Tuhan, manusia baru bebas berbuat dan bertindak. 

Sebab selama ini manusia terkungkung oleh nilai-nilai agama sepwrti aturam pahala dan dosa. Sekali lagi bagi nietzsche, Tuhan telah mati dan terkubur maka dari itu manusia tidal harus takut lagi dengan dosa, manusia sekarang bebas untuk menentukan dirinya, nasibnya dan menjadi Manusia Super.

Manusia super dalam pengertian Nietzsche ialah tujuan manusia, dan lawannya adalah manusia budha yang tidak memiliki ambisi atau tujuan. Sebab menurutnya, kebajikan yang utama ialah kekuatan, karena yang kuatlah yang menang dan segala yang baik harus kuat. Demikian sebaliknya yang lemah pasti buruk.

2. Jean Paul Sartre

Jean Paul Sartre adalah seorang Filsuf Eksistensialis terkenal pada masanya, Karya besar seorang Sartre yang membicarakan tentang Alam, Bentuk-bentuk eksistensinya, tertuang dalam bukunya yang berjudul Being and Nothingness. Pria Prancis yang terkenal dengan Novel-Novel, Tulisan Drama dan Cerita Pendeknya ini memiliki ungkapan terkait agama setelah sekembali dari penggabungan dirinya dengan tentara Prancis dan gerakan pembebasan untuk membela kebebasan manusia. yaitu, 'Manusia tidak mempunyai sandaran keagamaan atau tidak dapat mengandalkan kekuatan diluar dirinya, manusia harus mengendalikan kekuatan dirinya sendiri.

Argumen Sartre ini seringkali dianggap sebagai argumentasi ateismenya padahal sebenarnya tidak untuk membuktikan premis eksistensialnya. Karena kepercayaan kepada Tuhan, menurut Sartre, adalah sebuah pilihan pribadi, ia atau agama adalah kehidupan dan tujuan yang dipilih. Sartre percaya keyakinan kepada Tuhan tidak bisa dipaksakan kepada seseorang

Sartre dalam pengakuannya, mengatakan bahwa dirinya kehilangan keyakinan akan eksistensi ketuhanan ketika berusia 11 (sebelas) tahun. Sebab Tuhan bagi dirinya, bukanlah hal yang jelas. Maka dari itu sartre menganggap Tuhan sama sekali tidak ada manfaatnya untuk meneliti dan membuktikan kesalahan argumen modern bahkan tradisional tentang eksistensi Tuhan.


Inilah pandangan tentang eksistensi Tuhan dari para filsuf beraliran Eksistensialisme yakni, Sartre dan Nietzsche.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel