Jeremy Bentham : Sang Pendiri Pemikiran Utilitaranisme

Jeremy Bentham adalah seorang Filsuf yang mendirikan Utilitaranisme dan juga merupakan filsuf aliran Empirisme dalam bidang Moral dan Politik asal Inggris. Bentham lahir di 15 Februari 1748 London, Inggris dan meninggal 6 Juni 1832 London, Inggris. Bentham menempuh pendidikan di Oxford pada usia 12 tahun dan lulus pada usia 15 tahun, Bentham muda kemudian melanjutkan untuk mempelajari Hukum dan kemudian mulai bekerja di usianya yang terbilang muda 19 tahun.Setelah itu mendapatkan kualifikasi sebagai seorang advokat (baristter) di London.

Disela-sela aktivitas hukum-nya Bentham berminat terhadap berbagai persoalan yang berkaitan dengan moralitas publik dan banyak menulis persoalan mengenai etika, politik dan hukum serta selalu semangat menerapkan ide-ide praktisnya. 

Bentham juga adalah seorang pemimpin dari kelompok yang menjadi ujung tombak gerakan reformasi liberal. Atau yang dikenal dengan sebutan, Para Philosophical Radicals (Para Radikal Filosofis). Gerakan yang dipimpin oleh Bentham ini, banyak kali menyorot persoalan-persoalan seputar pendidikan, hukum tentang aktivitas seksual, korupsi dilembaga-lembaga publik, pengelolaan penjara dan penyensoran.

Selebihnya terkait, prinsip pedoman bagi kebijakan publik, Bentham memeluk sebuah pepatah yang telah dikemukakan sejak awal abad 18 oleh seorang Filsuf terkenal Skotlandia-Irlandia bernama Francis Hutcheson, yang berbunyi "Tindakan yang terbaik adalah yang memberikan sebanyak mungkin kebahagiaan bagi sebanyak mungkin orang". 

Dari pepatah ini yang kemudian menjadi batu loncatan Bentham untuk mengembangkan pemikirannya menjadi sebuah Filsafat Moral, yang menyatakan bahwa benar salahnya suatu tindakan harus dinilai berdasarkan konsekuensi-konsekuensi yang diakibatkannya. Dalam hal ini, konsekuensi yang baik adalah konsekuensi yang memberikan kenikmatan kepada seseorang. 

Di lain pihak, konsekuensi yang buruk adalah yang memberikan penderitaan kepada seseorang. Dengan begitu, dalam situasi apapun, pedoman tindakan yang benar adalah arah memaksimumkan kenikmatan dibandingkan penderitaan, atau meminumkan penderitaan dibandingkan kenikmatan. Pemikiran Filsafat Moral inilah yang kemudian dikenal sebagai Utilitaranisme yang nantinya diteruskan oleh seorang John Stuart Mill.

Secara umum pemikiran Bentham sangat dipengaruhi oleh filsuf Prancis sebelum revolusi, salah satunya ialah Montesquieu. Ide-ide filsuf Prancis itu dikembangkan lebih lanjut oleh Bentham, dan kemudian mempengaruhi Sosialisme di Inggris pada sekitar abad ke 19 dan para pengikut utamanya terkenal sebagai Pemikir Bebas, tak beragama (Freethinker). 

Jeremy Bentham

Sebab itu, para Freethinker tidak diperkenankan masuk universitas Oxford ataupun Cambridge, merekapun mendirikan universitas baru yang diberi nama University of college, London 1826. Sekarang Jeremy Bentham dianggap terus "hidup" di kampus tersebut sampai hari ini. Karena di aula masuk, jasadnya yang telah diberi balsam di pajang dalam sebuah kotak kaca, lengkap dengan pakaian yang biasa dikenakannya sehari-hari. Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel