Bertemu dan Berdialog Dengan Suku Bajo di Kepulaun Sula

Bertemu dan Berdialog Dengan Suku Bajo di Kepulaun Sula - Pada cerita saya kali tentang perjalanan menuju ke desa Bajo untuk bertemu dengan suku Bajo yang berada di Kepulauan Sula, Maluku Utara. Suku Bajo merupakan suku yang pada umumnya bermukim di pesisir pantai sampai di atas permukaan laut. Hampir setiap daerah di Indonesia terdapat suku Bajo yang berdomisili seperti ada juga di Sulawesi. Seperti di Maluku Utara sendiri terdapat dibeberapa Kabupaten yaitu Kepulauan Sula dan Halmahera Selatan, mungkin juga terdapat di kabupaten lain di Maluku Utara tapi dua kabupaten yang saya sebutkan sudah pernah saya kunjungi. Apalagi saya sendiri berasal dari Kepulauan Sula.

Perjalanan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat suku Bajo yang ada di daerah asal saya Kepulauan Sula. Sejak kecil, saya beberapa kali pergi ke desa Bajo ini namun hanya sekedar lewat. Berada lama di daerah perantauan, membuat saya tertarik untuk mengenal lebih mendalam lagi aktivitas mereka sehari-hari saat mudik ke kampung halaman saya.

Suku Bajo di daerah kami terbilang menarik sebab mereka dikenal dengan orang yang ahli dalam mencari ikan di laut. Mayoritas penduduk Kepulauan Sula terkenal dengan bertani meskipun juga nelayan tapi tidak seberapa. Namun, berbeda dengan suku Bajo yang hanya fokus sebagai nelayan, hal itu sekilas terlihat dengan lingkungan kehidupan mereka yaitu di laut.

Tujuan perjalanan saya ke desa Bajo untuk berbicara dengan mereka sambil bertanya-tanya tentang bagaimana cara mereka bertahan hidup di atas air dan bagaimana kerja mereka di lautan untuk mencari ikan.

Saya bersama seorang teman melakukan perjalanan dari kota Sanana sebagai ibu kota Kepulauan Sula menuju ke desa Bajo yang berada di Sanana Utara. Waktu yang ditempuh sekitar 30 menit menggunakan kendaraan beroda dua.

Setibanya di desa Bajo kami melakukan berjalan-jalan sebentar menelusuri pemukiman mereka yang kebanyakan berada di atas air laut dan saat sedang berkeliling kami bertemu dengan anak-anak yang sedang asik mandi di pantai, mereka begitu menikmati hari-hari mereka yang selalu bersentuhan dengan laut.


Kami melanjutkan perjalanan ke pasar Bajo, sebuah pasar yang dibangun di desa Bajo, di sana kita dapat menemukan macam-macam jenis ikan segar. Mulai dari ikan dasar dan bukan ikan dasar. Istilah ikan dasar adalah ikan yang hidup di terumbu karang sedang yang bukan ikan dasar yaitu sebaliknya yaitu ikan yang tidak hidup di terumbu karang.

Begitu sampai di pasar, mata kami dimanjakan dengan ikan-ikan segar yang sangat banyak. Memang desa Bajo terkenal dengan sumber penghasil ikan terbesar di Kepulauan Sula. Jadi orang akan lebih mudah mendapatkan ikan jika pergi ke desa Bajo.


Setelah jalan-jalan ke pasar ikan untuk melihat-lihat ikan segar, kami kembali berkeliling dan menelusuri setiap sudut jalan jembatan yang mereka buat. Dulu desa Bajo ini masih terbilang kecil atau belum banyak penduduknya tapi sekarang setelah 10 tahun lebih kembali ke kesini sudah jauh berubah, mulai dari banyaknya rumah dan penduduk yang makin bertambah.

Oleh arena itu kami cukup lama berjalan mengeliling desa Bajo, apalagi jalan di atas air, berbeda dengan jalan di darat yang dapat dilakukan secara cepat.


Kami lama melakukan perjalanan sambil bertegur sapa dengan masyarakat setempat dan sangat menarik karena kami banyak melihat hal-hal yang unik seperti semua aktivitas kehidupan sosial mereka berlangsung di depan dan samping-samping rumah. Hal ini karena rumah yang dibangun di atas laut tidak cukup ruang. Namun dengan begitu, sangat terlihat hubungan sosial yang harmonis terjadi di sini.

Sambil berjalan-jalan di tengah-tengah aktivitas kehidupan mereka, kami melihat-lihat siapa yang dapat diajak dialog untuk bertanya-tanya tentang informasi kehidupan suku Bajo. Akhirnya kami menemukan seorang pria berumur sekitar 40 an untuk di ajak ngobrol, pria tersebut bukan berasal dari suku Bajo di Kepulauan Sula melainkan dari Sulawesi Tenggara tapi sudah beberapa tahun tinggal di sini jadi cukup untuk mencari informasi dari beliau.


Tidak banyak yang kami tanyakan, lebih fokus tentang bagaimana cara mereka bertahan hidup di permukaan laut seperti ini. Dari penjelasannya mereka bertahan hidup hanya sebagai nelayan, namun ketika musim ombak mereka akan sedikit kesulitan mencari ikan sehingga ketika banyak hasil yang diperoleh ketika melaut, mereka simpan. Selain melaut ada juga aktivitas lain seperti jual beli barang yang terjadi di desa Bajo. Ada beberapa kios dan petak yang digunakan masyarakat Bajo untuk jual beli.

Kemudian kami lanjutkan obrolan terkait harga ikan di pasaran, harga ikan pada umumnya bervarias tergantung jenis ikan dan ukuran. Namun biasanya harga ikan dasar akan lebih tinggi dari pada ikan bukan dasar. Hal ini karena proses penangkapan yang terbilang lebih sulit. Intinya harga ikan dapat murah atau mahal tergantung musim dan cuaca. Ketika musim banyak ikan maka bisa saja ikan akan murah namun ketika musim ombak yang sulit ikan maka harga dapat naik.

Hari mulai gelap dan kami bergegas pulang sebab masih memerlukan lama perjalanan sekitar 30 menit untuk kembali ke rumah. Dengan sedikit perjalanan dan informasi ini sebagai awal perjalanan yang nantinya di hari berikutnya dapat kita kembali lagi ke desa Bajo untuk berbicara lebih lama dengan suku Bajo di Kepulauan Sula ini.

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel