Mengenal Metode Dialektis Dalam Dunia Filsafat

Dalam dunia filsafat, terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menemukan dan mencapai sebuah kebenaran dan di antaranya telah dibahas di artikel sebelumnya dan yang berikutnya adalah metode Dialektis.

Metode Dialektis adalah sebuah metode yang selalu identik dengan seorang Hegel, sehingga sering kali disebut sebagai Hegelian Method. Metode ini mengaku jalan untuk memahami kenyataan ialah ialah dengan mengikuti gerakan pikiran atau konsep. Dengan mengikuti gerak pikiran itu maka seluruh perkembangan sejarah akan dapat dipahami.  

Dimana seluruh kenyataan tidak lain dan tidak bukan merupakan penampakan diri dari akal yang tidak terbatas, karena akal itu adalah pikiran yang memikirkan dirinya sendiri dan mengaktualisasikan dirinya dalam proses sejarah. Oleh karena itu, akhirnya semua pertentangan dapat disesuaikan, sebab struktur pemikiran bersesuaian dengan proses genetis dalam kenyataannya, maka metode dan teori serta sistem tidak dapat dipisahkan dan saling menentukan.

Pada akhirnya dengan mengikuti dinamika dan kenyataan ini, maka metode hegel disebut Dialektis. Metode Dialektika dikemukakan oleh Hegel, dengan memaknai Dialektika ke dalam trilogi yaitu Tesis, Anti-tesis dan Sintesis. Atau dengan mengajukan suatu pengertian dan kemudian menyodorkan lawannya dan kemudian didamaikan dengan menentukan bagian terkuat dari keduanya.

Secara praktik, pertama kali yang dilakukan adalah mengiyakan dengan mengambil konsep atau pengertian umum dan mudah dimengerti. Misalnya, Olahraga itu sehat, langkah kedua adalah mengingkari dengan sanggahan, Olahraga itu mencederai dan seterusnya karena dalam Dialektika tidak pikirkan dari ujung mana dimulai, selalu muncul lawannya "pengingkarannya". 

Sejalan dengan langkah kedua di atas, langkah ketiga diisi dengan mengiyakan pengingkaran yang memperkaya keduanya langkah awal. dengan demikian, keduanya saling mengisi, mempengaruhi dan memperbarui hingga menjadi lebih konkrit dan padat. Atau dengan kata lain, kedua langkah berlawanan itu mendorong munculnya kenyataan baru karena ketiga langkah itu sebenarnya secara bersama-sama merupakan satu gerakan saja.

Jadi, jika dilihat lebih jauh, ini terlihat sebagai konsepsi yang hadirkan kontradiksi demi kontradiksi dan seakan menunjukkan pemikiran yang salah. namun bagi Hegel, kontradiksi inilah yang dirubah menjadi motor penggerak Dialektika. 

Kontradiksi-kontradiksi yang dianggap sebagai pemahaman yang salah dirombak oleh Hegel menjadi tahapan atau jalan mutlak yang harus dilalui untuk mencapai yang namanya kebenaran. Oleh sebab itu, logika formal itu bukanlah filsafat karena didalam logika formal kontradiksi dianggap dan dipahami sebagai artian statis.


Terlebih dari semua perihal di atas, Hegel menutupnya dengan menegaskan bahwa Tidak ada satupun kebenaran yang absolut, sebelum berlakunya hukum Dialektika yang digagasnya, maka daripada itu yang absolut hanyalah semangat revolusioner atau yang dimaksud perubahan atau pertentangan atas tesis oleh anti tesis menjadi sintesis. Terima kasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel