Membaca Krisis - Krisis di Tubuh Bangsa Indonesia
Membaca Krisis - Krisis di Tubuh Bangsa Indonesia - Sejujurnya, keresahan ini telah lama bersarang di dalam diri saya dan bahkan juga pada sebagian orang-orang yang perihatin terhadap kondisi bagsa indonesia. Sejak tumbangnya rezim orde baru pada tahun 1998 sampai pemerintahan di tahun 2021 sekarang, kondisi bangsa indonesia belum menunjukan perubahan yang berarti. Beberapa kali bangsa ini telah mengganti kepemimpinan nasional namun belum ada pula terobosan fundamental terhadap pembangunan bangsa. Hal ini sekaligus membuat krisis bangsa seperti krisis ekonomi dan krisis politik bertahan dan bisa saja akan muncul krisis-krisis lainya.
Di tahun 2021 ini, terlihat bahwa pemerintah masih memperioritaskan pembangung jangka pendek dan jangka menengah dan itupun masih dalam bentuk fisik dan publis yang sarat akan kepentingan-kepentingan politik. Maka secara otomatis dampak yang diterima oleh masyarakat-pun hanyalah sebuah fatamorgana yang menjauhkan dari perubahan yang positif.
Sekarang, krisis yang dialami bangsa indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tetapi sudah lebih dari itu, dimana bangsa ini terlihat tengah menghadapi krisis karakter atau jati diri. Sebab berbagai peristiwa-peristiwa yang sering berlangsung dalam kehidupan sehari-hari yang dapat disaksikan oleh kita melalui Televisi, Media Cetak dan Media Online dewasa ini yang menunjukan bahwa kiranya masyarakat kita sedang mengalami yang namanya degradasi jati diri.
Seiring berjalannya waktu, moral bangsapun ikut degradasi hingga terasa semakin amburadul, dimana kebiadaban dan kesewenangan terjadi di mana-mana serta nilai-nilai kesopan, tata krama-pun kian musnah. Nyawa-nyawa manusia seperti tak ada harganya, Korupsi menjadi-jadi bahkan para koruptor melakukan aksinya secara terang-terangan dan bangga melempar senyum di layar kaca. Ditambah berbagai kejahatan lainpun merajalela di berbagai daerah.
Dilain sisi sebagian sekolah pendidikan agama yang mengajarkan keruhanian sepertinya terseret dalam lingkaran kegagalan ini, karean tidak dapat mentransformasikan atau menerapkan pemahaman agama yang terkandung norma-norma agama dan nilai-nilai moralitas itu. Hal ini bila tidak secepatnya di tangani dengan serius oleh pemerintah maka yang terjadi ialah kekacauan demi kekaucauan yang menggorogoti bangsa indonesia, bukan hanya pada tubuh bangsa namun juga pada akal pikiran bangsa. Selebihnya Terimakasih
Di tahun 2021 ini, terlihat bahwa pemerintah masih memperioritaskan pembangung jangka pendek dan jangka menengah dan itupun masih dalam bentuk fisik dan publis yang sarat akan kepentingan-kepentingan politik. Maka secara otomatis dampak yang diterima oleh masyarakat-pun hanyalah sebuah fatamorgana yang menjauhkan dari perubahan yang positif.
Sekarang, krisis yang dialami bangsa indonesia tidak hanya krisis ekonomi maupun politik, tetapi sudah lebih dari itu, dimana bangsa ini terlihat tengah menghadapi krisis karakter atau jati diri. Sebab berbagai peristiwa-peristiwa yang sering berlangsung dalam kehidupan sehari-hari yang dapat disaksikan oleh kita melalui Televisi, Media Cetak dan Media Online dewasa ini yang menunjukan bahwa kiranya masyarakat kita sedang mengalami yang namanya degradasi jati diri.
Seiring berjalannya waktu, moral bangsapun ikut degradasi hingga terasa semakin amburadul, dimana kebiadaban dan kesewenangan terjadi di mana-mana serta nilai-nilai kesopan, tata krama-pun kian musnah. Nyawa-nyawa manusia seperti tak ada harganya, Korupsi menjadi-jadi bahkan para koruptor melakukan aksinya secara terang-terangan dan bangga melempar senyum di layar kaca. Ditambah berbagai kejahatan lainpun merajalela di berbagai daerah.
Seperti kejadian pembunuhan, seorang anak yang membacok ibunya karena tidak diberikan uang dan kasus pemerkosaan seorang ayah terhadap putrinya serta pembegalan dan pencurian yang terjadi di jalanan umum. Selain itu ditambah dengan keutuhan dan ketahanan bangsa yang hampir mengalami disintegrasi akibat konflik internal seperti Terorisme, konflik berkepanjangan di Papua dan Sulawesi (Poso).
Ini jelas memperlihatkam sebagian besar masyarakat indonesia seperti kehilangan jati diri dan prinsip dalam kehidupam berbangsa dan bernegara. Konsep Bineka Tunggal Ika, Konsep keagamaan dan Adat Budaya seakan luntur secara serentak bersama. Terus apa yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan diatas tersebut?
Menurut subjektifitas saya, Krisis jati diri dan ancaman disintegrasi bangsa ini di akibatkan karena kerusakan pemikiran, jiwa individu-individu masyarakat yang terjadi secara kolektif sehingga membentuk kebiasaan atau budaya baru. Budaya inilah yang telah mengkristal di dalam internal masyarakat indonesia hingga pada akhirnya menjadi karakter bangsa. Sebab karakter bangsa ditentukan oleh ciri manusia indonesia itu sendiri.
Jika di analisis dari kekacauan yang ada, apakah mentalitas bangsa merupakan warisan penjajah feodalis atau justru merupakan kegagalan pendidikan indonesia membentuk karakter bangsa? Sebab pendidikan sesungguhnya harus menjadi media pembentukan jatidiri sekaligus memperbaiki karakter bangsa "masyarakat" dengan pengetahuan yang mandiri. Dengan begitu Pendidikan semestinya hadir menjadi tameng bagi semua gejolak yang mengancam.
Kegagalan pendidikan menanamkan pengetahuan ini disinyalir disebabkan oleh sistem pendidikan yang lebih mengejar kuantitas ketimbang kualitas, akibatnya para pengajar dan yang diajarkan lebih mengejar prestasi tanpa kemandirian berpikir rasional sehingga tidak dapat menilai baik buruk atau benar salah. Kehilangan kemandirian berpikir inilah yang membuat masyarakat indonesia dengan cepat tersusupi oleh budaya, karakter baru yang belum tentu baik dan benar untuk diikuti.
Ini jelas memperlihatkam sebagian besar masyarakat indonesia seperti kehilangan jati diri dan prinsip dalam kehidupam berbangsa dan bernegara. Konsep Bineka Tunggal Ika, Konsep keagamaan dan Adat Budaya seakan luntur secara serentak bersama. Terus apa yang harus dilakukan untuk menjawab tantangan diatas tersebut?
Menurut subjektifitas saya, Krisis jati diri dan ancaman disintegrasi bangsa ini di akibatkan karena kerusakan pemikiran, jiwa individu-individu masyarakat yang terjadi secara kolektif sehingga membentuk kebiasaan atau budaya baru. Budaya inilah yang telah mengkristal di dalam internal masyarakat indonesia hingga pada akhirnya menjadi karakter bangsa. Sebab karakter bangsa ditentukan oleh ciri manusia indonesia itu sendiri.
Jika di analisis dari kekacauan yang ada, apakah mentalitas bangsa merupakan warisan penjajah feodalis atau justru merupakan kegagalan pendidikan indonesia membentuk karakter bangsa? Sebab pendidikan sesungguhnya harus menjadi media pembentukan jatidiri sekaligus memperbaiki karakter bangsa "masyarakat" dengan pengetahuan yang mandiri. Dengan begitu Pendidikan semestinya hadir menjadi tameng bagi semua gejolak yang mengancam.
Kegagalan pendidikan menanamkan pengetahuan ini disinyalir disebabkan oleh sistem pendidikan yang lebih mengejar kuantitas ketimbang kualitas, akibatnya para pengajar dan yang diajarkan lebih mengejar prestasi tanpa kemandirian berpikir rasional sehingga tidak dapat menilai baik buruk atau benar salah. Kehilangan kemandirian berpikir inilah yang membuat masyarakat indonesia dengan cepat tersusupi oleh budaya, karakter baru yang belum tentu baik dan benar untuk diikuti.
Dilain sisi sebagian sekolah pendidikan agama yang mengajarkan keruhanian sepertinya terseret dalam lingkaran kegagalan ini, karean tidak dapat mentransformasikan atau menerapkan pemahaman agama yang terkandung norma-norma agama dan nilai-nilai moralitas itu. Hal ini bila tidak secepatnya di tangani dengan serius oleh pemerintah maka yang terjadi ialah kekacauan demi kekaucauan yang menggorogoti bangsa indonesia, bukan hanya pada tubuh bangsa namun juga pada akal pikiran bangsa. Selebihnya Terimakasih