Mengenal Karya Simone de Beauvoir, The Ethics of Ambiguity dan The Second Sex

Karya Simone de Beauvoir, The Ethics of Ambiguity dan The Second Sex   - Simone de Beauvoir adalah seorang Filsuf Prancis, Novelis, Tokoh Feminis Modern yang terkenal pada awal abad ke-20. Lahir pada 9 Januari 1908 di Paris, Prancis dan meninggal kota kelahirannya di Paris pada 14 April 1986.

Semasa hidupnya Simone de Beauvoir juga dikenal sebagai Penulis, Pengarang Novel, Otobiografi, Biografi, Esay dalam topik Politik dan Ilmu Sosial. Meskipun dirinya tidak beranggapan bahwa dirinya seorang filsuf seperti Annah Arendt, namun Simone de Beauvoir memiliki kontribusi yang begitu besar dalam Eksistensialisme Feminis dan Teori Feminis.

Simone de Beauvoir terlahir dari keluarga borjuis Prancis, dimana ayahnya adalah Sekretaris Hukum dan seorang ibu yang memiliki garis keturunan Bankir kaya raya. Namun tak lama setelah perang dunia I selesai, keluarga mereka mengalami kebangkrutan dan mengakibatkan dirinya mengambil kesempatan itu untuk menafkahi dirinya sendiri. 

Simone de Beauvoir dikenal sebagai gadis yang cerdas, dimana dia berhasil lulus ujian dari studi Sarjana Matematika di Institut Catholique de Paris pada tahun 1925 dan Sastra Bahasa di institusi Sainte-Marie. Kemudian menamatkan studi Filsafat-nya di University of Sorbonne di 1928, hanya selisih dua tahun.

Simone de Beauvoir kemudian mengajar dibeberapa sekolah menengah seperti di Lycee Montgran, Marseille, di Lycee Jeanne-d'Arc, Rouen dan Lycee Moliere, Paris. dari tahun 1936-1939. Selain itu Simone de Beauvoir dikenal sebagai orang yang memiliki hubungan dengan Filsuf yang bernama Jean Paul Sartre, yang sekaligus menjadi teman diskusi yang saling mempengaruhi dalam proses berfikirnya. Hingga memunculkan dirinya yang setelah Perang Dunia II, dikenal sebagai pejuang Pergerakan Eksistensialisme bersama dengan kekasihnya itu.

Karya Simone de Beauvoir, The Ethics of Ambiguity dan The Second Sex  


Pemikiran-pemikiran de Beauvoir sendiri, merupakan perkembangan dari tema-tema Eksistensialis yang dikemukakan oleh Sartre. Secara khusus semasa hidupnya, Simone de Beauvoir memiliki beberapa karya-karya besar, yang diantaranya adalah The Ethics of Ambiguity.

Buku The Ethics of Ambiguity merupakan upaya menjabarkan dasar filosofis dari pendirian de Beauvoir tentang Etika dan untuk merumuskan eksistensialis dengan berpendapat bahwa manusia pada dasarnya bebas, kebebasan yang berasal dari 'Ketiadaan' yang merupakan aspek esensial dari kemampuannya untuk menjadi dirinya sendiri. Namun manusia juga merupakan sesuatu, sebuah fakta sebuah objek bagi orang lain. Dengan begitu ambiguitasnya adalah bahwa masing-masing dari kita adalah subjek dan objek atau kebebasan dan faktisitas. De Beauvoir menolak yang namanya Kebaikan Absolut atau keharusan moral dan terlebih

Maka menurut de Beauvoir, kehendak bebas pasti akan mengatasi fitrah manusia sehingga manusia harus menerima tanggung jawab atas perilakunya sendiri. Akan tetapi, orang harus terlebih dulu mengetahui potensi kebebasan dalam situasi mereka sebelum mereka memilih untuk menjadi berbeda. Pada akhirnya, de Beauvoir berusaha menggambarkan eksistensi manusia sebagai, Suatu usaha menuju suatu Esensi atau identitas yang pasti.



Karya lain de Beauvoir ialah The Second Sex 1949 (Seksualitas, Feminisme, Eksistensialis 1949) yang dikenal sebagai kitab suci kaum Feminisme. Buku yang berusaha mendefinisikan apa dan makna wanita dengan cara melihat perlakuan kepada kaum wanita selama sepanjang sejarah. Dengan itu, de Beauvoir mengklaim bahwa secara historis wanita didefinisikan sebagai penyimpangan dari jenis kelamin laki-laki normal.

Dalam buku tersebut, de Beauvoir berkata bahwa ia perempuan tidak terlahir melainkan di cetak, dibentuk. Artinya, perempuan tertindas dan terpenjara sekaligus terdepak dari kesetaraan. Perempuan tidak hanya didiskriminasi tetapi juga sengaja dibeda-bedakan secara diskriminatif oleh lelaki, baik secara personal maupun dalam bentuk sistem. Selebihnya dalam pandangan de Beauvoir, perempuan tidak memiliki hak terhadap tubuhnya, pikiran bahkan kesantunan pun harus wajib menyesuaikan dengan keinginan lingkungan dan komunitas, dalam dinamika ini siapa lagi kalau bukan lelaki.

Perempuan dalam The second Sex, seolah tak punya pilihan "kehadiran", sebab yang memberikan "makna" adalah lelaki. Perempuan tidak memiliki kebebasan, kesetaraan dan keluhuran martabat sebagai manusia. Tubuh perempuan hanyalah sebuah objek pelampiasan nafsu dan kekesalan, kekejian maskulinitas yang congkak. Secara khusus terlihat bahwa de Beauvoir mencoba mengungkapkan keberadaan perempuan sekaligus menegur tingkah laku lelaki yang mendominasi dalam hak-hak asasi perempuan.

Simone de Beauvoir, The Ethics of Ambiguity dan The Second Sex

Demikianlah uraian singkat tentang Karya Simone de Beauvoir, The Ethics of Ambiguity dan The Second Sex dari seorang Filsuf dan novelis asal Prancis. Yaitu Simone de Beauvoir. Terimakasih

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel