Filsuf Cicero dan Kontribusi Bahasa Latinnya

Cicero berasal dari keluarga sederhana akan tetapi hampir sebagian besar hidupnya Cicero berhasil membuat dirinya dikenal sebagai Politisi Romawi, Orator dan Ahli Hukum dengan tampil sebagai tokoh terkenal di tengah kalangan Aristokrasi konservatif Romawi.

Namun itu semua dicapai dengan ketekunan yang ia perlihatkan sewaktu muda, dimana dirinya telah melakukan banyak perjalanan dan belajar di Yunani dengan minat belajar filsafat yang sangat tinggi sepanjang kehidupan publiknya.

Cicero menjalani banyak hubungan persahabatan dengan para filsuf-filsuf dari semua aliran filsafat terkenal, akan tetapi baru menemukan dirinya di belantara hutan politik ketika setelah pensiun, nah dititik itulah Cicero kemudian memanfaatkan tahun-tahun terakhir hidupnya untuk menerjemahkan bagian-bagian utama Korpus Yunani ke dalam bahasa latin. Sehingga sekarang sebagian pengetahuan kita tentang pemikiran Yunani adalah berkat terjemahan dari Cicero dan Cicero masih menjadi sumber utama bagi para murid aliran Hellenistek.

Dari sebagian besar karya Cicero, termasuk yang terpenting ialah Academica, tentang ketidakmungkinan pengetahuan tertentu. Buku De Finibus dan Officiis, dimana Cicero membahas tujuan tindakan manusia dan aturan tentang perilaku yang benar. Tusculan Disputations, buku tentang masalah kebahagiaan, emosi manusia, kesakitan dan kematian. On the Nature of Gods dan On Divination, keduanya sama-sama mengkaji masalah Teologis.

Pada buku Academica sendiri berisikan kumpulan dialog, yang Cicero ajukan dan sekaligus membantah sikap berbagai aliran filsafat terkait masalah bagaimana manusia mempersepsikan dan memahami dunia dan apakah kita dapat mengetahui kebenaran atau tidak.

Pemikiran filsafat yang dibangun Cicero selama 20 tahun terakhir hidupnya merupakan campuran antara Skeptisisme dalam teori pengetahuan dan Stokisme dalam etika serta sangat kritis terhadap semua hal yang Epicurian, meskipun ia mengklaim orisinil namun dialog-dialog Cicero merupakan "pungutan campuran" dari ketiga aliran utama filsafat Yunani.

Selebihnya Cicero berpendapat bahwa bahasa latin lebih bisa dipakai untuk menjelaskan persoalan Filsafat Yunani dan lebih bisa menarik perhatian audiens Filsafat. Maka untuk tujuannya ini dapat dianggap berhasil, sebab kosakata latin yang digunakan olehnya membuat bahasa latin menjadi bahasa utama Filsafat di bandingkan bahasa Yunani sendiri. Terlihat hingga sekarang, meskipun telah banyak penemuan dan pemakaian bahasa modern akan tetapi bahasa latin masih terpakai sampai era renaisans hingga saat ini.

Adapun karya terkenal filsuf besar seperti Rene Descartes pertama kali di terbitkan dengan bahasa latin pada tahun 1641 yaitu buku, Meditations on First Philosophy dan baru kemudian diterjemahkan dalam bahasa Prancis. Ungkapan yang menjadi kesimpulan dalam buku tersebut yakni Cogito Ergo Sum yang secara populer di terjemahkan 'Saya berpikir maka saya ada' hingga saat ini masih dirujuk dengan nama latinnya (Cogito).

Filsuf Cicero

Sekarang, walaupun bahasa latin dalam dunia Filsafat perlahan-lahan mulai tergantikan namun penggalan-penggalan kalimat, kata dan istilah latin Cicero masih di pakai seperti, a priori yang artinya 'sebelum pengalaman', a posteriori 'berasal dari pengalaman', Absordum 'absurditas' dan Reductio ' reduksi' masih sering ditemukan di berbagai halaman buku-buku filsafat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel