4 Proses Memperoleh Pengetahuan Menurut Imannuel Kant
Terdapat banyak Teori Pengetahuan yang muncul dari pemikiran para filsuf, semisalnya teori pengetahuan dari Aristoteles, Plato Rene Descartes David Hume dan Sir Bertrand Russell. Namun saya kali ini memilih untuk menuliskan teori pengetahuan menurut seorang rasionalis yang bernama Immanuel Kant.
Dimana pemikiran Immanuel Kant sendiri menghasilkan beberapa teori pengetahuan seperti apriori dan aposteori. A priori merupakan pengetahuan yang tidak bersumber dari pengalaman langsung, sedangkan maksud A posteori adalah pengetahuan yang bersumber dari pengalaman langsung. Atau dengan kata lain, apriori didapatkan sebelum seseorang dapat melihatnya, dan a posteori ialah setelah seseorang melihat dan jelas mengetahuinya.
Lain dari itu, menurut Kant obyek pengetahuan terbagi menjadi dua, yakni Noumena dan Fenomena. Noumena adalah sesuatu yang ada didalam diri dan dipikirkan oleh akal semisalnya Tuhan, Kebebasan dan sebagian lainnya yang dipikirkan sendiri. Sebaliknya fenomena merupakan sebuah beksistensi inderawi yang menjadi obyek pengalaman dan bukanlah sesuatu yang berada dalam dirinya. Namun fenomena adalah sesuatu yang mungkin ada dan akan terjadi, maka pengetahuan bisa diperoleh melalui indera dan pemahaman setelah seseorang melihat sesuatu yang membuatnya mengetahui sesuatu itu.
Berangkat dari itu, Kant kemudian tahapan memperoleh pengetahuan secara umum, atau tahap-tahap proses terjadinya persentuhan antara subjek dengan objek- objek-objek yang disebut proses memperoleh pengetahuan menurut Imannuel Kant ialah Tahap Penampakan, Tahap Intuisi. Tahap Persepsi, dan Tahap Pengalaman.
1. Penampakan
Yakni tahapan dimana objek yang tampak atau terbersit kepada kita bukanlah objek itu sendiri sebagaimana ia pada dirinya sendiri, melainkan hanya Erscheinung objek itu, yakni objek sebagimana tampak kepada kita. Penampakan itu objek itulah yang terberi kepada kita, dan bukan objek itu sendiri. Objek itu sendiri, objek pada dirinya (an sich), tidak pernah kita tahu. Kita tidak memiliki akses ke objek an sich ( karena kita telah selalu memiliki ke -12 kategori transendental yang langsung mem-frame objek yang kita persepsi ). Penampakan itulah yang menjadi materi kasar yang kemudian diproses oleh subjek penahu (knowing subject).
2. Intuisi
Melalui penampakan objek ketika pertama sekali " bersentuhan" dengan subjek pengetahuan ketika penampakan itu terbersit kepada kita. Misalnya, ketika kita melihat penampakan yang memiliki dinding, atap, jendela, pintu bentuk dan lainnya. Maka kemudian setelah diproses oleh kategori - kategori transendental, kita kemudian mengatakan bahwa itu adalah sebuah rumah.
3. Persepsi atau Wahrnehmung adalah tahapan kesan- kesan indrawi yang diperoleh atau ditangkap oleh subjek penahu dan diproses oleh kategori - kategori transendental. Persepsi adalah Intuisi yang telah disadari.
4. Pengalaman atau Erfahrung
Tahapan pengalaman adalah pengetahuan inderawi, yang ketika adanya penampakan-penampakan diatas di ungkapkan dalam konsep, yaitu Rumah.
Nah, Selebihnya menurut Kant, walaupun seseorang dapat melihat, masih terdapat indera yang lain seperti indera pendengaran, penciuman, pengecap dan indera peraba, yang dimana semua indera itu bermanfaat memberikan pengetahuan yang baru. Akan tetapi, hal ini sebenarnya tidak cukup tanpa adanya pemahaman karena tanpa pemahaman maka tidak ada obyek yang dipikirkan.
Dimana pemikiran Immanuel Kant sendiri menghasilkan beberapa teori pengetahuan seperti apriori dan aposteori. A priori merupakan pengetahuan yang tidak bersumber dari pengalaman langsung, sedangkan maksud A posteori adalah pengetahuan yang bersumber dari pengalaman langsung. Atau dengan kata lain, apriori didapatkan sebelum seseorang dapat melihatnya, dan a posteori ialah setelah seseorang melihat dan jelas mengetahuinya.
Lain dari itu, menurut Kant obyek pengetahuan terbagi menjadi dua, yakni Noumena dan Fenomena. Noumena adalah sesuatu yang ada didalam diri dan dipikirkan oleh akal semisalnya Tuhan, Kebebasan dan sebagian lainnya yang dipikirkan sendiri. Sebaliknya fenomena merupakan sebuah beksistensi inderawi yang menjadi obyek pengalaman dan bukanlah sesuatu yang berada dalam dirinya. Namun fenomena adalah sesuatu yang mungkin ada dan akan terjadi, maka pengetahuan bisa diperoleh melalui indera dan pemahaman setelah seseorang melihat sesuatu yang membuatnya mengetahui sesuatu itu.
Berangkat dari itu, Kant kemudian tahapan memperoleh pengetahuan secara umum, atau tahap-tahap proses terjadinya persentuhan antara subjek dengan objek- objek-objek yang disebut proses memperoleh pengetahuan menurut Imannuel Kant ialah Tahap Penampakan, Tahap Intuisi. Tahap Persepsi, dan Tahap Pengalaman.
1. Penampakan
Yakni tahapan dimana objek yang tampak atau terbersit kepada kita bukanlah objek itu sendiri sebagaimana ia pada dirinya sendiri, melainkan hanya Erscheinung objek itu, yakni objek sebagimana tampak kepada kita. Penampakan itu objek itulah yang terberi kepada kita, dan bukan objek itu sendiri. Objek itu sendiri, objek pada dirinya (an sich), tidak pernah kita tahu. Kita tidak memiliki akses ke objek an sich ( karena kita telah selalu memiliki ke -12 kategori transendental yang langsung mem-frame objek yang kita persepsi ). Penampakan itulah yang menjadi materi kasar yang kemudian diproses oleh subjek penahu (knowing subject).
2. Intuisi
Melalui penampakan objek ketika pertama sekali " bersentuhan" dengan subjek pengetahuan ketika penampakan itu terbersit kepada kita. Misalnya, ketika kita melihat penampakan yang memiliki dinding, atap, jendela, pintu bentuk dan lainnya. Maka kemudian setelah diproses oleh kategori - kategori transendental, kita kemudian mengatakan bahwa itu adalah sebuah rumah.
3. Persepsi atau Wahrnehmung adalah tahapan kesan- kesan indrawi yang diperoleh atau ditangkap oleh subjek penahu dan diproses oleh kategori - kategori transendental. Persepsi adalah Intuisi yang telah disadari.
4. Pengalaman atau Erfahrung
Tahapan pengalaman adalah pengetahuan inderawi, yang ketika adanya penampakan-penampakan diatas di ungkapkan dalam konsep, yaitu Rumah.
Nah, Selebihnya menurut Kant, walaupun seseorang dapat melihat, masih terdapat indera yang lain seperti indera pendengaran, penciuman, pengecap dan indera peraba, yang dimana semua indera itu bermanfaat memberikan pengetahuan yang baru. Akan tetapi, hal ini sebenarnya tidak cukup tanpa adanya pemahaman karena tanpa pemahaman maka tidak ada obyek yang dipikirkan.
Dengan kata lain, tidak akan ada manfaat jika hanya melihat tanpa memikirkan tentang apa yang dilihatnya. Sehingga hal ini tidak bisa menjadi pengetahuan. Sebab menurut Kant, untuk memperoleh pengetahuan seseorang harus melibatkan indera dan pemahaman.