Puisi Denyut Rasa Malam Itu

Puisi Denyut Rasa Malam Itu - Malam itu, sedang ramai pada sebuah acara syukuran seorang teman yang baru saja wisuda atau meyelesaikan studi sarjana. Semua rekan dan saudara berkumpul, ada yang saling mengenal cukup akrab dan ada juga yang belum saling mengenal hingga sekedar mengenal tapi tak dekat.

Seorang gadis duduk di bagian tengah meja yang tersusun memanjang, adik tingkat di kampus yang memposisikan diri untuk lebih banyak menyimak pembicaraan para kakak tingkatnya. Sesekali dia menekan layar smartphonenya. Sesekali juga menghadirkan senyum indah di sela-sela percakapan orang-orang di sampingnya.

Tanpa sengaja, tatapan ini terfokus kepada gadis itu, denyut nadi bergetar hingga menembus kalbu. Rasa malam itu bercampur aduk. Tak saling mengenal membuat banyak pertanyaan dan kekhawatiran untuk mendekat dan memulai percakapan. Menatap dari jauh menjadi pilihan terbaik malam itu.

Namun, semeste bekerja dan Tuhan Maha Mengetahui. Kita diberi kesempatan untuk saling mengenal tanpa sengaja karena hubungan emosional antara mahasiswa dan alumni yang sama jurusan. Komunikasi mulai terbangun, candaan tanpa ocehan menjadi penghubung yang mendukung. Percakapan tanpa basa basi mendominasi hingga rasa cinta menjadi nyata.

Denyut Rasa Malam Itu


Kala itu singkat, malam penuh keramaian dan kau menikmatinya dengan diam.
Sorakan-sorakan yang ramai di sekeliling tak mempengaruhi gerak mu.
Tatapan ini terfokus dari kejauhan, kau masih tetap diam sambil melepas senyum indah dan tulus.
Denyut Rasa malam itu hadir tak sengaja begitu saja, tanpa sadar, tanpa rencana. 
Tatapan ini mengisyaratkan hati agar mulai merasa. Kau menjadikan malam semakin indah, ceria dan bahagia.

Waktu terus menapaki jalan-jalan kehidupan. Hasrat dibatasi oleh tumpukan ketakutan, mendekati dirimu membutuhkan keyakinan. 
Malam itu, dingin menjadi risau dan kata-kata menghilang. Ucapan menguap tanpa suara. Rasa takut terbesit. 
Memandang dalam syukur menjadi pilihan bijaksana. Seketika kau menjadi misteri Tuhan atas doa-doa malam ku.

Sunyi mulai bersua, menjadi cermin hidup yang terarah. Kini, kau hadir tanpa rencana. Menjadi dekat tanpa alasan, seakan semesta memberi syarat yang mulai terbaca. 
Kau menjadi nyata dalam bagian kisah ini. Cinta menjadi ceria di hari-hari ini. Doa-doa kini menjadi hujan rasa, memberi kesuburan pada hati yang kaku. 

Denyut rasa malam itu kini membuktikan bahwa kau bagian nyata dalam kesempurnaan duniaku. Kau, bagian dari nyawaku, penyatuan jiwa kita menjadi cahaya bahagia pada bagian kecil semesta, orang-orang menyebut itu cinta.

Puisi Denyut Rasa Malam Itu

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel