Realita Etika Politik di Indonesia
Etika Politik adalah filsafat moral tentang dimensi politis kehidupan manusia, atau cabang filsafat yang membahas prinsip-prinsip moralitas politik. Dengan kata lain etika politik tentang prinsip moral tentang baik buruk dalam tindakan ataupun perilaku dalam berpolitik. (Wikipedia)
Menurut Franz Magnis Suseno Dalam bukunya "Etika Politik", secara praktik, etika politik menuntut agar segala klaim atas hak untuk menata masyarakat di pertanggungjawabkan pada prinsip-prinsip moral dasar, dengan demikian etika politik berusaha membantu masyarakat untuk mengejawantahkan ideologi negara yang luhur kedalam realitas politik yang nyata.
Permasalahannya adalah banyak para politikus mengabaikan nilai-nilai moral etika yang melekat pada dirinya, banyak pula para politikus yang dengan sengaja melakukan tindakan yang tidak etis dan secara sadar meruntuhkan wibawanya secara pribadi bahkan institusi.
Tak sedikit para politikus yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi dan suap. Namun dengan gigihnya dan berbagai cara mempertahankan kepemimpinannya pada suatu institusi tertentu, hal ini jika dilihat dari sisi moralitas tentu sudah tak pantas mengemban amanah. Jika dilihat pada negara-negara yang budaya politiknya maju, para politikus tidak segan untuk turun dari jabatan sekalipun belum ditetapkan secara hukum bersalah.
Maka untuk menghindari para politikus atau politik sendiri kehilangan kepercayaan dari masyarakat, para politikus seharusnya memahami mengaktualisasi budaya moral etik yang ada di masyarakat. Karena bagi saya tidak memungkinkan seorang pejabat yang cacat moralitas memimpin suatu institusi dengan baik dan berwibawa, karena kehilangan kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kepercayaan.
Pentingnya etik politik ini bersesuaian dengan pendapat Drs. Haryanto MA, "bahwa etika merupakan instrumen dalam masyarakat untuk menuntut tindakan (perilaku) agar mampu menjalankan fungsi dengan baik dan dapat lebih bermoral".
Jadi apa yang harus kita perbuat ? Bagi saya untuk memperbaiki dan menjaga etika politik selalu ada, perlu di tegakkan kesadaran pada para politikus bangsa ini dan salah satu cara yang harus dilakukan oleh kita sebagai masyarakat adalah menghidupkan kritik pada pelaku politik yang hilang etika politiknya, bukan menghancurkan namun mengembalikan para politikus ke jalur sesungguhnya.
Tulisan ini sebagai buah dari keresahan saya dan kawan-kawan di atas meja diskusi paling kanan beberapa waktu lalu, dan berupaya mengoreksi dan menyadarkah kita bahwa sebagian besar politikus kita di negeri ini masih begitu jauh dari etika politik.
Menurut Franz Magnis Suseno Dalam bukunya "Etika Politik", secara praktik, etika politik menuntut agar segala klaim atas hak untuk menata masyarakat di pertanggungjawabkan pada prinsip-prinsip moral dasar, dengan demikian etika politik berusaha membantu masyarakat untuk mengejawantahkan ideologi negara yang luhur kedalam realitas politik yang nyata.
Permasalahannya adalah banyak para politikus mengabaikan nilai-nilai moral etika yang melekat pada dirinya, banyak pula para politikus yang dengan sengaja melakukan tindakan yang tidak etis dan secara sadar meruntuhkan wibawanya secara pribadi bahkan institusi.
Tak sedikit para politikus yang terindikasi melakukan tindak pidana korupsi dan suap. Namun dengan gigihnya dan berbagai cara mempertahankan kepemimpinannya pada suatu institusi tertentu, hal ini jika dilihat dari sisi moralitas tentu sudah tak pantas mengemban amanah. Jika dilihat pada negara-negara yang budaya politiknya maju, para politikus tidak segan untuk turun dari jabatan sekalipun belum ditetapkan secara hukum bersalah.
Maka untuk menghindari para politikus atau politik sendiri kehilangan kepercayaan dari masyarakat, para politikus seharusnya memahami mengaktualisasi budaya moral etik yang ada di masyarakat. Karena bagi saya tidak memungkinkan seorang pejabat yang cacat moralitas memimpin suatu institusi dengan baik dan berwibawa, karena kehilangan kerjasama dengan masyarakat dalam bentuk kepercayaan.
Pentingnya etik politik ini bersesuaian dengan pendapat Drs. Haryanto MA, "bahwa etika merupakan instrumen dalam masyarakat untuk menuntut tindakan (perilaku) agar mampu menjalankan fungsi dengan baik dan dapat lebih bermoral".
Jadi apa yang harus kita perbuat ? Bagi saya untuk memperbaiki dan menjaga etika politik selalu ada, perlu di tegakkan kesadaran pada para politikus bangsa ini dan salah satu cara yang harus dilakukan oleh kita sebagai masyarakat adalah menghidupkan kritik pada pelaku politik yang hilang etika politiknya, bukan menghancurkan namun mengembalikan para politikus ke jalur sesungguhnya.
Tulisan ini sebagai buah dari keresahan saya dan kawan-kawan di atas meja diskusi paling kanan beberapa waktu lalu, dan berupaya mengoreksi dan menyadarkah kita bahwa sebagian besar politikus kita di negeri ini masih begitu jauh dari etika politik.
Awin Buton