Puisi Tak Usah Lagi Datang dan Puisi Hadir yang Sendu
Puisi Tak Usah Lagi Datang
Hadir yang sendu mengetuk dada...
Ku pandang tajam, kau yang sedang menyapa...
Ditengah irama yang tak beraturan, aku berkata "iya"....
Pada saat itulah kita saling menumbuh rasa...
Bisikmu menjadi isyarat cinta, aku terbawa...
Kau ucap satu kata mewakili raga...
"Cinta"...
Kita menyatu dalam irama yang tak beraturan, lalu terbawa dalam nyanyian yang akhirnya hilang...
Cinta yang begitu enggan memberi ruang, aku terkekang begitu dalam...
Mengapa memeras segala rasa, lalu akhirnya kau hancurkan jua?
Aku hilang, jauh dari bayang...
Tenggelam, hanyut dan kelam...
Kini kau datang membawa pesan, bahwa kau ingin kembali dalam dekapan...
CUKUP ku bilang...
Jangan lagi kau hancurkan...
Baiknya kau menghilang dan tak usah lagi datang
Puisi Hadir yang Sendu
Kau datang dan menawarkan rasa...
Lalu ada irama yang tak beraturan diseisi dada...
Bahagia, bingung, hingga aku serba salah...
Ternyata cinta sudah mengetuk relung rasa...
Hati mulai berbunga...
Selalu saja aku bertanya....
Kau dimana? Sedang apa? Apakah kau baik-baik saja?